“Showcase” Ujaran Musikal Klimaks Kolaborasi Regenerasi Bernyali
Para musisi muda di Bali, kini tidak hanya berkarya dengan semangat dan kreativitas, tetapi juga memiliki landasan pengetahuan, baik dalam manajemen band, pemasaran, serta aspek teknis dalam rekaman. Bahkan, beberapa workshop telah diadakan, termasuk fokus pada penulisan press release, dengan bimbingan dari para ahli, seperti Deny Surya, Kristian Dharma, dan Mas Goen.
Gak percaya? Lihat saja, program Regenerasi Bernyali dalam acara Showcase yang spektakuler pada hari Minggu, 13 Agustus 2023 malam. Stekah berbulan-bulan kerja keras dan semangat tak tergoyahkan maka puncak program Regenerasi Bernyali itu terwujud dalam acara Showcase yang spektakuler.
Dalam perjalanan panjang ini, para musisi tidak hanya menjadi kreatif dalam berkarya, tetapi juga membangun pengetahuan yang kuat mengenai proses rekaman yang tepat serta teknis-teknis yang mendukungnya. Mereka dibimbing oleh para mentor terkemuka, kemudian beranjak menuju tahap pemasaran, fashion, dan perilisan digital.
Tidak hanya itu, pembangunan suasana showcase yang mendalam dan penuh makna juga menjadi bagian dari perjalanan ini selama tiga bulan terakhir. Dalam tim, Saylow bertindak sebagai project manager, Kristian Dharma sebagai co-producer, Eli bertanggung jawab atas konten visual, dan Bayu membangun seluruh elemen visual yang menjadi kunci kesuksesan dari awal hingga sekarang.
Seiring dengan perjalanan ini, para musisi telah menunjukkan produktivitas yang luar biasa. “Meski memiliki keterbatasan anggaran, namun semangat untuk berkarya tidak pernah padam. Artinyam meski budget kecil, tetapi gass terus,” ungkap Dadang SH Pranoto, si Pohon Tua.
Saylow, yang aktif dalam project management dan tur, menciptakan alternatif baru yang memicu regenerasi dalam musik Bali. “Kendalanya selalu diproduksi, biaya produksi, equipment, dan lain-lain Sebelumnya musisi secara refrensi sudah mengakses internet. Tetapi dalam perjalanan musik, biasanya stagnan, ada hal-hal yang tidak biasa terpecahkan,” ujarnya.
Saylow mendorong para musisi untuk memproduksi album dalam waktu enam bulan, yang menantang dan memacu semangat kreatifitas mereka. “Program Regenerasi Bernyali hadir untuk mengatasi masalah tersebut,” ungkap Saylow.
Kristian Dharma menambahkan, Timeline yang 6 bulan sangat tight jawalnya. Karena dari satu produksi sangat singkat. Regenerasi bernyali, nyalinya harus diasah. Bahkan lagu seperti apa, ceritanya seperti apa dan lainnya. “Untuk waktu, tidak bisa kompromi, karena mengejar waktu,” ucapnya.
Album Cosmotopia dari Matilda merupakan manifestasi dari cita-cita yang luas. “Maksud dari album ini adalah ingin memberikan musik yang sangat luas, dan sempurna agar dalam semua pendengar lebih senang mendengar. Bisa dipertemukan dengan banyak kreator-kreator lainnya,” ucap Ewa Matilda.
Dalam konteks Regenerasi Bernyali, Astera adalah band terbaru yang bergabung dan telah menemukan dukungan dalam pengembangan bakat-bakat muda di Bali. “Selama proses yang sangat berpengaruh, setiap band di sini semakin dipush dan semakin berkomitmen,” kata Chandra Astera, anggota band tersebut.
Membagi waktu dan lainnya, sehingga untuk Astera berhasil membuat 20 lagu dalam 1 bulan. “Album mereka, Better Days, memberikan topik yang fleksibel dan memberi ruang bagi eksplorasi tanpa batas, mengatasi rasa takut akan ekspektasi yang belum teruji,” ujarnya.
