Upacara Melasti Ida Bhatara Sakti Nawa Sanga Pura Natar Sari Apuan di Pantai Batu Bolong

 Upacara Melasti Ida Bhatara Sakti Nawa Sanga Pura Natar Sari Apuan di Pantai Batu Bolong

Ida Bhatara Sakti Nawa Sanga di Pura Natar Sari Apuan melasti di Pantai Batu Bolong/Foto: ist

PROSESI pemelastian ini bukan sebuah pertunjukan seni, namun dalam aktvitasnya menyedot perhatian banyak orang. Bagaimana tidak? Prosesi yang diikuti ribuan umat Hindu itu, ngiring (mengantar) sesuwunan Ida Bhatara Sakti Nawa Sanga dan sejumlah Ratu Gede, Barong.

Prosesi ritual tersebut diiring dengan gamelan Gong Beri dari Sanggar Ketug Gumi, Gulingan Taman Ayun Mengwi dengan memainkan gamelan penuh semangat dan tulus. Mereka memainkan gending yang sangat enerjik yang memberi semangat langkah kaki para pengiring.

Begitulah suasana melasti Ida Bhatara Sakti Nawa Sanga di Pura Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari Apuan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali di Segara (Pantai) Batubolong, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali pada Rabu 4 Juni 2025.

Pelawatan Ida Batara Pura Natar Sari berwujud Wayang Wong yang memakai figur dan topeng wayang, seperti Rahwana, Hanoman, Sugriwa, Anila dan dua punakawan Sangut dan Delem, serta figur-figur pelawatan itu berjumlah Sembilan diikuti sejumlah tapakan Ratu Gede (Barong).

Baca Juga:  Warung Nasi Tempong Lalah Tuban Sajikan Menu Pedas yang Khas

Sementara Tapakan Ratu Gede yang ikut mengikuti upacara pemelastian tersebut meliputi Tapakan Ratu Gede Banjar Baru, Pemanis, Cacab, Bunyuh Tabanan, Payangan, Katik Lantang Gianyar, dan Cepaka Selingsing Tabanan yang mengikuti prosesi hingga ke pantai.

Pada saat upcara melasti itu, tapakan Ida Bhatara diiring hingga ke pantai, sehingga menjadi moment yang sangat langka. Kontan saja, para wisatawan yang sedang jalan-jalan di kawasan pantai itu mengabadikannya dengan kamera dan hand pone.

Beberapa jam kemudian, Ida Bhatara Sakti Nawa Sanga mengikuti prosesi merarian ring jogan Ida Bhatara (beristirahat) di Pura Puseh Desa Adat Tua, Kecamatan Marga. Selanjutnya, kapendak (jemput) menuju Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari pada sore hari itu juga.

Setelah tiba di ujung Desa Adat Apuan, iringan-iringan sesuwunan tapakan Ida Batara disambut berbagai tarian seperti rejang dan baris gede. Suasana sangat khusuk, sehingga tak sedikit warga yang mengalami kerauhan (trance). Mereka yang berjalan dan menari tiba-tiba menangis.

Baca Juga:  Limbah Laut Disulap Menjadi Cindera Mata Gajah Mina

“Puncak pujawali di pura ini bertepatan dengan Tumpek Krulut, Sabtu 7 Juni 2025,” kata Pemangku Gede Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari, Ketut Mastrum, S.Sn. didampingi Ketua Panitia I Made Admaja, Sekretaris I Made Cendoarsa, Bendesa Adat Apuan Ketut Murtana, S.Sn. dan penyarikan pura I Made Suastika.

Pujawali ageng yang jatuh setiap tahun tersebut ngerawuhin (menghadirkan) sekitar 60 Tapakan Barong yang menjadi sungsungan umat Hindu di lima kabupaten yakni Tabanan, Badung, Gianyar, Jembrana dan Bangli.

Pemangku Mastrum mengatakan, pada puncak pujawali dilangsungkan pecaruan, kemudian Ida Sesuhunan Bhatara Sakti Nawa Sanga kairing mesucian ring beji (melakukan pembersdihan di mata air). Tengah malam Ida Bhatara Sakti Nawa Sanga dan seluruh tapakan Ratu Gede, tedun kabeh (turun), katuran upakara panyejeg bhuwana.

Prosesi ritual tersebut dilengkapi dengan ngendag kalangan, wali sesolahan (menari, mitip pentas seni). Ida Bhatara nyejer (berlangsung) selama tiga hari, dan karya kasineb mupuk kembang (ditutup) pada Selasa 10 Juni, jelang pagi atau Rabu 11 Juni dinihari sekitar pukul 03.00 wita. [B/puspa]

Related post