Jazz Intim Smokey Chamber Trio di Ubud Village Jazz Festival 2025

 Jazz Intim Smokey Chamber Trio di Ubud Village Jazz Festival 2025

Smokey Chamber Trio/Foto: ist

TIDAK semua band lahir untuk panggung besar. Beberapa musik tercipta hanya untuk ruang-ruang kecil, percakapan tengah malam, dan asap yang menggantung di udara. Smokey Chamber Trio (S‑C‑T) adalah salah satunya.

Mereka terbentuk secara tidak sengaja saat pandemi, bermula dari pertemuan di ruang tamu, gitar disampirkan di lutut, ide-ide melayang, dan hanya kamera ponsel yang menjadi saksi. Tidak ada niat untuk tampil di depan ratusan pasang mata.

Tapi pada Jumat malam, di panggung Subak Sthala Ubud Village Jazz Festival 2025, rahasia itu akhirnya diceritakan ke dunia.

Trio ini digawangi Yuri Mahatma – co-founder UVJF yang gitar akustiknya dikenal bisa bercakap-cakap lebih fasih dari banyak manusia – ditemani Benny Irawan dengan petikan gitar yang kerap menambahkan kejutan di setiap sela, serta Fendy Rizk dengan double bass yang bukan sekadar mengisi nada dasar, tapi memegang denyut nadi musik itu sendiri.

Baca Juga:  Pemkot Denpasar Gelar Lomba Tari Barong Ket dan Mekendang Tunggal Remaja

Mereka menyebutnya chamber jazz, dan malam itu kita mengerti kenapa: musik ini tidak berlari, tidak memamerkan teknik, tapi mengajak kita masuk pelan-pelan ke ruang kecil yang hangat, di mana setiap nada adalah kalimat, setiap diam adalah tanda baca.

Pembukaan set mereka seperti undangan berbisik. Yuri memetik nada-nada ringan, seperti melukis sketsa di udara.

Benny menjawab dengan warna-warna yang tidak pernah sama, sementara Fendy menahan waktu dengan bass-nya yang berdengung rendah, seakan ingin kita bernapas bersama mereka. Tidak ada kesan ingin “menghibur massa”. Ini musik yang hidup dari percakapan, bukan atraksi.

Dan malam itu, alam pun seakan ikut bergabung. Di belakang panggung, suara deras air sungai Lodtunduh menyusup ke telinga penonton, berpadu dengan senar gitar dan kayu bass.

Baca Juga:  Ubud Village Jazz Festival 2025: Membentang dari Pesisir hingga Puncak Ubud

Bukan efek, bukan sound design, hanya suara dunia yang kebetulan selaras dengan musik. Jazz seperti ini jarang terjadi: bukan hanya dimainkan, tapi juga dibiarkan terjadi bersama semesta.

Set berlanjut dengan komposisi-komposisi yang lahir dari hati mereka sendiri. Ada “Kesari” karya Eko Sumarsano, yang melangkah lembut seperti obrolan lama yang akhirnya terucap.

Ada “Free Delivery” milik Yuri, yang judulnya santai namun nadanya menyimpan senyum nakal di baliknya. Benny menaruh aksen-aksen gitar yang kerap mengejutkan, tidak pernah berlebihan, hanya sedikit bumbu yang membuat melodi terasa lebih manusiawi.

Lalu, momen paling nakal malam itu tiba. Yuri mengangkat kepala, tersenyum kecil ke penonton, dan berkata lagu berikutnya “terinspirasi dari dangdut Indonesia.” Tak ada yang tahu apa yang menunggu setelah itu.

Baca Juga:  Garapan Seni ‘Catur Guru’ Melepas Matahari di Kota Denpasar

Petikan gitar yang keluar adalah melodi Santai milik Rhoma Irama, tapi terdengar seolah seorang anak kecil yang baru menemukan gitar dan iseng memainkan nada-nada itu – jenaka, ringan, penuh rasa ingin tahu.

Benny segera menimpali dengan lick bluesy yang tajam, Fendy masuk memberi groove yang menggoyang tanpa perlu permisi. Dalam sekejap, panggung berubah jadi persimpangan jalan yang jarang ada di peta: dangdut dan jazz saling sapa, tidak beradu gaya, hanya tertawa bersama dalam bahasa musik.

S‑C‑T tidak berteriak agar didengar, mereka berbisik, dan justru itulah yang membuat semua orang diam, mendengarkan. Tidak ada solo panjang yang mendominasi, hanya percakapan tiga sahabat yang sudah lama saling memahami.

Malam pertama UVJF 2025 punya banyak warna dan volume, tapi suara Smokey Chamber Trio adalah salah satu yang paling menetap di udara, seperti asap tipis yang enggan bubar.

Baca Juga:  STHALA Ubud Village Jazz Festival 2025 Hari Kedua: Ajak Penonton Menyelam dalam Musik Satu Napas Kolektif

Sebuah cerita jazz yang tak butuh kata-kata, tapi akan terus kita ulang di kepala jauh setelah lampu panggung padam. [Pranita]

Related post