“Tumpek Kandang” Bentuk Pemuliaan Umat Hindu Terhadap Binatang

 “Tumpek Kandang” Bentuk Pemuliaan Umat Hindu Terhadap Binatang

Hari ini, Sabtu, 29 Januari 2022 umat Hindi di Bali merayakan Tumpek Kandang. Upacara ini sebagai cara untuk memuliakan segala jenis hewan sebagai bagian penting dari ekosistem yang penopang kehidupan di dunia. Tumpek Kandang juga biasa disebut Tumpek Andang atau Tumpek Uye karena bertepatan dengan Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku (pawukon) Uye yang datangnya setiap 210 hari.

Dalam Lontar Sundarigama yang meyebutkan tentang hari-hari raya Hindu di Bali, menyatakan Hari Tumpek Kandang adalah upacara selamatan untuk binatang-binatang, baik binatang yang disemblih dan binatang piaraan, hakekatnya adalah untuk memuja Tuhan Yang Mahaesa, Siwa yang disebut Rare Angon, penggembala makhluk. Pada upacara ini, memuja Ida Sang Hyang Widhi, bukan memuja binatang, demikian pula terhadap tumbuh-tumbuhan, senjata-senjata, gamelan dan sebagainya dalam bentuk Tumpek Uduh, Landep dan Tumpek Krulut.

Upacara Tumpek Kandang sesungguhnya mengajarkan sebuah cinta kasih yang besar kepada seluruh ciptaan Tuhan. Selain itu juga sebagai cara mengajarkan sifat-sifat untuk menghargai, tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada binatang, tumbuhan dan seluruh ciptaan-Nya. Karena dalam ajaran Hindu terdapat amanat untuk menjaga keharmonisan hidup dengan semua mahluk, dan alam semesta. Umat Hindu, juga meyakini semua makhluk memiliki jiwa yang berasal dari Ida Sang Hyang Widhi.

Maka itu, pada saat Tumpek Kandang itu, umat Hindu membuat upacara memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Siva Pasupati, yang memelihara semua makhluk di alam semesta ini. Pemujaan itu diwujudkan dengan memberikan upacara selamatan terhadap semua binatang, khususnya binatang ternak atau piaraaan. Ini merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi Bali yang memberikan pesan agar manusia senantiasa bersahabat dengan alam dan isinya.

Baca Juga:  Satwa di Bali Safari Park Diupacarai Saat "Tumpek Kandang"

Masyarakat Hindu yang memelihara binatang akan melakukan Pasupati Puja. Mereka menghaturklan sesajen yang dipersembahkan kepada Dewa Pasupati yang tidak lain adalah Dewa Siwa. Selain memuliakan lingkungan binatang (Bhuana Agung), upacara suci ini juga untuk menyucikan diri dari sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam diri manusia (Bhuwana Alit).

Perayaan Tumpek Kandang pada intinya untuk mensyukuri, karena Tuhan telah menciptakan mahluk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sesajen yang dihaturkan, berupa banten peras dapetan tediri dari tipat blayag dan tipat nasi untuk hewan berkaki empat dan tipat kedis bagi yang berkaki dua. Ada juga buah-buah, jajan disertai gantung-gantungan penyeneng supaya hewan-hewan itu menjadi senang. Biasanya, upacara ini digelar pada saat Tumpek kandang sebelum tajek surya, sekitar jam 12.00 Wita.

Menariknya, upacara suci ini tak hanya dilakukan oleh masyarakat Hindu di lingkungan perumahan, tetapi juga digelar disetiap objek wisata khususnya yang mengandalkan binatang sebagai daya tarik. Sebut saja misalnya di Objek Wisata Alas Kedaton, Sangeh Monkey Forest, Monkey Forest Ubud, Bali Safari dan lainnya yang selalu menggelar upacara tersebut secara rutin setiap Tumpek Kandang. [B]

Erik Indrawan
I Wayan Erik Indrawan

Tamatan Fakultas Dharma Acarya IHDN IB Sugriwa asal Tabanan yang kini sedang mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

I Wayan Erik Indrawan

Related post