Bam dari Soulfood menyatakan bahwa nama lagu mereka “Amesigenalew” diambil dari bahasa Amarik yang artinya ucapan terima kasih. Lagu ini didedikasikan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung perjalanan Soulfood. “Dengan semangat dan tekad kuat, Soulfood berhasil maju berkat bantuan banyak orang. Bam juga berbagi,” sebutnya,
“Kita cuma punya nyali, tetapi uang gak punya. Stepnya jelas selalu dipaksa untuk selalu siap dan presisi. Karena mental musisi biasanya pemalas, jadi Regenerasi Bernyali sangat bermanfaat untuk teman-teman Soulfood untuk berkembang kembali tentang pengetahuan dan keterampilan,” lanjutnya.
Sejak tahun 2017, Dadang SH Pranoto si Pohon Tua dan Mas Goen telah menyisihkan tabungan untuk mendukung band-band di bawah Pohon Tua Creatorium (PTC). Pendekatan sederhana ini membantu para musisi berkembang dan belajar mengelola band mereka sendiri, serta menghargai disiplin dan waktu. “Saya harap dalam mengembangkan para musisi ini dapat mengisi celah yang ada selama 20 tahun dalam menghasilkan musisi berbakat di Bali,” harap Dadang.
Rudolf Dethu juga membagikan pandangannya terkait dampak pandemi. Ia menemukan sisi positif di mana para musisi dapat berkumpul dan saling mendukung di tengah banyak waktu luang. “Regenerasi Bernyali dan PTC, dapat berperan lebih baik dalam memberi dukungan kepada band-band indie di Bali,” ucap pria yang akrab disapa Dethu ini.
Kesimpulannya, Regenerasi Bernyali bukan hanya sekadar program biasa, tetapi sebuah konsep besar yang membentuk fondasi untuk berbicara tentang musik, manajemen, platform, dan kolaborasi. Dukungan dari IM3 melalui program Collabonation menjadi bukti keseriusan dalam membawa perubahan positif bagi para musisi muda.
Dalam karyanya, setiap musisi memiliki dukungan dari para kreator dan konten-konten yang ada, serta aspirasi untuk memperluas jangkauan musik mereka.
Seiring waktu, program ini berpotensi untuk berkelanjutan dan memberikan model kerja yang dapat diikuti oleh siapa pun. Musik adalah bahasa universal, dan melalui Regenerasi Bernyali, , semangat untuk menghasilkan karya berkualitas dan profesional semakin menyebar ke seluruh lapisan komunitas musik di Bali.
Dengan adanya perhatian terhadap manajemen, pemasaran, dan pengetahuan teknis dalam rekaman, para musisi tidak hanya menjadi seniman kreatif, tetapi juga menjadi pengelola yang lebih komprehensif terhadap karya mereka.
Dadang SH Pranoto, yang telah memainkan peran kunci dalam Regenerasi Bernyali menegaskan, program ini tidak hanya tentang musik, tetapi juga tentang membangun pondasi yang kuat bagi para musisi muda untuk tumbuh dan berkembang di industri yang kompetitif. “Kami memiliki visi untuk melampaui batas-batas yang ada dan memungkinkan musik-musik mereka dimainkan di manapun,” tambahnya.
Dengan melibatkan para mentor dan berbagai elemen dari industri musik, seperti manajemen, pemasaran, dan teknis rekaman, maka Regenerasi Bernyali telah berhasil menciptakan pandangan holistik bagi para musisi. “Ini bukan hanya tentang menciptakan lagu-lagu, tetapi juga tentang membawa karya-karya tersebut ke dunia dengan profesionalisme yang lebih tinggi,” imbuh Dadang.
Sementara Regenerasi Bernyali mungkin hanya dimulai sebagai program, dampak yang dihasilkan jauh lebih besar daripada yang bisa diukur dalam waktu singkat. Program ini mendorong pertumbuhan komunitas musik di Bali, memberikan ruang bagi bakat-bakat muda untuk bersinar, dan membangun kolaborasi yang kuat di antara sesama musisi. [B/pranita]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali