Sanggar Seni Mumbul Sari
Lestarikan Kesenian Bali Tumbuhkan Jiwa Halus dan Karakter Anak

 Sanggar Seni Mumbul Sari Lestarikan Kesenian Bali Tumbuhkan Jiwa Halus dan Karakter Anak

Polos dan sangat tulus. Puluhan anak setingkat SD dan SMP itu menari penuh semangat mengikuti irama gemelan. Gerak tarinya memang belum sempura, ekspresinya juga tidak begitu menonjol, namun suasana riang gembira mampu mereka wujudkan dalam ruang seni yang akrab. Mereka selalu focus, pandangan kedepan, matanya awas sambil menggerakan jemari, menghentak kaki dan terkadang meliukan badan menirukan sang penari di depan. Jika ada gerakkan yang tidak pas, maka penari satu yang satu ada dibelakang akan memperbaiki, sehingga mampu melakukan gerak tari yang baik dan benar.

Itulah aktivitas anak-anak dalam belajar kesenian Bali, khususnya menari di Sanggar Seni Mumbul Sari setiap Minggu pagi, pukul 09.00 – 11-00 Wita dan dan Selasa sore, pukul 15.00 – 18.00 Wita. Sanggar yang beralamat di Banjar Maspait, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar itu memiliki ratusan anggota, namun yang masih aktif, sekitar 60 anak. Mereka belajar berbagai jenis tari, mulai dari tari klasik, popular hingga tari kreasi. Selain belajar tari, sebagai bagian dari melestarikan kesenian Bali, anggota sanggar juga biasa ngayah di pura-pura dalam bentuk seni Bebali dan Balih-balihan.

Kegiatan ngayah menjadi sangat penting, disamping sebagai bentuk bersosialisasi dengan masyarakat luas, kegiatan ngayah juga sebagai upaya untuk memohon taksu, sehingga tari yang dibawakan menjadi lebih hidup. “Kami ingin mengembangkan dan memberikan pelatihan seni tabuh/karawitan kepada anak-anak kedepannya. Menari dan memainkan gamalen itu sama-sama sebagai bentuk ekpresi jiwa untuk merangsang anak-anak lebih kreatif, sehingga meresa perlu diberikan kepada gene4rasi muda. Sayangnya, kami masih terkendala dengan belum adanya sarana gambelan,” kata I Wayan Suarta, S.Sn, M.Si Ketua yang juga pemilik sanggar.

Baca Juga:  “Ghora Manggala” Tari Persembahan Terinspirasi Dari Tradisi Ritual Ngerebeg

Sanggar Seni Mumbul Sari lahir dari sebuah panggilan hati karena rasa cinta terhadap kesenian Bali yang adiluhung. Idenya juga muncul karena ingin memberikan kegiatan positif bagi anak-anak di jalam millenial, sehingga terhindar dari hal-hal negative. Anak-anak menjadi lebih kreatif, jika loebih banyak diasah dengan kegiatan seni. Apalagi didukung dari sebuah pengamalan menimba ilmu akademis yang diperoleh di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, I Wayan Suarta bersama istrinya Ni Luh Happy akhirnya membangun sebuah komunitas seni pada tanggal 21 September 1993 dengan nama Sanggar Seni Mumbul Sari.



Sanggar Seni Mumbul Sari sebagai sebuah tempat atau wadah untuk tempat berkreatifitas anak-anak dalam hal seni Tari dan Tabuh. Mumbul yang artinya timbul atau muncul, dan Sari adalan benih. Jadi Sanggar Seni Mumbul Sari adalah sebuah tempat atau wadah tempat berkreatifitas yang akan memunculkan benih-benih seni, dengan harapan tempat ini dapat mengembangkan dan melestarikan seni budaya Bali. “Sampai saat ini, Sanggar Seni Mumbul Sari dapat menumbuhkembangkan nilai seni pada jiwa anak-anak, sehingga tumbuh menjadi manusia yang lemah lembut, membentuk karakter yang suka beryadnya dalam berdharma agama dan berdharma negara,” paparnya.

Rawit demikian sapaan akrabnya mengatakan, berdharma agama, anak-anak anggota sanggar selalu terlibat dalam upacara, yaitu ngayah menari, baik dalam fungsinya sebagai Tari Bebali yang menyajikan Tari Rejang Dewa dan Baris Gede atau sebagai Tari Balih-balihan/Hiburan dengan menyajikan tarian lepas, Janger, Arja dan lainnya. Sementara dalam berdharma negara, sanggar ini telah banyak berpartisipasi dalam kegiatan kesenian di Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Gianyar, seperti pentas dalam Pesta Kesenian Bali (PKB), dan hari-hari penting di Kabupaten Gianyar yang dibuktikan dengan banyaknya Tanda Penghargaan yang telah diterimanya.

Baca Juga:  “Rahim Bahari” dari Aghumi sebuah Pemaknaan Laut, Perempuan, dan Tarot Mayor The Moon

Sejak tahun 2005, Sanggar ini telah kemudian dikembangkan dengan mendirikan sebuah Koperasi Sanggar yaitu bernama Koperasi Sanggar Seni “Mumbul Sedana Sari” dengan BH NO : 27/BH/TAHUN 2005, Tgl : 5 September 2005. Koperasi seni ini sangat penting dikembangkan, dengan harapan bahwa Sanggar ini berkonsep Ngayah/Sosial dengan keuntungan koperasi akan dapat mensubsidi anak-anak yang melakukan latihan, sehingga anak-anak bebas dari pembayaran atau gratis. “Sanggar kami juga telah menandatangani perjanjian dengan SMK 3 Sukawati, didalam penyaluran PSG/PKL dalam setiap tahun tepatnya mulai bulan Agustus sampai Desember. Tenaga PSG ini untuk bersama-sama belajar dan mengajar,” aku Rawit polos.

Sanggar seni ini memiliki Kurikulum Pembelajaran yaitu, Tingkat Dasar merupakan anak-anak setingkat SD mulai kelas I sampai dengan kelas IV dengan memberikan Tari Panyembrama, Pendet, Puspewresti, dan Putri Angangsuh untuk putrid dan Tari Baris Tunggal, Gopala, dan Puspewresti untuk anak putra. Untuk Tingkat Madya diikuti oleh anak-anak setingkat SD kelas V sampai anak-anak tingkat SMP kelas I yang mengikuti pelatihyan Tari Legong Kraton, Sekar jagat, Manuk Rawa, dan Sekaribing untuk putrid. Sedangkan untuk Tari Baris Masal, Jauk Keras, Sekaribing, dan Baris Gede itu untuk anak putra.

Untuk Tingkat Utama diikuti oleh anak-anak setingkat SMP kelas II sampai selanjutnya, dengan materi Tari Oleg Tamulilingan, Margapati, Trunajaya, Panji, dan Semerang untuk anak putrid. Sementara untuk anak putra mengikuti pelatihan Tari Jauk Manis, Topeng Keras, Topeng Tua, dan Tari Satya Brasta. Dalam proses belajar, anak-anak memakai baju seragam sanggar dan perlengkapan latihan. Sebelum berlatih, seluruh angota mengawali dengan memanjatkan doa sesuai dengan kepercayaan/keyakinan masing-masing untuk memohon keselamatan dan kelancaran dalam kegiatan latihan.



Di Sanggar Seni Mumbul Sari mempunyai guru atau pelatih pada masing-masing seni yang dipilih oleh anak-anak. Sebagai instruktur tari putri yaitu Ni Luh Happy Pariamini, S.Sn Wayan Pande Eka Swakarma, SSn dan Ni Luh Putu Letsu, Pyartini, SPd, sedangkan instruktur tari putra I Wayan Suarta, S.Sn,Msi dan Wayan Pande Eka Swakarma,SSn. Untuk pembina tabuh dipercaya kepada I Wayan Suarta dan I Ketut Sudra. [B/*]

Related post

28 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *