Ubud Writers & Readers Festival Ke-21 Angkat Tema ‘Satyam Vada Dharmam Chara: Speak The Truth, Practice Kindness’

 Ubud Writers & Readers Festival Ke-21 Angkat Tema ‘Satyam Vada Dharmam Chara: Speak The Truth, Practice Kindness’

Ubud Writers & Readers Festival ke-21 akan diselenggarakan pada 23-27 Oktober 2024. Kali ini mengangkat tema ‘Satyam Vada Dharmam Chara: Speak the Truth, Practice Kindness’. Festival sastra paling bergengsi ini digelar Yayasan Mudra Swari Saraswati.

Selama lebih dari dua dekade, Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) telah berkembang menjadi acara sastra paling berarti di Asia Tenggara. Festival ini menampilkan dan membagikan kisah dari para penulis, penyair, dan dramawan terkemuka.

“Di Oktober 2024 ini, UWRF akan kembali mencetuskan ide-ide, mendorong dialog, dan memberikan ruang untuk berbagai suara dari seluruh dunia,” kata Pendiri dan Direktur UWRF, Janet DeNeefe, Jumat 5 April 2024.

Selain percakapan penulis dan diskusi panel, program yang tak kalah menarik adalah pertunjukan, santap sastra, tur budaya, pembacaan karya, pentas musik, serta peluncuran buku dan lokakarya.

“Tema ‘Satyam Vada Dharmam Chara’ diambil dari kitab suci epik Hindu, Mahabharata, dan diterjemahkan menjadi ‘Speak the Truth, Practice Kindness’ yang menekankan kebenaran dan kebaikan sebagai kualitas penting manusia,” jelas Janet DeNeefe.

Tema yang diangkat ini berkaitan erat dengan konsep filosofis Hindu Bali ‘Tri Pramana’. Konsep dengan tiga kekuatan dalam diri manusia, yakni Bayu (angin), Sabda (ucapan), dan Idep (pikiran) yang mewakili kemampuan untuk hidup, berbicara, dan berpikir.

Baca Juga:  Bali Live On Nature 2020 | Sing with the universe, MCast Pregina Showbiz Bali

“Sejalan dengan tema ini, UWRF akan mendalami karya-karya para penulis yang telah menciptakan perbedaan di dunia sastra masa kini,” imbuh Janet DeNeefe

Di dunia, lanjur Janet DeNeefe di mana kata-kata adalah senjata. Orang dibawa untuk merefleksikan pengaruh dan pentingnya sastra di tengah pesatnya kemajuan teknologi, persebaran informasi, dan kejadian-kejadian terkini berdasarkan prinsip kebenaran dan kejujuran.

“Tahun ini kami akan menyajikan program yang mengeksplorasi bagaimana kata-kata dan ide membentuk wacana publik, memengaruhi norma-norma masyarakat, dan bagaimana penulis dapat memperkuat nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, melawan dunia yang semakin bergerak ke arah sebaliknya,” ucapnya serius.

Tema festival kali ini dieksplorasi dengan perspektif segar oleh Ida Lawrence, seniman visual asal Australia-Indonesia. Seniman ini dikenal dengan gayanya yang khas dalam memadukan cerita dan lukisan.

Ida Lawrence menciptakan komposisi buku yang membentuk huruf-huruf yang menggambarkan tema dalam bahasa Sansekerta, dengan rangkaian warna, tekstur, dan pola yang cerah. Ini akan menjadi menarik serta menginspirasi.

Baca Juga:  Teater Sastra Welang Rilis Video Puisi Kolaborasi

“Saya menginginkan proses yang mencakup melihat huruf-huruf yang menggambarkan tema dalam bahasa Sansekerta, menyadari bahwa huruf-huruf itu adalah buku, dan menguraikan pesan yang ingin disampaikan dapat ditemukan secara perlahan melalui pencarian berkelanjutan,” kata Ida Lawrence.

“Saya tidak biasa membuat karya dengan pesan moral sehingga alih-alih mengilustrasikan temanya, saya merenungkan sejumlah pertanyaan sambil melukis, dan hasil akhirnya menjadi artefak atau deskripsi visual dari proses refleksi tersebut,” lanjut Ida Lawrence.

Bersamaan dengan pengumuman tema hari ini, UWRF juga merilis program Peluncuran Buku. Penulis Indonesia dan internasional yang terpilih untuk meluncurkan buku di UWRF akan mendapatkan fasilitas berupa tempat acara, serta peluang pemasaran, berjejaring, dan ‘hospitality’ yang luas.

Sejak tahun 2018, festival ini telah melahirkan ratusan penulis baru dan mapan melalui program ini. Pendaftaran akan ditutup pada 30 Juni 2024, penulis yang tertarik bisa mendapatkan informasi lebih lanjut di sini.

Bekerja sama dengan Australasia Association of Writing Programs (AAWP), UWRF juga meluncurkan panggilan terbuka bagi para penulis Australasia untuk memenangkan kesempatan melakukan perjalanan ke UWRF 2024.

Para penulis pemula diundang untuk mengirimkan karyanya ke ‘Emerging Writers’ Prizes of Prose and Poetry’ dan penerjemah di semua tahap karir dapat mengirimkan karyanya ke Translators’ Prize’. Batas waktu penyerahan adalah 30 Juni 2024, penulis dapat mencari tahu lebih lanjut tentang hadiah dan cara mengirimkan karyanya di sini. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post