Sastrawan dan Budayawan Terbaik Bali,Cokorde Sawitri Berpulang

 Sastrawan dan Budayawan Terbaik Bali,Cokorde Sawitri Berpulang

Cok Sawitri tampil pada Parade Monolog “Kisah Tanah Air” di ajang Festival Seni Bali Jani 2022/Foto: doc.balihblihan

Bali kehilangan salah satu sastrawan dan budayawan terbaiknya. Cokorde Istri Sawitri telah berpulang pada Kamis, 4 April 2024 pagi.

Sejumlah grup WhatsApp (WA, seperti grup WA penulis, sastrawan dan pemerhati lontar di Bali menginsformasikan berita duka itu.

Namun, banyak yang tidak percaya karena kemarinnya masih sempat melakukan komunikasi, dan masih tampak sehat-sehat saja.

Suami koreagrafer Dayu Ani, Ida Made Dwipayana mengatakan, Cok Sawitri diketahui berpulang ketika pada Kamis pagi, 4 April 2024.

“Kata keponakannya, saat dibangunkan dari tidurnya, tubuh mendiang sudah kaku,” kata Dwipayana dari Komunitas Bumi Bajra (Yayasan Bumi Bajra Sandhi) ini.

Cok Sawitri tinggal di Jalan Batanghari, Renon, Denpasar. Cok Sawitri memang giat dalam urusan ajaran lontar-lontar, sastra Indonesia dan Kawi, serta hal-hal mendalam lainnya,

Ida Made Dwipayana dan Dayu Ani memang punya hubungan erat dengan Cok Sawitri. Selain hubungan keluarga, juga punya hubungan sangat dekat untuk urusan seni dan proses kreatif di Komunitas Bumi Bajra Sandhi.

Cok Sawitri bahkan menjadi penasehat di komunitas itu. Cok Sawitri bahkan ikut berperan pada pementasan Gambuh Masutasoma karya Dayu Ani yang akan dipentaskan Sabtu, 6 April 2024 pukul 18.30 WITA di Griya Jelantik Budakeling, Karangasem.

Lalu, terkait dengan upacara palebon, berdasarkan informasi dari grup WA Gambuh Gambuh Masutasoma, saat ini sedang pembersihan jenazah yang akan menuju ke Gtiya Sidemen, Kaeangasem. Upacara Mekingsan Ring Geni di Kremarorium Bebalang Bangli pada 5 Aril 2024

Cok Sawitri adalah sastrawan yang lahir pada 1 September 1968 di Bali. Ia dikenal sebagai penyair, prosais, dan dramawan yang produktif. Selain sebagai seniman, ia juga kerap terlibat di dalam gerakan sosial.

Cokorda Sawitri yang lebih akrab disapa Cok Sawitri dikenal sebagai pemain teater yang lihai dalam menyajikan peran. Selain bermain teater, ia juga menulis Cerita Pendek (Cerpen), puisi dan menulis esai.

Baca Juga:  Lawar dan Lomba “Ngelawar” di Kecamatan Denbar

Ketika membaca karya-karyanya, pikiran kita seakan dibawa hanyut kedalam tulisannya itu. karya puisinya juga sering menjadi pilihan wajib dalam lomba, bahkan bagi para pecinta musikalisasi juga memilih puisi karya-karyanya.

Cok Sawitri juga telah menerbitkan puisi, sehingga karya-karyanya bisa dibaca bagi penulis ataupun penyuka sastra.

Puisi yang telah diterbitkan, diantaranya; Rainbow, 18 indonesia women poets (2008), Kumpulan Puisi: Nyanyian Kota, 7 perempuan penyair Indonesia (CCF, 2006) dan Edisi bahasa Perancis.

Selendang Pelangi, antologi puisi 17 Perempuan Penyair Indonesia (2006), Teh Ginseng, Kumpulan Puisi bersama Sanggar Minum Kopi Bali (1992), Negeri Bayang-Bayang, Antologi bersama Puisi, Geguritan & Cerpen (1996).

Kumpulan Buku Seniman Tua Bali Kab. Gianyar (1996), dan Buku Puisi, Setahun Kematian, Semilyar Nyanyianku Mati, Kiamatku Dalam Jarak 3 centimeter (2013) penerbit Indie.

Karya cerpen Cok Sawitri juga sudah diterbitkan, seperti Cerpen “Mati Sunyi” dalam Sepi pun Menari di Tepi Hari : Kumpulan Cerpen Pilihan KOMPAS 2004 (2004). Cerpen “Rahim” dalam Mata Yang Indah : Kumpulan Cerpen Pilihan KOMPAS 2001 (2001).

Cerpen sebilah pisau roti, dimuat di kompas, tahun 2004. Cerpen kulkul, karya bakti- dalam bahasa Bali, 2000. Cerpen Pan Blasin Bali Orti, Balipost, 2005. Kumpulan Cerpen Baruni jembatan Sorga tahun 2013, penerbit indie.

Sedangkan, Loneny Death, kumpulan puisi tiga bahasa, Franfkrut, 2015. Tak hanya itu, pemilik Channel Mulat Sarira Movement ini juga telah menerbitkan Novel merupakan karyanya sendiri.

Novel-novelnya itu, diantyaranya: Janda dari Jirah, Gramedia Media Utama, tahun 2007 yang telah meraih lima besar Khatulistiwa Award. Novel itu telah diterjemahkan The Widow Of Jirah.

Sutasoma, terbit Juni 2009, dan meraih lima besar Khatulistiwa award serta penerima Dharmawangsa Award 2010. Tantri, perempuan yang bercerita, terbit 2011, kompas, masuk lima besar Khatulistiwa award.

Baca Juga:  Ubud Folkfest 2024: Sajikan Pengalaman, Rayakan Seni dan Musik juga Semangat Kebebasan Berkreativitas

Novel Karna- E-book, Penerbit Tantraz Comics tahun 2016. 50 Novel Sitayana- 2019, Gramedia Pustaka Utama. Novel Trilogi Jirah, 2021. Deep Inner Journey, 2021.

Cok Sawitri sering menulis artikel seni dan kebudayaan. Karya lainnya yang berupa karya tulisan, puisi, cerpen, artikel, features & wawancara pernah dimuat di Bali Post, Bali Echo, Nusa Tenggara, Lalitudes, Jurnal Kalam, KOMPAS, Gatra, Jurnal Perempuan, The Jakarta Post, Bali Rebound, majalah time, radio, TV dan lain-lainnya.

Sementara riwayat karya dalam teater modern dan tradisi, pembacaan puisi Cok Sawitri, yaitu : Meditasi Rahim (1991), Puisi Pembelaan Dirah dan Ni Garu (1996), Permainan Gelap Terang (1997), Sekuel Pembelaan Dirah (1997), Hanya Angin, Hanya Waktu (1998).

Puisi Gelap Terang bersama Restu Imansari (1998). Nyurya (1998). Pentas Dramatisasi Puisi “Namaku Dirah”, di Pekan Seni Kontemporer “Tari, Puisi, Teater” (Agustus 1999) dan banyak lagi lainnya.

Untuk kerja proses kreatif, dan workshop dilakukan bersama Kelompok Tulus Ngayah dari tahun 1990 – 2011. Kegiatan tersebut berupa Pelatihan teater: proses wiraga, wirama dan wirasa, Festival Sastra Internasional 2002- Art Centre Denpasar.

Ia sempat mendesain Workshop Pekerja Teater se-Bali 2004-2005, Menggagas Temu Pekerja Teater Perempuan se-Bali 2005, Terlibat dalam Women Playwrights internasional Conference 2006, Gerak Panji dalam berbagai seni pertunjukan 2006- sampai sekarang, dan Teater Modern : kecirian yang hidup & mati dalam pemanggungan virtual 2017,

Aktif untuk pembacaan puisi (eksperimen), aktif dalam seni sastra juga memiliki pengalaman dalam seni pertunjukan tradisi. Ia pernah berproses dalam seni tari Arja.

Cok Sawitri juga memiliki pengalaman kerja sosial dan kemanusiaan. Aktivitas berkesenian Cok Sawitri tak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. [B/*/darma]

Related post