Dosen Ilmu Kelautan Unud: Lakukan Transplantasi Terumbu Karang Cara Mengembangkan Desa Wisata Bawah Air di Bali Utara
Mengembangkan desa wisata di daratan itu sudah biasa. Bahkan, Bali memiliki segudang desa wisata yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Bali. Tetapi, bagaimana kalau mengembangkan desa wisata bawah air. Nah, ini yang jarang ada di Pulau Dewata ini.
Dosen Ilmu Kelautan Universitas Udayana (Unud) tengah mengembangkan Desa Wisata Bawah Air di Bali Utara melalui Program Udayana Mengabdi. Dosen ini menginisiasi desa wisata bawah air melalui kegiatan translantasi terumbu karang dengan menggandeng warga Bondalem.
Kegiatan ini melibatkan warga lokal, yaitu Warga Bondalem khususnya yang berprofesi sebagai diver ikut menjadi peserta kegiatan transplantasi terumbu karang yang dipusatkan di Pantai Lippah, Desa Bondalem, Kabupaten Singaraja, Bali, beberapa waktu lalu.
“Kami menanam tak kurang dari total 180 bibit karang yang merupakan bibit alami yang dudapatkan dari patahan karang langsung dari Desa Bondalem,” kata Koordinator Program Studi Ilmu Kelautan FKP Unud yang juga Ketua kegiatan, Dr. Dwi Budi Wiyanto, S. Kel, MP disela-sela kegiatan.
Memang tak gampang. Aksi transplantasi terumbu karang ini dilakukan selama 3 hari di Pantai Bondalem pada kedalaman sekitar 5 – 10 meter di bawah air. Kerangka yang digunakan berupa besi ukuran 12 inchi. Besi tersebut di potong sesuai ukuran yang telah ditentukan.
“Potongan-potongan besi tersebut kemudian dirangkai dengan menggunakan las dan dibentuk menyerupai jaring laba-laba (Spider) sebanyak 15 buah. Nah, terumbu karang ini kemudian diikatkan pada besi yang jarring laba-laba itu,” terang Dr. Dwi Budi Wiyanto.
Aksi transplantasi terumbu karang ini diikuti oleh 12 mahasiswa, 5 dosen FKP Unud, dan 7 orang dari Kelompok Pengawas Masyarakat Desa Bondalem. Kegiatan ini sangat menarik, karena para peserta saling membantu mengikat 500 bibit karang pada 100 struktur yang berisi enam rangka.
Menariknya, Dr. Dwi Budi Wiyanto ikut melakukan diving untuk membantu dalam penanaman terumbu karang di dasar laut. “Transplantasi ini sangat penting untuk mengatasi kerusakan terumbu karang akibat aktivitas manusia, perubahan iklim, dan bencana alam,” jelasnya.
Dengan melakukan transplantasi terumbu karang ini, diharapkan di masa depan dapat berdampak pada pemulihan ekosistem laut, terutama terumbu karang yang menyediakan habitat bagi berbagai spesies laut.
“Kami berharap upaya ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga laut dan mendorong praktik-praktik berkelanjutan,” harapnya.
Meneurutnya, kegiatan transplantasi terumbu karang ini menjadi tombak awal bagi FKP Unud untuk terus secara aktif hadir melestarikan terumbu karang, serta mengembangkan sektor pariwisata di Desa Bondalam pada masa yang akan mendatang.
Ketua Kelompok Pengawas Masyarakat Desa Bondalem, Sugiarta menyambut baik kegiatan keberlanjutan ini. Program transplantasi terumbu karang ini bisa membantu warga di desa Bondalem untuk mengembangkan wisata terumbu karang bawah air.
“Banyak negara yang bergantung pada pariwisata laut seperti menyelam dan snorkeling. Nah, transplantasi terumbu karang dapat menjaga daya tarik pariwisata dan memberikan manfaat ekonomi jangka panjang,” terangnya meyakinkan.
Adanya program transplantasi terumbu karang ini, Sugiarta berharap bisa membangun semangat para warga desa Bondalem untuk terus melestarikan terumbu karang yang diharapkan bisa mendobrak perekonomian masyarakat di desa Bunutan di waktu yang akan datang.
“Upaya keberlanjutan transplantasi terumbu karang dalam konservasi sangat penting untuk memastikan bahwa ekosistem laut tetap terjaga dan terumbu karang bisa pulih dengan baik. Alam menjadi lestari, dan ini peluang untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat,” tutupnya. [B/*/puspa]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali