I Made Mahendra Mangku Pamerkan “Spreading Vines” di Komaneka Fine Art Gallery Ubud

 I Made Mahendra Mangku Pamerkan “Spreading Vines” di Komaneka Fine Art Gallery Ubud

I Made Mahendra Mangku sajikan 48 karya seni di Komaneka Fine Art Gallery Ubud/Foto: ist

Karya lukis perupa I Made Mahendra Mangku sungguh menarik. Sebanyak 48 karya lukis yang dipamerkan di Komaneka Fine Art Gallery Ubud itu tak hanya indah, tetapi juga sarat makna. Utamanya, pengalaman-pengalaman dalam memahami kehidupan di dunia.

Pameran bertajuk “Spreading Vines” yang digelar dari 20 Agustus – 20 September 2023 ini menghadirkan lukisan-lukisan yang menyatakan harmonisasi terjadi melalui sublimasi pemahamannya tentang lingkar pro-kontra kehidupan sosial-budaya masyarakat dan keterhubungannya atas efek-efek visual melukis abstrak.

Bukan hanya itu, Spreading Vines sebagai metafor tentang bagaimana sebuah tanaman hidup dengan menjalari berbagai media rambatnya. Pergerakan tumbuhnya adalah sesuatu hal yang natural melalui sifat organiknya.

Baca Juga:  Colourful Souls: Pameran Seni Kolaborasi Artotel Sanur dan Sanggar Bares Lodtunduh

“Ketika tumbuhan mengisi celah-celah ruang yang disajikan melalui media rambatnya, maka kita dapat melihat tanaman merambat menjalar dengan daya hidupnya akan membentuk komposisi alami,” kata Mahendra Mangku.

Perupa I Made Mahendra Mangku/Foto: ist

Sejalan dengan itu, perupa berpenampilan nyentrik ini melihat keharmonisan terjadi akibat dari adanya benturan, pertentangan, ketegangan yang berjalan beriringan saling mengisi, terjalin seperti tanaman yang merambat secara organik hingga membentuk suatu persepsi yang berjalan beriringan.

Mahendra Mangku kemudian mengamati fenomena-fenomena kehidupan sosial-budaya masyarakat sekitarnya yang selalu menyajikan pro dan kontra hadir di dalam lingkaran hidup masyarakat sebagaimana konsepsi oposisi biner.

“Pernyataan-pernyataan yang bertentangan itu saling melengkapi, dan tidak dapat dipisahkan begitu saja. Sebab ia adalah kesatuan realitas, pro dan kontra keduanya merambati realita kehidupan sosial-budaya, keduanya juga berdampingan menuju satu wujud harmonisasi,” ujar Mahendra Mangku.

Baca Juga:  Seres Springs Resort & Spa Singakerta Ubud Merayakan Pencahayaan Natal

Fenomena atau realitas yang Mahendra Mangku alami dan diamati itu, lalu dipahami di dalam relasinya terhadap unsur harmoni dalam lukisan abstrak. Sebut saja, tentang bagaimana percampuran warna terjadi secara organik melalui konteks medium cat air, inti yang esensial dari bagaimana warna membentuk komposisinya secara natural dengan belobor, sebuah kondisi meluasnya sesuatu yang bersifat cair berupa tinta atau warna pada kertas atau kain.

Dengan kata lain merambatnya pigmen warna di dalam permukaan suatu bidang yang disebabkan oleh bentuk kecelakaan saat penggunaan, sifatnya dapat dipandang sebagai sesuatu yang merusak sekaligus sebagai aspek estetik akibat ketidaksengajaan seturut kemudian disadari sebagai sebuah kekuatan.

Pikiran-tangan-rasa merupakan tiga aspek penting Mahendra Mangku mewujudkan karya lukisannya. “Harmonisasi tercapai apabila titik keseimbangan trilogi itu larut bersama menuju rencana yang telah dirancang secara klise di dalam pikiran,” ucapnya.

Sebab imaji-imaji yang hadir melalui pikiran dinyatakan sebagai rancangan kasar dan harus dinyatakan melalui tindakan perwujudan lukisan. “Dengan kata lain, peran mata dan rasa kemudian menjadi sesuatu yang tidak kalah penting mencapai kesatuan harmoni,” pungkas Mahendra Mangku. [B/*]

Related post