“Pertiwi” Dalam Pameran Seni Rupa

 “Pertiwi” Dalam Pameran Seni Rupa

“Pertiwi” itulah judul pameran yang disajikan oleh tiga perempuan Bali, yaitu Gusti Ketut Oka Armini mengenyam pendidikan S1 khusus Seni Grafis di FSRD ISI Yogyakarta, Ni Ketut Ayu Sri Wardani menjalani pendidikan Seni Lukis di FSRD ITB Bandung, dan Nİ Nyoman Sani berlatar pendidikan Seni Lukis S1 di STSI/ISI Denpasar. Pameran berlangsung di Santrian Gallery Sanur mulai dari 6 Maret hingga 30 April 2020. Saat pameran dibuka oleh Ida Bagus Gede Sidharta Putra, dimeriahkan pula dengan Music performing oleh Krisna Floop.

Pameran itu memajang sebanyak 27 karya seni rupa yang disajikan dalam pameran itu. Masing-masing perupa menyajikan karya seni dengan gaya dan ciri khas yang berbeda-beda. Nyoman Sani menyajikan karya lukisan dengan media akrilik di kanvas, Ayu Sri Wardani menampilkan lukisan Cat Minyak di kanvas dan Gusti Ketut Oka Armini menyajikan karya Seni Grafis cetak tinggi dengan media Lino (karet) yang dicetak di kertas. Walau berbeda teknik penyajianya, tetapi sang pemilik karya itu tampak memiliki hubungan teman yang sangat akrab.


Pertiwi


Penghayatan mereka dalam berkarya selalu membawa cara pandang yang beda dalam menangani media senirupa. Nyoman Sani memvisualkan tema Pertiwi dengan cara ungkapan yang berbeda, melalui gesture dan komposisi warna yang khas. Karyanya, lahir dari pemilihan warna-warna yang lebih cerah dan lembut, namun ada juga terkesan keras (hitam). “Saya lebih cenderung menampilkan karya dengan energi yang feminim, baik dari unsure unsur medium maupun teknik,” kata Ni Nyoman Sani di Santrian Gallery, Kamis (5/3).

Tema pertiwi bagi Gusti Ketut Oka Armini, dimaknai sebagai ungkapan rasa bersyukurnyaatas segala keindahan bumi pertiwi yang harus dijaga dan lestarikan. “Frame kehidupan yang berubah dinamis dari waktu kewaktu, kemudian menginspirasi di setiap karya saya, sebagai luapan kesyukuran, dengan harapan agar alam tetap terjaga, sebagai penawar dan penyeimbang hidup dan kehidupan kita,” ucapnya.

Baca Juga:  Rejang Giri Putri Pentas Perdana pada Upacara Nyatur Rebah di Pura Lingga Bhuwana

Tema itu terekam dalam guratan garis-garis yang ditorehkan dalam media lino dengan teknik cetak cukil habis (reduction print), yang menggambarkan komposisi tumbuhan liar puitik. “Dalam mengekspresikan ide-ide kreatif saya saat berkarya grafis, ada hal-hal menarik yang bisa saya nikmati, yaitu pada saat proses mencukil dan member pewarnaan. Karena di sana ada keterungkapan dari rasa penasaran saya terhadap hasil yang nanti terekam melalu tekn kcetak,” ujar Oka.

Sedangkan Ayu Sri Wardani menawarkan goresan brush stroke cat minyak (oil painting) yang menggambarkan gejolak batin seorang Ibu saat menghayati dinamika laku kehidupan. Semua itu, termanifestasikan dalam metamorfosis alam Toba. “Bumi tempat kita berpijak ibaratkan ibu yang memberikan kehidupan, alam yang sudah ada dari sejak kita lahir adalah pemberian ilahi.
“Toba menjadi inspirasi karya saya dalam pameran kali ini, bukan hanya sekedar alamnya yang mempesona, tetapi ada keindahan yang menyatu dengan anugerah cinta yang mengiringi perjalanan hidupku,” pungkas Ayu. (B/AR)

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post

20949 Comments