Anak PAUD dan TK Mewarnai Gambar Kebo Iwa. Melatih Kedisiplinan dan Fokus

Anak PAUD dan TK ikuti lomba mewarnai gambar serangkaian Bulan Bahasa Bali (BBB) VI/Foto: ist.
Tak banyak bicara, anak-anak ini duduk di atas karpet dan focus pada satu helai kertas yang ada di atas meja lipat di depannya. Tangannya, tampak kreatif menggores kertas dengan krayon berbagai pilihan warna itu. Tebal tipis, terang gelap, dan full warna itu hasil goresannya.
Itulah suasana Lomba Mewarnai Gambar serangkaian dengan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali (BBB) VI di Lantai Bawah Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Senin 5 Pebruari 2024. Topik mewarnai gambar itu adalah Cerita Rakyat Bali, yakni kisah Kepahlawanan Kebo Iwa.
Selama dua jam, mereka berbaris rapi dan penuh konsenstrasi untuk menyelesaikan warna gambarnya. Beberapa peserta lomba tampaknya telah memahami teknik mewarnai. Hal itu, dapat dilihat dari perpaduan warnanya, serta mampu menentukan terang dan gelap bentuk kayu.
“Sesungguhnya, kami tidak menuntut langit itu harus berwarna biru. Tetapi, bagaimana mereka menuangkan warna dalam sebuah bentuk. Itu yang terpenting,” kata Dewan Juri, I Putu Arya Janottama,S.Sn,.M.Sn, Dosen Animasi ISI Denpasar itu.
Missal, dalam mewarnai gambar itu, bebarapa anak tampk mengausai teknik. Sebut saja teknik ngoret dan pencampuran warna, sebagai unsur mereka mengembangkan seni kedepan. Beberapa peserta tampak mewarnai dengan enteng dan cepat, karena telah memahami teknik mewarnai.

Dalam bentuk kayu itu, mereka sudah mampu menentukan dimana warnanya terang dan sebelah mananya gelap. Bayangkan saja, dengan waktu selama dua jam, mereka sudah mampu menyelesaikan warna gambarnya.
“Mewarnai gambar ini bermanfaat untuk melatih kedisiplinan anak-anak. Di samping itu, juga untuk melatih focus dalam menyelesaikan lomba serta bisa berkreasi melalui lomba mewarnai gambar. Topiknya gambar Kebo Iwa, juga sebagai cara untuk belajar sejarah,” imbuhnya.
Topik itu juga sesuai dengan tema BBB VI, yakni “Jana Kerthi” yang memuliakan sastra, maka sejak dini anak-anak diberikan cerita-cerita Bali. Anak-anak akan tumbuh dalam dirinya bagaimana memuliakan manusia keteladanan tokoh-tokoh dari Bali.
“Namanya saja lomba mewarnai, maka kreteria penilaian yang pertama adalah kerapian. Anak-anak diajarkan disiplin, kemudian kreativitas seni. Namun, yang paling penting mereka mampu menyelesaikan warna gambarnya, selanjutnya baru tekniknya,” terang Dosen Animasi ISI Denpasar ini.
Walau demikian, anak-anak ini tetap diberikan kebebasan karena masih dalam tingkatan PAUD dan TK. Kebebasan menuangkan ide, sehingga tidak akan membelenggu aktivitas mereka. “Dari 55 pesert, beberapa anak yang sudah memahami teknik itu,” aku Arya Janott.
“Sekali lagi, manfaat dari kegiatan mewarnai itu adalah melatih kedesiplinan. Maka dengan ikut lomba, mereka akan memacu jiwanya untuk berkompetisi. Tujuan lomba ini bukan mencari juara, tetapi melatih mental anak-anak, walaupun nantinya ada juara tentu akan memilih yang terbaik,” ungkapnya.
Jaman sekarang tak bisa dipungkiri dengan adanya gadget itu dapat menurunkan focus anak. “Scroll you tube dan scroll shoot itu membuat anak-anak susah untuk focus. Jadi dengan lomba mewarnai ini, maka mereka dapat melatih fokus, seperti mampu membuat warna yang detail dan warna yang menarik,” ujarnya.
Lalu, Janottama beserta juri Made Arini Hanindharputri, S.Sn.,M.Sn, Dosen Institut Design dan Bisnis Bali serta I Gustu Ngurah Putu Yudha Sanjaya S.Sm praktisi design grafis dan animator menegaskan, perkembangan lomba mewarnai BBB ini ada peningkatan.
Khususnya dari jumlah peserta. Panitia juga sudah mulai berbenah terhadap lokasi lomba. Dulu, tempatnya pada outdoor, namun sekarang sudah ditempat yang lebih representative. “Kami berharap kedepan, lomba mewarnai ini bisa dijadikan ajang pencarian bakat,” harapnya. [B/puspa]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali