Bidadari Art Space Ubud – Lepud Art Management Gelar Pameran Seni Rupa ‘’MoVe On’’

 Bidadari Art Space Ubud – Lepud Art Management Gelar Pameran Seni Rupa ‘’MoVe On’’

Sempat menyimak Pameran Seni Rupa bertajuk “MoVe On” di Bidadari Art Space Ubud? Pameran merupakan kolaborasi Bidadari Art Space Mas Ubud dan Lepud Art Management ini tak hanya menampilkan karya seni yang indah, tetapi juga sebagai ajang para seniman khususnya para pelukis untuk berbagi cerita tentang kegelisahannya dimasa pandemi. Pameran ini sebagai media untuk mengungkapkan ekspresi para perupa dalam goresan diatas kanvas.

Ajang berpameran ini sebagai bukti tak menyurutkan semangat para seniman untuk terus berkarya walau dimasa pandemi Covid-19 ini. Kendati ekonomi terpuruk akibat pandemi, para perupa justru tetap produktif menggali ide-ide baru, diwujudkan dalam karya rupa. Demikian juga pemilik galeri tetap berupaya menjaga atmosfir seni rupa dengan membantu memamerkan karya para perupa dengan tetap memperhatikan Protokol Kesehatan (Prokes).

Pameran yang dibuka oleh Budayawan Jean Couteau pada 13 Februari 2021 lalu, diikuti 27 orang perupa dan akan berlangsung hingga 13 Maret 2021. Di tengah situasi dan kondisi seperti ini, para perupa hadir membawa optimisme. Mereka berbagi cerita lewat bahasa rupa dan mencoba membuka ruang kontemplasi dan apresasi, sehingga muncul kegairahan baru pada era baru, untuk selalu bergerak, move on, berkarya dan mengambil ikmah positif dari pandemi.

Bidadari Art Space Ubud

Para pelukis itu adalah Made Wiradana, Kadek Armika, Nyoman Sujana Kenyem, Romi Sukadana, Anyon Muliastra, Dedy Reru, Loka Suara, Wijaya Sutha, Duatmika Bodrex, Made Arya Palguna, I Ketut Tenang, I Wayan Sudarna Putra, Made Suparta Wijaya, I Made Subrata, I Kadek Dedy Sumantra Yasa, Ito Joyo Atmojo, I Ketut Suwidiarta, Made “Kaek” Dharma Susila, Putu Bonuz Sudiana, Teguh Ritma Iman, I Made Dolar Astawa, I Kadek Susila Dwiyana, Ponk Hantaguna, Nyoman Adiana, Kamau Abayomi, Handy Saputra dan I Gede Made Surya Darma.

Baca Juga:  Meeting Point Artist Talk "How to Reach Greatness in Your Artistic Medium"

Pameran ini digelar mengambil moment Valentine, dikaitkan dengan situasi bangsa saat ini. Dalam konteks ini Valentine sesungguhnya tak hanya sempit bermakna cinta kasih dua pasangan. Tetapi bisa dimaknai lebih luas, yakni kasih sayang yang hakiki terhadap sesama, dan juga alam lingkungan beserta isinya.”Terlebih, ketika warga dunia sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19, menabur spirit kasih sayang, suatu keniscayaan. Ketika wabah pandemi Covid -19 makin meluas, tak ada kata lain selain bergotong royong menanggulangi pandemi, saling menjaga, dan saling membantu,” ucap Owner Bidadari Art Space, Hiromi Wada.

Bidadari Art Space Ubud

Menurut Hiromi, pameran MoVe On ini penting dilakukan pada masa pandemi. “Move on, bermakna terus bergerak, terus berubah, tidak kekal. Ketidakkekalan menempati inti pemikiran Buddha dan merupakan norma di dunia. Semuanya terus berubah. Pandemi ini telah mendorong transisi besar bagi semua orang, termasuk mereka yang mencari nafkah pada seni. Orang harus terus berubah. Untuk menghadapi pandemi ini, tinggalkan sistem lama dan buat yang baru. Itu juga menciptakan produk baru. Setiap orang dihadapkan pada siklus seperti itu. “Hal yang sama berlaku untuk Bidadari Art Space, yang telah mendukung, tidak hanya para seniman, tetapi juga produsen makanan, kerajinan dan produsen lainnya,” jelasnya.

Bidadari Art Space Ubud

Founder Lepud Art Management, I Gede Made Surya Darma mengatakan, pada masa pandemi ini tentu semua pihak merasakan kegelisahan dan kekhawatiran yang sama, entah kapan kondisi pelik ini berakhir. Lepud Art Management mencoba berbagi cerita dalam karya seni tentang kegelisahan kawan-kawan seniman melalui pameran seni rupa bertema “Move On” ini. “Tema itu diambil untuk mengajak kita semua, para seniman dan penikmat seni, agar bangkit dari keterpurukan di masa pandemi ini. Dengan kemajuan teknologi, kita mencoba beradaptasi dengan keadaan. Dengan adanya pandemi ini, kita saling berbagi cerita, dalam kegiatan kesenian,” ujarnya.

Baca Juga:  Digelar di Tukad Bindu, Festival “Jaman Baheula” Bertabur Kesenian Nusantara

Surya Darma yang memiliki pengalaman berorganisasi membuat festival dan pameran senirupa, selalu hadir bergandengan tangan dengan semua pihak untuk menjaga atmosfir berkesenian. Kali ini, pihaknya bergandengan tangan dengan Bidadari Art Space. “Atas terselenggaranya pameran ini kami haturkan ucapan terima kasih kepada Ibu Hiromi Wada dan Bapak Made Sudiana yang sudah memfasilitasi pameran,” ucapnya.

Surya Darma juga mengucapkan terima kasih kepada Prana Santi dan Mas Ito Atmojo yang sudah mendonasi pameran ini. Bapak Handy Saputra telah membeli lukisan Surya Darma, untuk membiayai pameran tersebut. Termasuk semua kawan seniman yang sudah ikut bergabung dalam pameran kali ini. “Semoga semua kebaikan datang dari segala penjuru dan kita selalu dilimpahkan kesehatan dan kerahayuan,’’ ujar Surya Darma, yang juga perupa yang telah banyak berpameran di dalam dan luar negeri. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post

2 Comments

  • Oprogramowanie do monitorowania telefonów komórkowych CellSpy jest bardzo bezpiecznym i kompletnym narzędziem, najlepszym wyborem do efektywnego monitorowania telefonów komórkowych. Aplikacja może monitorować różne typy wiadomości, takie jak SMS, e-mail i aplikacje do czatu, takie jak Snapchat, Facebook, Viber i Skype. Możesz wyświetlić całą zawartość urządzenia docelowego: lokalizację GPS, zdjęcia, filmy i historię przeglądania, dane wejściowe z klawiatury itp.

  • Dopóki istnieje sieć, zdalne nagrywanie w czasie rzeczywistym może odbywać się bez specjalnego instalowania sprzętu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *