Budaya Bali dan Yogyakarta dalam Satu Ruangan. Pameran “Lawatan Nusaraya” di Sudamala Suites and Villas Sanur
Pameran “Lawatan Nusaraya Membangun Kebhinekaan” yang berlangsung di Sukarata Art Space at Sudamala Suites and Villas, Denpasar, Bali tak hanya menyajikan berbagai budaya dan karya seni, tetapi juga mendidik. Sebab, disetiap koleksi yang dipajang disertakan dengan informasi, sehingga pengunjung dapat belajar dari benda ataupun karya-karya yang dipajang semala empat hari (22-25 Juni 2023) itu.
Pameran yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kebudayaan) ini memang menarik untuk disimak. Berbagai jenis arsip-arsip dan artefak itu dibawa dari Jogjakarta untuk disajikan kepada masyarakat Bali, juga umum. Salah satunya, adalah bend apos menjadi medium sebagai bahan koleksi yang tidak hanya dinikmati keindahannya, teapi juga value nilai cerita yang ada.
Pameran itu telah dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Kota Yogyakarta Yetti Martanti, S.Sos., M.M bersama Kadisbud Kota Denpasar, Raka Purwanta, M.A.P. Jumat (23/6/2023). Pameran yang mengangkat tema “Ratna Palupi: Perempuan dan Pertalian Budaya” itu berlangsung pada 22 -25 Juni 2023.
Sehari sebelum pameran ini dibuka, PJ Walikota Yogyakarta, Singgih Raharja, M,Ed sempat meninjau serta memberikan beberapa arahan guna kesuksesan penyelenggaran pameran yang berlangsung di pusat destinasi Sanur ini.
Kadisbud Ratna Palupiini mengatakan, pasca acara penandatangan kerjasama bahwa Yogyakarta dan Denpasar merupakan dua kota yang memiliki potensi budaya yang sangat banyak. Melalui kerjasama ini, diharapkan kedua kota budaya ini akan saling menguatkan dalam seni budaya, pariwisata, UMKM, ekonomi kreatif dan sektor-sektor lainnya.
Pertalian budaya antara Yogyakarta dan Bali dalam sudut pandang perempuan dan budaya juga memiliki kesamaan. Selain itu, pertalian antara kedua wilayah ini juga digambarkan dalam sosok Walter Spies, Naskah-naskahkuno, dan lainnya.
“Jawa dan Bali karena kita berasal dari DNA budaya yang sama. Ada kebudayaan-kebudayaan yang sama antara Jawa Bali salah satu Walter Spies yang menginspirasi perkembangan music kanan yang ada di Jogja atau orchestra. Sedangkan di Bali sosok ini menginspirasi seniman perupa dan modernisasi tari kecak,” kata Kadisbud Yetti.
Melalui pameran “Lawatan Nusaraya” ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi Yogyakarta dan Bali untuk bekolaborasi dalam upaya menggali dan mengembangkan kebudayaannya agar semakin dikenal tidak hanya di Indonesia melainkan juga mancanegara.
Moment itu, tak hanya menyajikan benda-benda sejarah dan karya seni, tetapi juga diidi dengan sinergi talk. Acara ini untuk memberikan pengantar dan mengkoneksikan sinergi budaya antara Yogyakarta dan Bali. Talk ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang baik birokrasi, praktisi, maupun seniman.
Kepala Dinas Pariwisata Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswati,S.S.,M.Hum menyatakan, Denpasar mengajak Yogyakarta untuk membangun sistem event dan sistem culture untuk membangun kebudayaan dan pariwisata.
Sementara, Kadisbud Raka Purwanta menyatakan perempuan-perempuan Bali berperan serta dalam pembangunan kebudayaan di Bali terlihat dari kontribusi penari-penari perempuan di kancah internasional. “Di bidang kebudayaan, kami mberikan kesempatan seluas-luasnya untuk perempuan berpartisipasi dengan keterlibatannya dalam event-event di Kota Denpasar,” paparnya.
Sedangkan Marlowe Bandem yang merupakan aktivis kebudayaan Bali menyampaikan istilah Last Paradise yang disematkan untuk Bali tidak lepas dari peran besar perempuan. “Jika kita berbicara dari perspektif cara-cara merupakan kontirbusidari wanita-wanita, sehingga kesenian Bali dapat mendunia. Istilah last paradise muncul dari eksotisme wanita-wanita Bali,” papar pria kalem ini. [B/darma]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali