Film Animasi “Bondres Tata Titi” Kupas SE GUB. NO. 4.TH 2022 dengan 5 Episode

 Film Animasi “Bondres Tata Titi” Kupas SE GUB. NO. 4.TH 2022 dengan 5 Episode

Cedil dan Dadong Rerod menjadi tokoh sentral dalam Film Animasi “Bondres Tata Titi” yang ditayangkan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali serangkaian Festival Seni Bali Jani (FSBJ) IV, Kamis 13 Oktober 2022. Film animasi ini disajikan oleh Yayasan Pustaka Visual Nusantara dan disutradarai Agung Sanjaya itu, intinya mengajak masyarakat Bali dari segala lapisan untuk aktif turut serta bersama Pemerintah bergotong royong mewujudkan Bali Era Baru dengan panduan SE GUB. NO. 4.TH 2022.

Dua tokoh bondres ini sungguh memikat dalam film animasi ini. Lucunya bukan main. Mereka tak hanya lihai dalam mengocok perut penonton, tetapi juga cerdas dalam menyelipkan nilai-nilai pendidikan, serta ajakan untuk menjaga lingkungan dan budaya Bali. Banyolan tak hanya membuat penikmat tertawa, tetapi setelah dikupas mampu menjadi sebuah renungan dalam menjalani kehidupan. Meski dalam bentuk animasi, wajah dan gaya Cedil dan Dadong Rerod tak berubah, seperti kebiasaanya dalam dunia panggung.

Sebanyak 5 episode mengangkat cerita yang disampaikan dengan ringan, menarik dan penuh humor. Tokoh bondres yang sudah terkenal cedil dan dadong rerod sengaja ditampilkan, karean kedua tokoh itu telah memiliki merek yang kuat tampil di panggung mementaskan topeng bondres tradisi. “Kami mencoba menampilkan tokoh itu dalam bentuk karakter animasi. Itu menariknya. Dengan gaya yang khas Cedil dan Dadong Rerod, penonton bisa terpikat lalu pesan bisa disampaikan,” kata Agung Sanjaya.

Bondres Tata Titi

Film Animasi “Bondres Tata Titi” menyajikan 5 episode. Pertama, Danu Kerthi yang menceritakan tentang bagaimana masyarakat menjaga sumber mata air, seperti danau sungai dan sumber air lainnnya. Berikutnya, episode sampah terkait dengan pengelolaan sampah berbasis sumber, lalu episode pembelajaran piranti upacara, selanjutnya tentang penggunaan potensi buah lokal. “Kelima episode ini, proses pembuatannya dilakukan di studio di Bali, sekitar 3 bulan dari pra produksi, rekaman suara, dan pasca produksi,” katanya.

Baca Juga:  Kali Ini, Teater Kini Berseri Pergelarkan “Telaga Naga”

Ada sekitar 500 orang yang didominasi oleh anak anak muda utamanya para siswa multi media dan animasi di Bali menyaksikan tayangan Film Animasi “Bondres Tata Titi” itu. “Mudah-mudahan kedepan, Bali menjadi pusat produksi animasi di Indonesia. Bali memiliki potensi, punya sumber daya manusia dan memiliki alam yang mendukung serta memiliki hubungan internasional, sehingga etos kerja sangat memungkinkan,” ucapnya.

Bondres Tata Titi

Melalui tayangan film animasi ini, diharapkan dapat mendidik generasi muda Bali memahami secara sistematis kearifan-kearifan lokal adi luhung, yang selama ini telah diwariskan oleh leluhur berupa tradisi, adat dan pitutur, sehingga warisan tersebut dapat dihayati dan dikembangkan sesuai dinamika zaman di mana generasi muda menjadi pelaku utamanya. “Tujuannya untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai yang menjadi butir-butir Sad Kerthi, secara lebih terarah, sehingga setiap warga di Pulau Bali, tanpa pandang suku dan agama, mencintai budaya Bali yang pada gilirannya akan menjadi api semangat gotong royong menuju Bali Era Baru,” paparnya.

Menurut Sanjaya, animasi sangat berkembang, dan menjadi tontonan menarik oleh seluruh lapisan masyarakat saat ini. Hanya saja di Indonesia kurang produksinya. Justru, di Bali sangat potensial yang mengerjakan produksi animasi hingga untuk luar negari, seperti Jepang, Taiwan dan negara lainnya. Produksi animasi orang Bali sudah diakui keberadaannya, baik ditingkat nasional dan internasional. “Pembuatan film animasi “Tata Titi” ini didukung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dengan mengangkat tema SE Gubernur Bali No 4 tahun 2022 tentang perilaku tata titi masyarakat Bali berdasarkan kearipan lokal Sad Kerthi,” ungkapnya. [B/*]

Related post