Tampil di PKB ke-44, Bukti Gambuh Padangaji Masih Lestari

 Tampil di PKB ke-44, Bukti Gambuh Padangaji Masih Lestari

Tampil dalam Rekasedana (Pergelaran) Pesta kesenian Bali (PKB) ke-44 sebagai bukti Sekaa Seni Gambuh Desa Adat Padangaji, Kedesaan Peringsari, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem memang lestari sampai sekarang. Dalam setiap tahunnya, selalu saja ada generasi-generasi baru yang lahir, sehingga kesenian klasik ini selalu dipentaskan, baik dalam kegiatan upacara adat dan agama atau event lainnya. “Pentas di PKB ini, melibatkan 70 seniman,” kata Bendesa Adat Padangaji, I Gusti Bagus Dwi Arta, Senin 20 Juni 2022.

Sekaa Seni Gambuh Desa Adat Padangaji tampil di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center) membawakan cerita ‘Prabu Teratai Bang’. Sebanyak 70 seniman yang terlibat tak hanya dari para penari sepuh di Desa Adat Padangaji, tetapi juga seniman meriahkan seniman muda. Bahkan, untuk penampilannya kali ini kebanyakan generasi muda dari desa setempat yang menghibur pengunjung PKB. “Regenerasi yang ada lahir secara alami. Gambuh Desa Adat Padangaji sudah ada sejak turun temurun dan lestari hingga saat ini. Itu tidak terlepas dari fungsi Gambuh ini sebagai pelengkap upacara,” papar Dwi Arta.

Bahkan, dalam setahun, setidaknya Gambuh yang memiliki kekhasan gerak ini dipentaskan sebanyak tiga kali khususnya saat pelaksanaan aci keagamaan. “Di desa adat kami, gambuh ini berfuingsi sebagai ilen-ilen Ida Bhatara, pelengkap upacara di setiap ada piodalan. Bisa dikategorikan termasuk kesenian bebali. Karena, biasanya dipentaskan pada setiap upacara Aci Purnama Sasih Kelima, Purnama Sasih Kesanga, dan Purnama Sasih Jiyestha,” beber pria kalem ini serius.

Mengenai regenerasi, pihak desa adat selalu bersyukur karena tidak ada generasi muda di desanya yang sampai meninggalkan kesenian tetamian leluhur ini. Bahkan, hingga saat ini para generasi muda di Desa Adat Padangaji yang memiliki bakat dan potensi, secara sadar ikut serta menjadi bagian pertunjukan Gambuh dan dibina oleh para tetua. “Kami beleh katakan, pementasan di PKB tahun ini merupakan hasil belajar pertama kali bagi anak-anak muda di desa kami,” ucapnya bangga.

Baca Juga:  Mantra Ardhana Pamerkan “Kissing The Poetry” Mengingatkan Dialog Tubuh Sangat Penting

 Gambuh Padangaji

Pentas kali ini sekaa gambuh ini melakukan persiapan hampir dua setengah bulan. Anak-anak sangat antosias belajar gambuh untuk pentas PKB saat ini. Padahal sebelumnya belum pernah menari. Anak-anak muda di desa ini mampu melakukan, ada bakat dan potensi yang mendukungnya. “Kami yang senior tidak terlalu sulit untuk mengajarkan apa yang menjadi warisan-warisan leluhur. Responnya sangat cepat,” bebernya.

Sekaa Seni Gambuh Desa Adat Padangaji yang sudah eksis turun temurun tersebut menampilkan cerita ‘Prabu Teratai Bang’ yang sarat akan pesan kehati-hatian dalam bertindak dan selalu berlandaskan kebaikan dan kebenaran. Cerita ini sarat akan pesan, bahwa jika ingin menginginkan sesuatu tapi diraih dengan jalan yang tidak baik alias menyimpang dari Dharma, maka hanya bencana dan kesengsaraan yang akan didapat. “Ala pidabdabe ala kepanggih, yang bermakna jika meraih sesuatu dengan cara yang buruk, maka keburukan juga yang akan ditemui,” ucap Bendesa Adat Dwi Arta.

Lakon ‘Prabu Teratai Bang’ menceritakan tentang seorang prabu yang berkuasa di Kerajaan Kediri. Prabu Teratai Bang namanya begitu tersohor dan rakyat sangat hormat. Namun di balik semua itu, Prabu Teratai Bang merasa sedih lantaran tak kunjung dikaruniai keturunan. Tapi dari petunjuk/wahyu yang didapatkannya, diungkapkan bahwa jika Prabu Teratai Bang bisa membunuh Ida Raden Panji Mala Trasmi, maka beliau bisa mendapatkan keturunan.

Prabu Teratai Bang lantas mencari cara untuk mengikuti petunjuk tersebut. Didapatkanlah informasi bahwa Ida Raden Panji Mala Trasmi sedang berada di dekat Hutan Dedeket. Saat itu, Ida Raden Panji Mala Trasmi hendak bertemu dengan kekasihnya, Diah Langke Sari. Tanpa berpikir panjang, Prabu Teratai Bang mencari keberadaan Ida Raden Panji Mala Trasmi dengan cara membakar Hutan Dedeket. Ida Raden Panji Mala Trasmi marah dan terjadi peperangan. Di akhir cerita, Prabu Teratai Bang tewas dikalahkan oleh Ida Raden Panji Mala Trasmi. [B/*]

Related post