Jegog Spirit Festival 2025, Menjaga Keberlanjutan Jegog Sebagai Identitas Khas Jembrana

 Jegog Spirit Festival 2025, Menjaga Keberlanjutan Jegog Sebagai Identitas Khas Jembrana

Jegog Spirit Festival 2025/Foto: ist

KESENIAN Jegog yang merupakan ansambel musik tradisional khas Kabupaten Jembrana dikupas lugas dalam Jegog Spirit Festival 2025. Instrumen gamelan unik berbahan dasar bambu besar itu tak hanya dimainkan, tetapi juga didikusikan secara aktif melalui kegiatan workshop.

Itulah suasana Jegog Spirit Festival 2025 di Anjungan Cerdas Rambut Siwi, Jembrana di hari pertama. Festival budaya ini, diisi dengan kegiatan edukatif dan kompetisi yang menegaskan Jegog sebagai kesenian tradisi yang masih hidup dan terus diwariskan lintas generasi.

Kegiatan tersebut tentu menjadi ruang edukasi, khususnya tentang barungan gamelan yang awalnya berfungsi sebagai hiburan pengisi waktu petani. Suaranya yang khas cepat, keras, dan merdu, yang biasa dipentaskan sebagai hiburan dan pengiring upacara, kini telah mendunia.

“Jegog Spirit Festival 2025 menjadi ruang penting untuk menjaga keberlanjutan Jegog sebagai kesenian tradisional yang merupakan identitas khas Kabupaten Jembrana,” kata I Putu Boby Agus Darma, Dewan Juri sekaligus Koordinator Paguyuban Jegog Pring Agung disela-sela pembukaan festival, Sabtu 19 Desember 2025.

Baca Juga:  Kasanga Fest: Ogoh-Ogoh Terbaik STT Kota Denpasar, Ogoh-Ogoh Mini, Hingga Lomba Baleganjur Ngarap

Kegiatan dimulai dengan Workshop Seni Jegog yang diikuti oleh pelajar, komunitas seni, serta sekaa ibu-ibu dari berbagai wilayah di Jembrana. Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan pada dasar-dasar pengetahuan Jegog.

Dmulai dari sejarahnya sebagai gamelan bambu khas Jembrana, hingga praktik teknis seperti tuning, pengikatan bilah, dan teknik memainkan instrumen Jegog secara berkelompok.

Jegog sendiri dikenal sebagai ansambel musik bambu berukuran besar yang menggunakan bambu raksasa sebagai bahan utama. Ukuran instrumennya yang masif menghasilkan karakter bunyi rendah dan bergetar kuat.

Maka jangan heran, kesenian jegog dimainkan secara komunal dan menekankan kekompakan antarpenabuh.

Baca Juga:  Pemkot Denpasar Gelar Lomba Tari Barong Ket dan Mekendang Tunggal Remaja

Setelah memasuki sore hingga malam hari, festival dilanjutkan dengan Lomba Tabuh Klasik dan Jegog Tingklik se-Kabupaten Jembrana.

Lomba ini mempertandingkan beberapa kategori, yaitu Truntungan Klasik, Tabuh Tegak Klasik, dan Bebarungan, yang diikuti oleh puluhan sekaa dari berbagai kecamatan di Jembrana.

Lomba ini menarik. Seluruh peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat Bali serta mencantumkan credit title kepada pencipta tabuh, pengaransemen, dan/atau pembina sekaa.

Ketentuan ini diberlakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap proses kreatif dan tradisi pewarisan dalam kesenian Jegog.

Baca Juga:  ‘Hyang Ratih: Ode untuk Bulan, Perempuan, dan Semesta’ Meriahkan Festival Musik Indonesia 2025

“Melalui festival ini, Jegog tidak hanya dipertunjukkan, tetapi juga dipelajari, diresapi, dan diwariskan. Ini penting agar Jegog tetap hidup dan dikenal sebagai kesenian original Jembrana,” ujar I Putu Boby Agus Darma.

Jika menyaksikan semangat para pecinta kesenian tradisional itu, maka di ari pertama Jegog Spirit Festival 2025 menjadi penanda kuat bahwa upaya pelestarian kesenian tradisi dapat berjalan seiring dengan edukasi dan partisipasi masyarakat.

Jika penasaran datang saja ke Jegog Spirit Festival. Sebab, Rangkaian kegiatan festival akan berlanjut hingga 21 Desember 2025 dengan agenda pertunjukan, kolaborasi seni, dan diskusi kebudayaan. [B/pran]

Related post