I Made Arya Palguna Pamerkan ‘Pop Up’ di Komaneka Fine Art Gallery Ubud

 I Made Arya Palguna Pamerkan ‘Pop Up’ di Komaneka Fine Art Gallery Ubud

I Made Arya Palguna gelar pameran tunggal ‘Pop Up’ di Komaneka Fine Art Gallery Ubud/Foto: ist

Dinding-dinding ini sebelumnya lengang tak bertutur. Beda, ketika lukisan-lukisan itu dipajang dengan rapi dan apik, seakan menawarkan cerita menarik. Karya-karya itu tak hanya indah dipandang, tetapi juga penting untuk dicermati. Sebab, setiap karya itu mengandung nilai dan makna tersendiri yang hanya mampu dibaca oleh orang, khususnya pecinta seni lukis itu.

Ya, hampir setiap pengunjung terpesona dengan karya-karya perupa I Made Arya Palguna yang dipamerkan di Komaneka Fine Art gallery Ubud. Setelah dibuka, Sabtu 10 Agustus 2024, pengunjung langsung mendekat dan menikmati setiap goresan dalam pameran bertajuk “Pop Up” itu. Pemilihan warna dengan penuh makna, dan ide-ide yang menarik.

Goresan garis yang tergurat spontan dengan charcoal dan oil pastel, mengkontruksi figurasi yang khas. Cat akrilik dan cat air yang mengendap transparan, sesekali memadat. Menghampar pada kanvas, papan dan kertas yang menjadi bidang lapang untuk menghadirkan karya-karya dalam pameran tunggalnya itu.

Menurut Kurator pameran, I Made Susanta Dwitanaya mengatakan, karya-karya yang ditampilkan itu, sebagai satu catatan yang menarik untuk dicermati. Karya-karya ini menunjukkan capaian artistik yang berbeda dibandingkan dengan karya-karya Palguna yang selama ini dikenal dalam perjalanannya sebagai perupa.

Baca Juga:  Tubuh Tradisi dalam Pertunjukan Teater Modern di FSBJ IV

Perbedaan tersebut hadir pada sisi artistik maupun dari sisi bagaimana cara Palguna mengolah aspek naratif dalam karyanya. Daya beda yang ditampilkkanya kini juga menunjukkan, perupa ini yang selalu bergerak dalam eksplorasi dan energi penciptaan yang tak pernah surut mencari hal-hal yang menyegarkan dan baru dalam proses kreatifnya.

Berbagai kesegaran gagasan visual dan artistik yang ditawarkan Palguna melalui pameran ini, jika dianalogikan sebagai aktivitas berselancar di dunia maya maka apa yang dihadirkan itu dapat terbaca sebagai jendela pop up yang tiba-tiba muncul, namun dapat membuka pandangan baru bagi pemirsa atas karya-karya mutakhir Palguna.

Ini menciptakan pengalaman yang dinamis dan menarik. Sebagai penikmat, maka karya yang berbekal pengalaman melihat karya-karya Palguna sebelumnya, maka ketika melihat karya karya terbarunya dalam pameran ini serupa menemukan hal baru. Layaknya ketika mengklik sebuah jendela pop up dalam dunia maya .

“Perbedaan dari sisi artistik terlihat dari karakter visual, pilihan teknis, hingga pengolahan medium, yang teramu menghasilkan kualitas kualitas artistik tersendiri. Perbedaan karakter visual misalnya terlihat dari aspek yang paling esensial yakni karakter goresan garis Palguna,” jelas Susanta.

Baca Juga:  50 Peserta Ikuti Kriyaloka Artikel Mebasa Bali

Karya-karya Palguna sebelumnya didisajikan dengan goresan goresan garis yang halus, penuh kontrol, maka dalam pameran ini seakan diajak untuk melihat goresan goresan garis yang lain, tarikan dan goresan garis yang dihasilkan dengan berbagai medium, sehingga terlihat begitu spontan dan ekspresif menyiratkan sisi emosional yang kuat.

Warna warna yang dipilih cenderung padat terkadang bervolume dengan penambahan aspek pencahayaan, sehingga pada beberapa karyanya dapat melihat aspek volumetrik yang kuat. “Hal ini menjadi berbeda dengan pilihan warna-warna yang ditampilkan kali ini yang cenderung lebih eksprsif, kontras kontras yang menghentak, namun harmonis,” ucapnya.

Perbedaan yang ditawarkan Palguna berikutnya adalah dari cara bagaimana membangun narasi dalam karyanya. Sebagai perupa yang memiliki kepekaan dalam bernarasi secara visual karya-karya sebelumnya memperlihatkan aspek naratif yang hadir melalui banyak figur dan objek dalam satu bidang gambar.

Aspek naratif pada banyak karya Palguna sebelumnya dikontruksi dari jalinan relasi dan interaksi dari figur dan objek yang Ia gambarkan membentuk satu rangkaian narasi visual. Sedangkan dalam karya-karyanya saat ini kita diajak untuk menyimak cara bernarasi visual yang berbeda dari Palguna.

Baca Juga:  Bendesa Adat Kunci Awal Pengembangan Bahasa Bali di Masyarakat

Pameran tunggalnya kali ini, tak hanya sekadar memberikan kejutan visual, melalui judul “Pop Up” yang ditawarkan sebagai judul pameran tunggalnya kali ini, tetapi pengunjung juga diajak merenungi lapisan makna yang lebih dalam.

Pop Up sebuah analogi ataupun metafora yang ditawarkan oleh Palguna bahwa hidup dan keseharian selalu diwarnai oleh banyak kemungkinan, ketakterdugaan hingga ketidakpastian. Bagaimana menyikapinya dengan tetap berpegang pada kesadaran dan memaknaianeka sisi kehidupan yang penuh dinamika itu sebagai sebuah keniscayaan.

Jika hidup dan keseharian itu ibaratkan sebagai sebuah aktivitas berselancar di dunia maya, maka selalu akan ada pop up-pop up yang datang tanpa pernah diduga. “Begitu pula dalam karya Palguna, di mana setiap karya mengandung pesan atau narasi yang ingin disampaikan kepada pemirsa,” ucapnya.

Melaui pameran ini, pengunjung diajak untuk menyimak bagaimana Palguna dengan kepekaan artistik dan daya kreasinya sebagai seniman selalu berupa melakukan eksplorasi dan pergerakan gagasan dalam karya-karyanya. Pameran “Pop Up” akan berlangsung hingga 10 September 2024. [B/*/darma]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post