Konseptual Tari ‘Jaladhi Sidhi’ Ditemukan di Pantai Batu Bolong

 Konseptual Tari ‘Jaladhi Sidhi’ Ditemukan di Pantai Batu Bolong

Jika dimata wisatawan, Pantai Batu Bolong sebagai tempat wisata eksotik yang paling dinikmati. Namun, berbeda dari sudut pandang seniman. Pantai Batu Bolong yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung itu menjadi inspirasi untuk sebuah garapan seni.

Sebut saja composer seniman I Wayan Muliyadi, S.Sn., M.Sn, dan choreographer Ida Bagus Yodhie Harischandra, S.Sn yang menciptakan garapan Tari ‘Jaladhi Sidhi’. Tari ini mengisahkan keunikan yang ada di Pantai Batu Bolong melalui seni gerak.

Karya Tari ‘Jaladhi Sidhi’ ini memang indah dan memikat. Ketika dipentaskan oleh Sekaa Gong Kebyar Dharma Laksana Banjar Bersih, Desa Tegal Darmasaba, Kecamatan Abiansemal sebagai duta Kabupaten Badung pada Parade Gong Kebyar Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV mendapat sambutan meriah dari penonton.

Pecinta ataupun penghobi seni terpesona dengan koreografi dari karya tari tersebut ditampilkan di panggung terbuka Ardha Candra, Art Center Taman Budaya Provinsi Bali, Kamis 29 Juni 2023.

Baca Juga:  Gong Suling Inovatif Sibang Kaja Tampil Syahdu

Malam itu, Sekaa Gong Kebyar Dharma Laksana itu tampil mewakili Gong Kebyar Dewasa sebagai duta Kabupaten Badung bersanding bersama Gong Kebyar Anak-anak Desa Pangsan, Kecamatan Petang dan Sekaa Gong Kebyar Wanita Pancer Langit, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung disaksikan ribuan penonton yang memadati area Taman Budaya. ‘Jaladhi Sidhi’ sebagai salah satu garapan unggulan.

Tari ‘Jaladhi Sidhi’ diciptakan Ida Bagus Yodhie Harischandra dan I Wayan Muliyadi sebagai pencipta tabuh./Foto: ist

Suasana khidmat, religius, sedih, lalu kekinian tampak dalam sentuhan vocal disandingkan dalam  komposisi garapan karawitan dan harapan tari yang harmonis. Semuanya menyentuh hati sebagai sebuah bukti kemampuan Sekaa Gong Kebyar Dharma Laksana mampu membangun suasana sesuai tema.

“Karya tari ini tercipta dari kehidupan pesisir, dalam tata gerak mengacu pada ciri khas diri saya sendiri dengan menggunakan pola lantai yang berkesinambungan terhadap gerak.” kata penata tari Yodhie.

‘Jaladhi’ mempunyai arti lautan atau samudra. Sedangkan ‘Sidhi’ ymemiliki multifungsi atau serbaguna untuk menunjang semua komponen kehidupan. Sementara penyebutan We, Gangga, Sarayu, Jaladi, tasik semua itu adalah bentangan air yang dalam bahasa sansekerta disebut dengan var, yang bergerak menjadi varuna.

“Kalu berbicara Varuna adalah Dewa penguasa air laut yang memiliki karakteristik Ardha Nreswari. Dalam bentangan aktivitasNYA, yaitu sumber wabah dan sekaligus pelebur wabah,” paparnya.

Baca Juga:  Sekaa Gong Abdi Budaya Banjar Anyar, Legendaris Dari Tabanan Tampil di PKB XLIV

Konseptual garapan inilah yang penata temukan, yakni terjadinya pertemuan dua komponen air asin dan tawar menjadi satu di tengah laut. Itu menjadi sumber pembersih segala bentuk kekotoran dan menjadi sumber obat dari segala wabah penyakit, serta penyucian roh untuk alam nirwana.

Sedangkan dalam fungsinya itum air disebut dengan Jaladhi Sidhi. “Secara singkat karya saya berpijak dari salah satu kebiasaan masyarakat Desa Batu Bolong. Di sana ada prosesi mendak tirta, lantas kita visualisasikan proses mendak tirta pada fungsi air laut yang fungsinya sebagai penetralisir,” ungkapnya.

Terkait kostum, seniman tamatan ISI Denpasar itu mengaku berpijak pada kostum kebaya. Hal itu untuk mempertahankan dasar brokat. Saat ibu-ibu pergi ke pura menggunakan kebaya (wanita) yang kalem dan cantik. Semantara kostum bercorak biru itu menggambarkan tema Segara Kerthi.

Lalu, kostum berwana putih menandakan proses mendak tirta. “Kami ingin, melalui garapan ini, masyarakat umum mengetahui Pura Batu Bolong Kerobokan yang memiliki pertemuan antara air tawar dan air laut berfungsi sebagai pelebur, ibarat air suci sangat sakti,” bebernya.

Sedangkan Wayan Muliyadi selaku penata karawitan menmgaku, untuk terkait iringan yang dirancangnya itu menciptakan suasana khidmat, religius, dan sedih. Lalu, nuansa kekinian melalui sentuhan vocal membayangkan suasana di Batu Bolong yang dilanda wabah atau penyakit yang terjadi sampai terjadinya batu terbelah.

“Nah, inilah golnya. Di sini ada perpaduan antara air tawar dan air asin. Perpaduan ini yang ingin saya tunjukan dengan nuansa perpaduan antara karawitan instrumen dan vocal dengan porsi vocal tidak ada yang saling mendoninasi,” pungkasnya. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post