Lomba Baleganjur Remaja di PKB Menjadi Primadona

 Lomba Baleganjur Remaja di PKB Menjadi Primadona

Sungguh menjadi tontonan primadona. Lomba Baleganjur Remaja dinanti masyarakat disetiap ajang Pesta Kesenian Bali (PKB). Sebut saja pada Lomba Baleganjur Remaja PKB XLIV Tahun 2022 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center), Selasa 14 Juni 2022 malam. Ribuan penonton sudah mengambil posisi menonton di tribun panggung. Ketika gerimis, penonton harus berkali-kali mencari tempat berteduh karena gerimis. Alhasil, perlombaan diundur 30 menit..

Pada Lomba Baleganjur Remaja tersebut, ada tiga duta daerah yang tampil yakni Sanggar Chandra Nada Yowana Desa Adat Padang Tegal, Kecamatan Ubud sebagai duta Kabupaten Gianyar, Komunitas Budaya Sanggar Seni Baswaram Desa Adat Semarapura, Kelurahan Semarapura Tengah sebagai duta Kabupaten Klungkung, dan Komunitas Seni Dwaja Ancala Banjar Dinas Pegubungan, Desa Duda, Kecamatan Selat sebagai duta Kabupaten Karangasem. Para wakil daerah ini tak terpengaruh dengan cuaca dan tetap fokus tampil maksimal.

Duta Gianyar yang tampil pertama diwakili Sanggar Chandra Nada Yowana membawakan garapan berjudul Wave of Springs (WOS). Garapan ini menceritakan WOS adalah sebuah sungai suci yang membentang dari hulu wilayah Ubud, juga merupakan sebuah akronim dari penciptaan karya yang berjudul “Wave of Spring.” Garapan ini mengacu pada pengolahan sumber gelombang air, dan arah penciptaanya berpijak pada transformasi tematik tetesan, aliran, percikan, gelembung, dan gelombang air menjadi bunyi-bunyi teratur dalam bingkai komposisi dengan media gamelan baleganjur.

Lomba Baleganjur Remaja

Gianyar menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Karya ini merupakan ungkapan kreatifitas dan gerakan pembaharuan dalam ranah baleganjur guna memproyeksikan musik masa depan baleganjur sekarang. Tetesan, gelombang, perputaran/siklus, campuhan, dan deburan menjadi bahan sintesa bunyi yang disusun secara terstruktur dengan memikirkan interelasi antar instrumen.

Baca Juga:  Janawati Academy Sajikan Musikal Broadway dalam Bentuk Seni Teater

Sementara duta Kabupaten Klungkung diwakili oleh Komunitas Budaya Sanggar Seni Baswaram membawakan garapan berjudul “Bulak Bangsing” yang bukan hanya perpaduan dua kata untuk bertemu makna. Bulak Bangsing adalah inspirasi semesta atas sradha anak manusia, sebagai pemantik lahirnya fibrasi energi melodi, yang terangkai dalam kemasan gending baleganjur. Bulak berarti genangan mata air, dan Bangsing selain berarti juntaian akar yang keluar dari ranting pohon, juga merujuk kepada kemuliaan kesucian bagian Dasaksara, Bang dan Sing.

Bang adalah pamurtian Tirta Kamandalu sebagai air kehidupan, dan Sing adalah hati manusia yang punya rasa. Eksplorasi rasa untuk selalu memuliakan anugrah air kehidupan inilah kemudian tertuang dan diterjemahkan dalam gending baleganjur, yang sarat dengan aura angker sesuai karakter pelinggih Ida Ratu Nyoman diatas sebuah bulakan mata air beratap juntaian bangsing. Selain harmoni gemuruh permainan kendang dan cengceng, perpaduan olah vokal penabuh yang mengisyaratkan ajakan untuk selalu memuliakan air juga kental dalam gending ini. Dipadu dengan pola-pola eksperimen olah suara pada reong dengan cara yang tidak biasa, semakin menguatkan cipta karsa dan getaran pembaruan atas sebuah keberanian mengungkap rasa.

Lomba Baleganjur Remaja

Sedangkan duta Kabupaten Karangasem yang diwakili Komunitas Seni Dwaja Ancala mengangkat sebuah tradisi yang unik yang menggambarkan tema PKB tahun ini yakni ritual ‘Makekobok’. Makekobok adalah tradisi ritual pembersihan dan penyucian yang dilaksanakan di Campuhan dan di tempat suci Pancoran Beji Solas yang ada di Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Tradisi ini diperuntukkan kepada anak kecil (sekitar usia 6 bulan) sebelum boleh memasuki pura. “Ada keyakinan dari krama Desa Adat Duda, bahwa apabila tradisi ini tidak dilaksanakan si anak akan selalu mendapat gangguan atau goda-godaan dari bhuta-bhuti perancangan Ida Bhatara,” kata koordinator garapan Duta Karangasem, I Putu Angga Wijaya.

Baca Juga:  Parade Gong Kebyar Anak-anak PKB XLIII Kabupaten Badung Tampilkan Sangkara Bawa dan Jembrana Sajikan Cepaka Putih

Penggarap berupaya menampilkan berbagai ekspresi yang muncul pada diri si anak saat prosesi Makekobok seperti bereuforia, gerak-gerik yang kocak atau lucu, serta segala bentuk fenomena dan nilai yang terkandung di balik tradisi tersebut. “Tradisi Ini mengandung makna penyucian diri, melebur sahananing mala ring angga sarira ditandai dengan matur piuning, melukat dan ngelungsur air suci/tirtha, sehingga si anak secara niskala benar-benar dianggap bersih dari dasa mala serta diizinkan untuk diajak memasuki kawasan suci Kahyangan di Desa Adat Duda,” ungkapnya. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post