Membangun Kearifan Lokal dan Pariwisata Berkelanjutan Jatiluwih
Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih masih memiliki pesona kuat untuk menarik kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Karena itu, objek yang terletak di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali itu selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Desa Jatiluwih merupakan salah satu daya tarik wisata yang mengedepankan pariwisata alam, seperti sawah berundak yang sangat unik, dan merupakan satu-satunya terluas yang ada di Provinsi Bali. Menariknya, Jatiluwih telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Sebagai tujuan wisata, Jatiluwih bahkan telah memiliki Badan Pengelolaan DTW Desa Jatiluwih yang dalam pelaksanaan kegiatan, dibentuk manajemen operasional. DTW yang menawarkan keasrian dan indahnya alam persawahan itu memang menjadi keunggulan dari DTW ini.
Desa Jatiluwih bahkan terpilih menjadi salah satu lokasi yang akan dikunjungi delegasi World Water Forum 2024 yang akan digelar pada 18-25 Mei 2024. Untuk mendukung kesiapan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengunjungi Jatiluwih.
Kehadiran Menparekraf Sandiaga itu, disambut Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M, dalam hal ini diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) I Gede Susila
“Kami pastikan dengan kunjungan ke Jatiluwih ini kesiapan sebagai site visit dari delegasi World Water Forum, dan kita sudah melihat beberapa spot-nya yang telah dipersiapkan dengan baik,” kata Menparekraf Sandiaga, Jumat 3 Mei 2024.
Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi kerifan lokal yang terjaga dengan baik di Jatiluwih. Hal ini telah mampu menjadikan Jatiluwih salah satu dari jajaran 100 besar Desa Wisata Terbaik di Indonesia.
“Kami khusus ke Jatiluwih ini karena kearifan lokal yang terjaga dengan baik dan luar biasa dan sudah masuk dalam jajaran 100 besar Desa Wisata Terbaik di Indonesia,” papar Menparekraf Sandiaga Uno.
Jatiluwih telah menjadi daya tarik bagi 3 wisatawan dunia yang terbanyak, yakni dari Prancis, Jerman dan Amerika, namun juga harus bersiap untuk kebanjiran turis dari India.
Pada 29 juni 2012 pengairan sawah tradisionalnya yaitu subak, diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Ini adalah implementasi dari Tri Hita Karana dan merupakan tujuan destinasi wisata di Bali Barat yang memang sedang gencar dikembangkan.
Hal ini sekaligus akan dilaporkan ke panitia nasional persiapan World Water Forum 2024, karena ini akan dikunjungi oleh para delegasi WWF 2024. “Saya percaya, ini akan menjadi salah satu destinasi yang memorable dan sangat diingat oleh para delegasi,” sebut Sandiaga Uno.
Sebagai bagian daripada pengembangan pariwisata berbasis adat, pertanian dan masyarakat, desa wisata ini harus dilengkapi dengan sebaik-baiknya dan harus memenuhi syarat untuk masuk dalam Best Tourism Village.
Sandiaga Uno juga mengapresiasi Pemerintah Daerah dan masyarakat yang telah susah payah dan dengan gigih membangun Community Based Tourism ini.
“Kami berharap kearifan lokal yang dimiliki jatiluwih dijaga dengan baik dan semoga lebih berkembang dan semakin terekpos,” harapnya.
Sementara Sekda Susila menyampaikan rasa bangga dan rasa bahagia atas apresiasi yang diberikan Bapak Menteri Sandiaga Uno terhadap keberadaan DTW Jatiluwih.
Kehadiran Menparekraf Sandiaga Uno diharapkan dapat membantu mempromosikan dan mengawal Jatiluwih agar lebih berkembang dan meningkat kedepannya.
“Kunjungan ini kita harapkan akan mendukung pencapaian Visi Pemerintah Kabupaten Tabanan, yaitu menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM) khususnya dalam bidang pariwisata,” harap Sekda Susila. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali