Bertabur Seni Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Gianyar
Gianyar memang pantas mendapat julukan bumi seni. Lihat saja pada peringtatan Hari Sumpah Pemuda, Jumat 28 Oktober 2022 lalu, perayaan itu mempertunjukan pragmentari kolosal oratorium sumpah pemuda yang mengangkat tema “United in Diversity” atau Bersatu dalam Keberagaman. Cerita yang diangkat mengisahkan perjuangan Mahapatih Gajah Mada dalam mempersatukan nusantara dengan sumpah palapanya. Karya pragmentari kolosal itu menyajikan karya seni yang inovatif dengan didukung seniman-seniman Gianyar yang handal. Karya seni itu disajikan pada akhir peringatan Sumpah Pemuda itu.
Tak hanya itu, sertangkaian peringatan yang mengambil tema “Yang Muda Berkarya” itu juga melaksanakan lomba baleganjur antar kecamatan se Kabupaten Gianyar. Dalam lomba itu, tampil sebagai Juara I, II dan Juara III, yakni Sekaa Baleganjur Bala Akusa Desa Sukawati, Komunitas Seni Gelung Agung Desa Tampaksiring, dan Sekaa Baleganjur Yowana Giri Puspa Banjar Kedisan Kaja Tegalalang. Piagam penghargaan kepada pemenang lomba Baleganjur diserahkan Bupati Gianyar I Made Mahayastra bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda 2022
Kegiatan lain yang dilaksanakan, diantaranya donor darah, pemeriksaan mata gratis yang menggandeng karang taruna serta kegiatan lainnya yang menggugah kepedulian generasi muda. “Sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah terjadinya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Para pemuda dari Sumatera Jawa Bali dari segala Suku, Ras, dan Golongan menyatakan sikap satu Bahasa, bertumpah darah yang satu yaitu Indonesia, itulah yang menjadi tonggak kebangkitan perlawanan perjuangan di seluruh daerah di seluruh Indonesia. Jadi tanpa Sumpah Pemuda ini kita yakin, tidak ada Proklamasi 17 Agustus 1945,” ungkapnya.
Setelah 77 tahun Indonesia merdeka, semakin dekat dengan masa keemasan atau masa kejayaan namun tentu diikuti dengan disintegrasi bangsa yang merongrong Pancasila atau mengubah kebinekaan. Untuk itu, peran atau tugas pemuda sangat berat dalam menjaga kesatuan NKRI atau mengisi kemerdekaan. “Tugas Pemuda sekarang jauh juga lebih berat atau sama beratnya dengan apa yang dilakukan oleh pemuda-pemuda di tahun 1928. Jadi mengisi pembangunan saat ini tidak kalah dengan berjuang mengangkat senjata memperjuangkan kemerdekaan,” tegasnya. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali