Tiga Suguhan Seni Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita Duta Kota Denpasar Pukau Pengunjung PKB XLVI

 Tiga Suguhan Seni Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita Duta Kota Denpasar Pukau Pengunjung PKB XLVI

Sekaa Gong Kebyar Puspa Gita, Duta Kota Denpasar dalam PKB XLVI/Foto: ist

Sama-sama menarik, kreatif dan tak ada yang sama. Penampilan mebarung (pentas bersama) Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita, Banjar Tohpati Desa Kesiman Kertalangu dan Sekaa Gong Kebyar Dewasa, Komunitas Seni Saptana Jagaraga, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Duta Kabupaten Gianyar getarkan sangat memukau.

Kedua sekaa ini tampil dalam utsawa (parade) Gong Kebyar Dewasa serangkaian dengan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Provinsi Bali, Kamis 27 Juni 2024. Penampilan sekaa gong yang kebanyakan didukung penabuh remaja itu, seakan menggetarkan panggung.

Setiap nada yang dimainkan para penabuh itu, dapat membius ribuan penonton. Apalagi, ketika mendengar kotekan, gegedeg nyorot ataupun selangsih dari penabuh pemade dan kantil itu dapat memberi rasa senang. Demikian pula suara pukulan reong, gegedig kendang serta suara gong terasa hinga ke hati.

Masing-masing sekaa membawakan sebanyak tiga materi, mulai dari Tari Kreasi Kakebyaran, Tabuh Pepanggulan Kreasi dan Pragmentari. Semua materi ini dikemas apik dengan bingkai tema PKB XLVI “Jana Kerthi Paramaguna Wikrama, harkat dan martabat manusia unggul.

Baca Juga:  "Krama Istri" Nyatwa di Gedung Ksirarnawa

Kodinator Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita, Banjar Tohpati Desa Kesiman Kertalangu, I Wayan Sukadana mengaku, bersyukur pementasan hari ini berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Apa yang disajikan mendapat apresiasi dari penonton.

“Kami telah melaksanakan persiapan panjang jauh sebelumnya untuk membina guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar untuk Gong Kebyar Dewasa,” kata Sukadana usai melekukan pergelaran seni itu.

Pada pementasan kali ini, Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita, sebagai Duta Kota Denpasar membawakan tiga materi. Yakni Tari Kreasi Kakebyaran Topeng Bugis, Tabuh Pepanggulan Kreasi Berare dan Pragmentari bertajuk Wira Guna Abinaya Ngeraja Kuning.

Sekaa Gong Kebyar Puspa Gita, Duta Kota Denpasar dalam PKB XLVI/Foto: ist

Tari Kakebyaran Topeng Bugis merupakan tari kreasi petopengan yang diciptakan pada tahun 1991 dalam ajang Festival gong kebyar se Bali. Tarian ini merupakan tarian masal, menceritakan kelucuan rakyat jelata.

Baca Juga:  Festival Konservasi Lontar di Kota Denpasar. I Nyoman Astawan Punya 86 Lontar dari Usada Sari, Tenung Wong Wisaya Anluh hingga Kawisesan

Dalam penyajiannya Tari Topeng Bugis ini menggunakan tapel hanya pada bagian mulut saja, dengan bentuk mulut besar mancung yang dalam bahasa pergaulan di Bali sering disebut bujuh atau munju. Sajian ini merupakan produk lama, tetapi masih sangat menarik dan menghibur.

Selanjutnya untuk Tabuh Berare merupakan penggabungan dari dua nama tokoh besar karawitan Bali yaitu Beratha dan Regog. Kedua tokoh seni ini dikenal sebagai pendobrak hal-hal baru dengan mengadopsi, dan mulai mengimplementasi gaya-gaya musikal gamelan lain selain gong kebyar.

Bahakn, tidak hanya unsur gamelan lainnya saja, pola-pola garap music barat pun banyak menjadi landasan inspirasi bagi kekaryaan dari dua tokoh tersebut. Melalui kepiawaiannya menggarap tabuh, maka masuknya unsur-unsur luar itu menyatu, bukan terkesan tempelan.

Sebagai persembahan pamungkas turut ditampilkan Pragmen tari bertajuk Wira Guna Abinaya Ngeraja Kuning. Pada era tahun 1927 sampai dengan 1954 di bawah kendali Punggawa Kesiman pasca Puputan Badung, banyak peninggalan di bidang seni dan budaya hampir punah.

Baca Juga:  Gusti Nyoman Lempad dan Karya-karya Monumentalnya

I Gusti Ngurah Kesiman yang memegang kendali saat itu merasa sedih dan merenungi karya Ida Bhatara Kembar yaitu Anak Agung Anglurah Kesiman dan I Gusti Ngurah Made Agung yang menciptakan Legong Bhatara Bayu di bawah konseptor Ida Pedanda Made Sidemen.

Guna membangun kembali kesenian tersebut, lanjut Sukadana menuturkan, Punggawa Kesiman memerintahkan Bendesa Mas dari Wangaya Kaja, Kubayan dari Binoh, Tangkas dari Kelandis, Tambyak dari Singgi untuk mengumpulkan para seniman tari membangkitkan kembali sebuah hasil karya seni yang hampir punah tersebut dalam serangkaian upacara Ngeraja Kuning.

Akhirnya, diutuslah I Nyoman Kaler sebagai pelatih terkenal saat itu, untuk melatih Ni Pollok, Ni Luh Cawan, Ni Ketut Reneng besertamasya rakat pecinta seni tari yang lainnya berlatih untuk mempersiapkan acara tersebut.

“Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang kami laksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal, kita bersyukur dapat memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujar Sukadana santai.

Baca Juga:  Parade Gong Kebyar Anak-anak Memikat Pengunjung PKB XLVI

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa yang menyaksikan pergelaran secara langsung memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita.

Sebagai Duta Kota Denpasar, Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa. “Tadi kita saksikan penampilanya sudah sangat maksimal dan luar biasa. Garapan yang ditampilkan juga sangat apik, terlebih pragmen tari sungguh menarik,” ucapnya.

Pragmen tari bertajuk Wira Guna Abinaya Ngeraja Kuning itu memang tertata apik dan menjadi sajian seni yang sangat luar biasa. Maka wajar, membuat penonton berdetak kagum dan terpana menyaksikannya.

“Selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, pementasan juga memberikan semangat sebagai pembuktian bahwa kreasi dan penuangan ide garapan Denpasar sangat luar biasa,” jelas Wawali Arya Wibawa. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi seni budaya di Bali

Related post