Tari Barong Ket Komunitas Seni Kerta Yowana Desa Singakerta, Bius Penonton PKB Ke-47

 Tari Barong Ket Komunitas Seni Kerta Yowana Desa Singakerta, Bius Penonton PKB Ke-47

Komunitas Seni Kerta Yowana Desa Singakerta tampil dalam lomba Tari Barong Ket di PKB ke-47

PENAMPILAN Barong Ket dari Komunitas Seni Kerta Yowana, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud sebagai Duta Kabupaten Gianyar di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Jumat 4 Juli 2025 disambut gemuruh penonton.

Malam itu, dua penari barong berhasil memberikan jiwa pada setiap gerak, sehingga barong yang menggunakan dari berbagan utama itu berhasil memukau ribuan penonton. Sorak-sorai ribuan penonton seketika pecah ketika para seniman Gumi Seni naik dan beraksi ke panggung.

Itulah aksi Komunitas Seni Kerta Yowana, duta seni Kabupaten Gianyar dalam Wimbakara (Lomba) Tari Barong Ket di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47. Malam itu, Komunitas Seni Kerta Yowana bersaing dengan tiga kontingen seni dari Klungkung, Bangli, dan Buleleng.

“Penampilan kali ini, menjadi bagian dari upaya pelestarian seni pertunjukan tradisional Bali yang kaya akan nilai spiritual, estetika, dan filosofi,” kata Ketua Komunitas Seni Kerta Yowana Desa Singakerta, I Wayan Eris Stiawan disela-sela lomba itu.

Baca Juga:  Drama Gong ‘Kadga Maya’ di PKB Ke-47: Menghibur dan Sarat Pesan

Penampilan duta Gianyar ini disambut antusias penonton karena reputasinya dalam membawakan garapan seni. Dengan harmonisasi gending, gerakan tedung, dan kekuatan bapang barong yang menyatu, berhasil membius penonton sepanjang pementasan.

Komunitas Seni Kerta Yowana menampilkan garapan inovatif yang mengangkat nilai-nilai spirit kelokalan Desa Singakerta yakni “Tari Kupu-kupu Tarum” tanpa meninggalkan pakem tradisi, dengan tetap menjaga keaslian gerak, iringan gamelan, serta nuansa magis pertunjukannya.

Tari Kupu-kupu Tarum sendiri merupakan cerminan spirit Desa Singakerta yang hingga kini tetap lestari. Ini merupakan perlambang kecantikan, keindahan, keagungan dan transformasi menuju kemuliaan.

Tetap mengacu pada esensi dari agungnya Bapang Petopengan, agresifnya Goak Macok, lembut dan tegasnya Condong dan Pelayon, serta girangnya Omang.

Baca Juga:  Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali. Ini Ikon Baru Bulan Bahasa Bali ke-5

Persiapan panjang selama setahun dilakukan oleh para seniman muda Desa Singakerta. Misi mereka tidak hanya memenangkan kompetisi, tetapi juga menyuarakan semangat regenerasi dan pelestarian seni budaya Bali.

“Kami bangga mendapat kepercayaan mewakili Gianyar. Ini bukan hanya soal kompetisi, tapi panggilan untuk menjaga warisan leluhur tetap hidup di hati generasi muda,” ujar Wayan Eris Stiawan.

Dibalik suksesnya penampilan, Wayan Eris Stiawan mengungkapkan, menemukan berbagai kendala dalam menyatukan para seniman muda mengingat sebagian besar bekerja dan sekolah.

“Yang namanya proses pasti ada kendala, mengingat kami di Desa Singakerta yang terdiri dari 14 banjar. Jadi untuk menyatukan semuanya dalam satu sekaa menjadi tantangan buat kami,” lanjutnya.

Baca Juga:  "Usadha" Bermanfaat Bagi Kehidupan Sehari-hari

Adapun seniman yang diterjunkan antara lain 29 orang penabuh, dua orang penari bapang barong, dan dua orang penari tedung. Penampilan Komunitas Kerta Yowana ini mendapat dukungan dari Pemerintah Desa Singakerta yang dipimpin oleh Perbekel I Ketut Murja.

“Kehadiran kelompok seni ini mencerminkan komitmen desa dalam melestarikan seni dan budaya lokal, sekaligus memberikan ruang ekspresi bagi generasi muda di bidang seni pertunjukan,” pungkas Eris Stiawan. [B/hms]

Related post