“Teater Keliling” Kemas Menarik Kekayaan Nusantara

 “Teater Keliling” Kemas Menarik Kekayaan Nusantara

Teater Keliling tampila pada ajang Festival Seni Bali Jani tahun 2023/Foto: ist

“Selamat malam. Silahkan duduk. Apa kabar bapak ibu, hari ini baik-baik kah?” Sederatan kata-kata itulah yang mengawali adilango (pergelaran) Teater Keliling serangkaian dengan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) V di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Selasa 18 Juni 2023.

Saat itu, Sang Sutradara, Rudolf Puspa menyapa para penonton. Kata-kata yang dilontarkan secara santai, namun penuh kritik. Kehidupan orang-orang kekikinian yang sebagian besar dihabiskan menggunakan alat komunikasi Hand Phone (HP).

Saking sibuknya dengan dunianya, bahkan tak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. “Sekarang orang-orang sibuk dihabiskan dengan megang Hp, dunia dalam genggaman,” ujarnya.

Rudolf memberi pesan berbagi peran. Kehadirnya di Bali sungguh luar biasa, berbagai cerita bisa diungkap dalam latar peran teater. ”Saya baca bukunya Prof. Dibia, tentang Cak, sungguh bagus, dan saya coba menangkap pesan Cak bisa diperankan disajikan di berbagai tempat, termasuk garapan saya malam ini,” akunya polos.

Drama yang disutradarai dramawan kawakan, Rudolf Puspa itu berkisah tentang kehidupan tokoh Insan Kamil yang lumayan panjang, dari masa muda hingga masa di mana ia menemukan kematangan hidup.

Baca Juga:  Persembahkan “Ritus” Pesan Sanggar Lokananta Menjaga Bumi di FSBJ III

Insan Kamil yang masih muda memiliki sifat heroik namun tak punya cita cita besar. Tokoh ini kemudian memasuki tahap hidup dimana ia mulai bisa meresapi kehidupan yang penuh kasih namun masih belum mampu memberi kasih kepada sekitarnya. Selanjutnya adalah Insan Kamil yang dikisahkan telah memiliki kecerdasan yang melebihi manusia pada umumnya.

Tahap-tahapan kehidupan Insan Kamil ini digarap dalam seni pertunjukan yang penuh warna. Tari dan musik digarap dengan sungguh serius sehingga drama itu di beberapa sisi terkesan seperti opera. Dialog-dialognya kadang dibangun dengan kalimat dan ungkapan jenaka, kadang juga diisi dengan pesan dan petuah-petuah yang serius dan terkesan formal.

Teater Keliling tampila pada ajang Festival Seni Bali Jani tahun 2023/Foto: ist

Melalui tokoh Insan Kamil, Teater Keliling membangun kesadaran tentang kebesaran Nusantara dengan kekayaan bahari yang melimpah. Awalnya ia adalah tokoh yang tak begitu peduli, namun seorang tokoh lain yang mirip peri, membawanya pada peristiwa-peristiwa-peristiwa tak biasa.

Antara lain, ia dibawa bertemu dengan ibu dan bapak hingga ibu moyangnya, melalui mimpi-mimpi yang semakin menggugah kesadarannya, Dari ibu dan bapaknya ia mendengar petuah-petuah tentang kebesaran negeri bahari bernama Nusantara.

Insan Kamil pun akhirnya menyadari bahwa ia sedang hidup di sebuah negeri yang memiliki warisan sejarah yang panjang. Warisan perjuangan para raja, senopati masa silam untuk merebut jalur maritime seperti Majapahit, Singosari, dan Sriwijaya.

Namun di akhir cerita, ketika Insan Kamil menyadari sepenuhnya, dan ia berjanji akan merawat bahari Nusantara dengan sebaik-sebaiknya, ia justru ditinggalkan oleh kekasih yang dicintainya karena selama ini kekasih itu ternyata hanya bayang-bayang.

Pertunjukan Teater Keliling ini mendapat sambutan meriah dari penonton termasuk Ibu Putri Koster dan budayawan lain seperti Prof Made Bandem, Prof. Wayan Dibia dan penonton yang memadati  hampir 70 persen Gedung Ksirarnawa itu. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi seni budaya di Bali

Related post