“Rajah Rasa” Pameran 17 Perupa di Teba Kangin Pemanis Art Space
Karya seni rupa dipamerkan di sebuah tempat yang asri, nyentrik dan sungguh menarik. Rumah dengan tatanan tradisional Bali yang kental, tak hanya membuat rumah itu menjadi semakin asri, tetapi sebaliknya. Berbagai karya lukisan yang dipajang justru menjadi lebih indah. Makna yang ditawarkan menjadi semakin lengkap dan kuat. Setiap pengunjung seakan dipacu mengupas makna dari setiap karya yang ada. Karya itu dipajang di bale daja (bangunan utara), bale dangin (bangunan timur), jineng (lumbung) serta areal natah (halaman), masing-masing memberi kisah berbeda, namun semuanya menarik.
Itulah gambaran pameran drawing bertajuk “Rajah Rasa” yang digelar di Teba Kangin Pemanis Art Space, Desa Pemanis Biuang, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Pameran yang dimulai Senin 23 Mei 2020 itu menghadirkan 24 karya seni rupa dari 17 seniman Bali ternama dengan beragam usia. Pameran menjadi lebih istimewa, karena menghadirkan karya Maestro Nyoman Gunarsa yang memiliki kekuatan garis spontanitas tinggi yang artistik. Pembukaan pameran ini menjadi lebih hidup ketika di explore dengan performance art oleh Kadek Hartini dan puisi oleh Wayan Jengki Sunarta.
Ketika goresan diatas kain merah dimulai, Kadek Hartini menggeliat dengan gerak-gerak dari anggota tubuhnya. Langkah kaki yang kuat, dan dibarengi kedua tangannya yang mengayun penuh penjiwaan. Setiap gerak yang dikuatkan dengan ekspresi itu, disambut puisi Wayan Jengki Sunarta penuh makna. Setiap kata dalam puisi itu seakan mempertegas dari makna pameran yang sedang berlangsung. Bersamaan dengan itu, seluruh peserta yang hadir, lalu menggoreskan kuas di papan putih di areal natah. Sementara di sudut timur laut, beberapa seniman membuat rerajahan (menggores) diatas kertas dan di sisi gelas kertas.
Seniman yang memajng karyanya itu, I Nyoman Gunarsa (alm), Made Wiradana, I Made Bakti Wiyasa, Nyoman Loka Suara, Ketut tenang, Ketut Sudita, Putu Wirantawan, I Putu Bagus Sastra Wedanta, Sri Srinaryo, I Katut Endrawan, I Made Somadita, Pande Nyoman Alit Wijaya Suta, Wayan Jengki Sunarta, Y. Olla, R.A. Ayu RatihWindari dan Ni Wayan Sutariyani. “Made Budiana, perupa senior yang hadir, makanya jumlah seniman yang ikut pameran bertambah 1 menjadi 18 seniman,” kata Bakti Wiyasa.
Pameran Seni Rupa Indonesia Menggambar “Rajah Rasa” ini digelar secara nasional untuk membangkitkan kreativitas seni di masyarakat. Pameran Indonesia Menggambar ini merupakan event berskala nasional yang digelar secara sporadis oleh 250 komunitas seni secara mandiri dalam ranggka memasyarakatkan mengambar di masyarakat, memperingati hari kebangkitan Nasional dan pencangan bulan Mei sebagai bulan Nasional Menggambar di Imdonesia dideklarasikan diseluruh Indonesia dan diikuti oleh 250 komunitas perupa. “Di Bali salah satunya dipusatkan kegiatan Indonesia Menggambar dengan Pameran drawing di Desa Pemanis, Biaung, Penebel Tabanan Bali,” sebutnya.
Bakti Wiyasa mengatakan, event ini sebagai bgentuk penguatan pemajuan kebudayaan. Teba Kangin Art Space, sebagai tempat berlangsungnya pameran “Rajah Rasa” sebagai upaya untuk merajah rasa dan dapat meningkatkan kemampuan dan membangkitkan daya cipta dan menumbuhkan kreatifitas. “Kekuatan lokal Bali, budaya rajah, saya temukan terdiri dari rajah organik untuk jimat, keselamatan dan pengasih-asih. Tradisi rajah di Bali yang agung, maka guratan drawaing menjadi kekuatan. Sebut saja, guratan rajah organic yang menggunakan base batu, pamor, itu secara spirit dan makna disamping artistic,” sebutnya. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali