Festival Seni Bali Jani V Sajikan 73 Acara dalam 8 Mata Program

 Festival Seni Bali Jani V Sajikan 73 Acara dalam 8 Mata Program

FSBJ V diselenggarakan tanggal 16-30 Juli 2023/Foto: dok.balihbalihan

Festival Seni Bali Jani  (FSBJ) V tahun 2023 dibuka oleh Menteri Kesehatan RI Budi, Gunadi Sadikin hari ini, Minggu 16 Juli 2023. Namun, sebelum itu Gubernur Bali Wayan Koster menutup PKB 2023 dalam satu panggung terbuka di Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali di Denpasar.

“FSBJ V pelaksaaannya terangkai setelah penutupan PKB, dengan harapan masyarakat yang berduyun-duyun selama ini menyaksikan PKB turut pula hadir mengapresiasi pergelaran seni di Festival Seni Bali Jani,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiarta disela-sela gladi, Sabtu 15 Juni 2023.

Dinamika berkesenian dan berkebudayaan di Bali, sesungguhnya antara seni klasik dan tradisi terangkai padu dengan seni-seni modern dan kontemporer dalam kenyataan keseharian maupun penciptaan selama ini.  “Secara konseptual dan dalam praktik penciptaan, proses berkesenian di Bali itu berlangsung secara keberlanjutan dalam perubahan,” ucap Rektor ISI Denpasar (2012-2021).

Dinamika keberlanjutan dalam perubahan tersebut mewarnai penciptaan seni-seni tradisi dan modern yang sama-sama berkembang dan bertumbuh dengan dinamis di pulau Bali. “Jadi, setelah merawat dan mengembangkan seni tradisi (melalui PKB-red), kita lanjut melakukan inovasi penciptaan seni-seni modern kontemporer melalui Festival Seni Bali Jani,“ jelasnya.

FSBJ diselenggarakan tanggal 16-30 Juli 2023, dengan 73 sajian acara yang terangkum dalam 8 mata program, yakni Adilango (Pergelaran), Utsawa (Parade), Aguron-guron (Lokakarya), Timbang Rasa (Sarasehan), Pawimba (Lomba), serta Beranda Pustaka (Pameran dan Bursa Buku), Pameran Kartun serta Pameran Bali Bangkit dan perhelatan seni rupa Bali Megarupa, juga Selebrasi Bali Jani.

Baca Juga:  THE ART MUST BE CRAZY Pastinya Seni Gila

Pemerintah Provinsi Bali juga memberikan penghargaan Bali Jani Nugraha kepada para seniman modern kontemporer yang  dipandang berprestasi, berdedikasi dan mumpuni di bidang masing-masing. Bertindak sebagai kurator Warih Wisatsana, Ida Bagus Martinaya dan Nyoman Windha.

Warih Wisatsana menyampaikan bahwa pada penyelenggaraan FSBJ V 2023 ditandai kebijakan kuratorial baru, yakni Open Call, di mana seniman-seniman dan sanggar-sanggar yang ada di Bali diberikan kesempatan untuk mengajukan gagasan penciptaannya untuk ditampilkan di FSBJ. Terdapat 27 sanggar/komunitas yang antusias merespon Open Call ini, 16 diantaranya terpilih tampil sebagai penyaji pada FSBJ V 2023 ini.

“Jadi panggilan sebuah festival memang bukan hanya menghadirkan penyaji yang patut hadir karena prestasi dan dedikasi berkeseniannya, melainkan juga mesti menemukan para seniman ataupun pencipta yang layak tampil karena capaian kreasi penciptaannya. Melalui open call terbuka peluang untuk menampilkan pencipta-pencipta dengan karya-karya terkininya yang bernas dan menawarkan kebaruan,“ tambah sastrawan itu.

FSBJ V 2023 juga dimeriahkan oleh sajian seniman-seniman dan narasumber dengan reputasi nasional dan internasional. Hal ini selaras arahan dan pengharapan penggagas Festival Seni Bali Jani, Ibu Putri Koster,  meski baru menginjak penyelenggaraan yang kelima, hendaknya kumandang dan capaian prestasinya mendapat apresiasi secara nasional dan bahkan internasional.

Ajang ini dimeriahkan kelompok teater tari dari Korea Selatan, Dance Troupe-Da, yang memiliki reputasi internasional, menyuguhkan lakon “The Sea Does Not Get Wet by The Rain”. Sebuah adaptasi dari novel pemenang nobel Ernest Hemingway, “The Old Man and The Sea”. Bertindak sebagai art director Jeon Dongsu dan koreografer Kim Naamseek yang telah melakukan pentas di lebih dari 80 kota di 20 negara.

Kurator Ida Bagus Martinaya, akan tampil pula Teater Mandiri dengan sutradara Putu Wijaya dan Teater Keliling arahan Rudolf Puspa yang memiliki reputasi nasional dan internasional, mengolah lakon dari tema bahari. Juga teater dari Bali, Selem Putih, Teater Mini, Teater Agustus, Kertas Budaya, dan lain-lain.

Program Timbang Rasa menyajikan 7 topik terpilih, menghadirkan narasumber-narasumber dengan reputasi nasional dan internasional. Antara lain Lisa Russel (Amerika Serikat), kurator seni PBB yang akan berbicara perihal Seni Partisipatori bersama Wicaksono Adi.

Koreografer Kadek Puspasari yang tengah bermukim cipta di Paris akan berbicara tentang Tari Modern Bali dalam Festival Internasional bersama Ratri Anindyajati (Direktur Indonesian Dance Festival). Isadora, pengamat sastra dari Prancis membahas tema sastra internasional. Akan dibahas juga peluang dan tantangan Bali sebagai pusat perfilman bersama sutradara Yosep Anggi Noen dan Sofia Setyorini.

Pameran Bali Megarupa juga diikuti oleh 99 seniman, 17 diantara merupakan perupa internasional yang berasal dari Korea, Amerika, Belanda, Jepang, Italia, India. Sebagai kurator adalah Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana, Anak Agung Gde Rai, dan Jang Shin Jeung yang memiliki pengalaman di MoMA PS1 Contemporary Arts Center, New York.

Adapun pameran Bali Megarupa diselenggarakan di tiga lokasi terpilih, yakni Gedung Kriya Taman Budaya Provinsi Bali, Museum ARMA Ubud, dan Nata-Citta Art Space ISI Denpasar. Selain pameran seni rupa, sebagaimana tahun lalu diadakan Pameran UMKM Bali Bangkit dan Pameran Kartun.

Pameran buku Beranda Pustaka diikuti oleh 50 penerbit ternama nasional dan internasional; mayor maupun indie, juga dari Akademisi. Dirayakan dengan 11 aktivitas literasi; berupa Temu Buku, Temu Penulis, Kartun on The Spot, dan Pemutaran Film. Termasuk diskusi yang menghadirkan pembicara Prof. Koh Young Hun dari Korea Selatan, merujuk tema Diplomasi Sastra, Korea, dan Kita; memaknai 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea.

Kepala Disbud Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiarta/Foto: ist

Taman Budaya Denpasar juga akan disemarakkan penampilan teater dari Palu, Lentera Silolangi, dan Kala Teater Makassar, serta  Legion 28 dari Tasikmalaya. Selain itu juga ada sejumlah pertunjukan tari modern kontemporer yang akan dibawakan oleh Sanggar Seni Sura Pradnya, Sanggar Seni Kerta Art, Pancer Langiit, GumiArt dan Manubada.

Juga pertunjukan yang merespon puisi menjadi ragam musikalisasi, dramatisasi, dan seni multimedia, antara lain: Komunitas Aghumi, Sekali Pentas, Budang Bading Badung, dan sebagainya. “Ada agenda baru pada FSBJ kali ini yakni Diskusi Pojok Media. Dijadwalkan ada dua diskusi tentang jurnalistik dan fotografi, menghadirkan narasumber berkompeten,” sebutnya.

Pawimba mengagendakan 5 mata lomba, yakni diantaranya lomba Film Animasi, Paduan Suara, Standup Comedy, Baca Puisi, dan Drama Modern. Keseluruhannya diikuti 320 peserta se-Indonesia. Aguron-guron (lokakarya) sebanyak 2 kegiatan, yakni Dramatic Reading dan Animasi.

Sedini penyelenggaran pertama FSBJ tahun 2019, para seniman terbukti telah merespon tema secara kreatif, inovatif, dan inspiratif. Kreativitas seni yang ditampilkan meliputi tari, teater, musik, sastra, serta pergelaran kolaborasi lintas media, dan terbukti secara stilistik-estetik beragam, mengandung keunikan serta autentisitas masing-masing.

Baca Juga:  Warna Warni Musik Puisi di Festival Seni Bali Jani IV

Secara konsisten pula FSBJ mengusung konsep Eksplorasi: pencapaian seni inovatif berbasis kreativitas pribadi, sementara ide dan subjek eksplorasi tetap berbasis tradisi atau nilai lokal, Eksperimentasi: pencapaian seni modern/kontemporer berbasis kreativitas dan percobaan medium/media, Lintas-batas: pencapaian seni baru berbasis alih media, multi media maupun transmedia.

Lalu, Kontekstual: pencapaian seni baru yang secara tematik, gaya dan style relevan dengan konteks tema dan waktu penyelenggaraan Festival Seni Bali Jani, dan Kolaborasi: proses dan pencapaian seni modern/kontemporer berbasis sinergi dan kerjasama antar seniman Bali atau luar daerah/luar negeri. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post