PKB XLVII Angkat Tema ‘Jagat Kerthi’: Ajakan Merawat Alam dan Budaya

 PKB XLVII Angkat Tema ‘Jagat Kerthi’: Ajakan Merawat Alam dan Budaya

Kota Denpasar sajikan “Ida Cokorda Mantuk Ring Rana” dalam Peed Aya PKB 2024/Foto: ist

JANGAN lupa Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII yang bakal digelar beberapa hari lagi. PKB XLVII akan digelar mulai 21 Juni 2025, diawali dengan pawai budaya “Peed Aya” di Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB), Niti Mandala Denpasar.

Malam harinya, pembukaan resmi digelar di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali. Gubernur Bali, Wayan Koster, berharap pembukaan kali ini dilakukan langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.

“Saya berharap Presiden Prabowo hadir untuk membuka PKB XLVII. Kehadiran beliau akan menambah semarak pembukaan,” kata Koster saat memimpin rapat pleno PKB di Gedung Wiswa Sabha, Kamis 5 Juni 2025.

Koster menyebutkan, pihaknya telah mengirim surat resmi ke Istana. Jika Presiden tak bisa hadir, Pemprov Bali berharap ada menteri yang ditugaskan mewakili. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari Istana Negara.

Baca Juga:  ‘Beruk Sakti’: Pentas Drama Gong Kanti Budaya Memikat Pengunjung PKB Ke-47

PKB tahun ini mengusung tema besar “Jagat Kerthi”, sebuah ajakan untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam semesta. Pentas seni tak hanya ditujukan sebagai hiburan, tapi juga sebagai media edukasi tentang pentingnya kelestarian budaya dan lingkungan.

“Ini pesta rakyat, bukan seremoni elite. Seni harus menyapa rakyat dan membawa pesan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Gede Arya Sugiartha.

Pihaknya memastikan, persiapan acara telah rampung 90 persen, mulai dari pemasangan baliho, penyebaran jadwal acara, hingga pameran kerajinan dan industri kreatif yang telah dimulai sejak pekan lalu.

Desa Adat Jadi Sorotan, Tari Warisan UNESCO Ditampilkan

PKB kali ini memberi panggung khusus bagi desa adat. Desa-desa kuno seperti Pedawa, Penden, Sukawana, dan Kiadan-Plaga akan tampil dengan kekayaan seni-budaya masing-masing. Selain itu, sembilan tari warisan takbenda UNESCO juga akan dipentaskan, meski beberapa seperti Rejang dan Baris Gede ditampilkan terbatas karena kendala teknis.

Baca Juga:  Sanggar Seni Pranawa Swaram Desa Dalung Pentaskan Karya-karya Maestro Wayan Lotring di PKB Ke-47

Tahun ini, jumlah komunitas seni yang berpartisipasi melonjak dari 285 menjadi 517, dengan total seniman mencapai 20 ribu orang.

Internasional Hadir, Plastik Dilarang

PKB tahun ini juga mencatat partisipasi internasional dengan hadirnya delegasi seni dari India, Kanada, dan Prancis. Mereka akan tampil dalam simposium dan pertunjukan budaya lintas negara. Pameran seni rupa dan kuliner tradisional pun akan meramaikan area festival dengan kebijakan ketat: zero plastic policy — tanpa botol plastik dan sedotan.

Sistem keamanan diperkuat dengan posko di empat pintu masuk utama. Display pawai dibatasi maksimal tujuh menit per peserta untuk menjaga ketertiban. Sejumlah kabupaten/kota tetap ambil bagian, meski ada yang mundur karena kendala dana dan jumlah seniman.

Anggaran Naik, Penghargaan Tokoh Budaya Disiapkan

Dengan anggaran meningkat dari Rp6,5 miliar menjadi hampir Rp9 miliar, PKB XLVII mendapat sokongan tambahan dari perguruan tinggi dan sektor swasta. Pemprov juga akan menganugerahkan Sewaka Nugraha kepada sembilan tokoh seni budaya, masing-masing menerima piagam dan dana pembinaan Rp50 juta.

Baca Juga:  BaliSpirit Festival 2025: Merayakan Harmoni Jiwa, Musik, dan Budaya

Ke depan, Dinas Kebudayaan berencana menyelenggarakan sensus kebudayaan berbasis desa adat dan menetapkan beberapa di antaranya sebagai desa budaya pada 2026.

“Desa adat adalah simbol kedaulatan budaya lokal, sebuah negara dalam negara dengan spiritualitas yang terjaga,” tutup Arya Sugiartha. [rls]

Related post