Pulang Kampung, Chef Wayan Budiana Rintis “Paon Yan Ole”

 Pulang Kampung, Chef Wayan Budiana Rintis “Paon Yan Ole”

Chef Wayan Budiana, Rintis “Paon Yan Ole”/Fotro: ist

Jika ingin menikmati menu hotel, tetapi enggan pergi ke tempat menginap para turis itu, datang saja ke Paon Yan Ole. Warung makan yang beralamat di Jalan Wisnu, Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan ini menyajikan aneka menu luar biasa.

Nama menu itu mungkin sama dan lumrah, tetapi rasanya tentu beda. Sebab, chef yang meracik adalah chef senior hotel berbintang di Bali. “Saya ingin memberikan kesempatan masyarakat local untuk dapat menikmati menu-menu ala hotel,” kata pengelola Paon Yan Ole, Chef Wayan Budiana, Sabtu 4 November 2023.

Dalam mengolah berbagai menu itu, pria kalem yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia pariwisata itu tak berbeda dengan kebiasaannya yang dilakukan di hotel. Meski disajikan untuk masyarakat lokal sebagai pasarnya, namun ia tetap mengutamakan rasa yang otentik.

Bahan-bahan yang digunakaan, tak ada bedanya dengan di hotel, yakni bersih, segar dan yang pasti penuh gizi. Semua itu dibeli dari hasil pertani, sehingga secara tak langsung juga ikut mendukung kemajuan para petani di Pulau Dewata.

Termasuk pula alat-alat dapur untuk memasaknya yang bukan main-main. Berbagai perlengkapan masak itu sama seperti yang ada di hotel berbintang. “Saat pendemi kemarin, ada pihak hotel yang menawarkan alat-alat dapur yang lengkap, maka saya ambil saja,” ucapnya.

Aneka menu ala “Paon Yan Ole”/Fotro: ist

Menu-menu yang disajikan, diantaranya spaghetti, cap cay, nasi goring, dan ayam panggang yang tergolong menu lumrah. Selain itu, juga ada menu-menu tradisional yang diolah secara modern, seperti ketongkol, nasi campur, timbungan babi dan ayam, lindung jahe, gerang asem, dan nila nyatnyat.

Pria pemilik nama Facebook, Way Lon ini sengaja mengangkat menu-menu warisan para leluhur yang jarang dikenal generasi muda. Menu-menu para leluhur ini, ia olah kembali dan disesuaikan dengan lidah anak-anak di jaman now ini. Penyajiannya, juga lebih cantik.

Baca Juga:  Di Hari Raya Kuningan Umat Hindu di Bali Menerima Anugrah dan Benar-benar Menang

Menu-menu tempo dulu itu, memang enak dan khas. Menikmati , tetapi juga membawa para penikmatnya ke masa agraris yang damai, ala para petani desa tempo dulu. Sebab, menu-menu itu memang olahan para petani ketika sedang melakukan pekerjaannya di sawah.

Aneka menu itu, juga sering disajikan ketika para petani sedang “ngajakang” (sistem gotong royong ala petani dulu). Setiap menu itu, memiliki kisah yang sangat menarik, sehingga orang yang menikmati menu itu tak hanya merasa enak, tetapi juga mendapat pengetahuan.

Menurut Chef Budiana, usaha kuliner ini dimulai pada masa pandemi Covid-19, setelah pensiun dini dari salah satu hotel di kawasan Klungkung. Berbekal dari pengalaman itu, ia kemudian pulang kampung dan merintis usaha bersama istri.

Menariknya, usaha kuliner yang dirintis itu tak semata-mata untuk mencari keuntungan, tetapi juga sebagai cara untuk mengedukasi anak-anak muda untuk mencintai budaya memasak. Ia sadar pengetahuan dan keterampilan mengolah menu itu juga membuka peluang bekerja di pariwisata serta bisa menjadi sumber ekonomi. [B/ast]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post