Film “Kumari” dan “Modulasi Delusi”, Dua Karya Mahasiswa ISI Denpasar Ramaikan JAFF Ke-18

 Film “Kumari” dan “Modulasi Delusi”, Dua Karya Mahasiswa ISI Denpasar Ramaikan JAFF Ke-18

Amrita dan Spencer, dua mahasiswa ISI Denpasar saat berbagai di ajang JAFF ke-18/Foto: ist.

“Di Bali, sangat jarang ada sesi diskusi yang menyertai pemutaran film,” kata Mahasiswa Program Studi (Prodi) Produksi Film dan Televisi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Wayan Amrita Dharma Darsanam saat mengikuti Festival Film Internasional Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-18 mulai 25 November hingga 2 Desember 2023 di Yogyakarta.

Menurut Amrita, sapaan akrabnya, diskusi di JAFF itu tidak hanya membahas aspek teknis, tetapi juga menggali dalam pengembangan proses kreatif dalam pembuatan karya. Hal itu, tentu menjadi pelajaran berharga baginya sebagai generasi muda yang menekuni dunia film. Saat itu, ia sebagai perwakilan dari film “Kumari”.

Hal senada juga dikatakan, Spencer, perwakilan dari film “Modulasi Delusi”. Menurutnya, festival di Bali jarang mampu mengakomodir komunitas film, bahkan komunitas lokal sekalipun. Ia pun merasa bangga, karena keberadaan mereka di JAFF menjadi suatu hal yang menarik dan inspiratif.

Film “Kumari” dan “Modulasi Delusi” adalah dua karya mahasiswa yang menjadi unggulan dalam festival tersebut. Keduanya merupakan hasil dari tugas kuliah Praktika produksi tahun 2023. Kedua karya ini meraih pujian luar biasa dari penonton festival, menandai keberhasilan besar bagi para pembuat film muda.

Tentu saja, bagi Amrita dan Spencer yang mewakili karya film tersebut mengaku senang, mengikuti festival sekelas JAFF. Ini merupakan pengalaman pertama yang sangat berhaga. Keduanya mengaku kagum terhadap rangkaian acara yang belum pernah mereka temui di Bali sebelumnya.

Festival JAFF merupakan momen penting bagi dua mahasiswa Prodi Produksi Film dan Televisi ISI Denpasar untuk melakukan presentasi publik. Mereka berbagi pengalaman sulitnya belajar film dengan peralatan dan fasilitas yang terbatas, mendorong mereka untuk bersikap kreatif dan mengembangkan ide.

Baca Juga:  Made Astawa ‘Dolar’ Pamerkan 17 Karya di Santrian Art Gallery Sanur

Dari kegiatan ini, kedua mahasiswa perwakilan dari ISI Denpasar itu berharap, agar di masa mendatang, Bali dapat memiliki festival besar yang dapat mengakomodir komunitas film, sehingga memungkinkan penggiat film lokal untuk berjejaring di rumah mereka sendiri.

Mereka juga mengharapkan dukungan lebih lanjut dari kampus untuk memfasilitasi kegiatan produksi karya mahasiswa, sehingga semakin banyak karya mahasiswa yang dapat tampil di ruang-ruang festival internasional bereputasi seperti JAFF.

Diikutkannya kedua karya film mahasiwa dalam JAFF itu, maka Prodi Produksi Film dan Televisi di ISI Denpasar mencatat sejarah gemilang. Karena merupakan pertama kalinya menayangkan dua karya mahasiswanya dalam rangkaian Festival Film Internasional JAFF ke-18 itu.

Ini memang keberhasilan yang luar biasa. Kedua karya tersebut mendapatkan tempat istimewa dalam sesi pemutaran kejutan di JAFF pada sesi surprise screening. Hal itu, tak terlepas dari promosi yang gigih oleh dosen aktif dalam program tersebut sebagai promotor, yaitu I Made Denny Chrisna Putra, yang juga merupakan pemilik DENFILM Creative Bali. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post