Penutupan Bulan Bahasa Bali 2020 Bertabur Pentas Seni

Penutupan Bulan Bahasa Bali 2020
Suasana penutupan Bulan Bahasa Bali 2020 bertabur pentas seni. Tari penyambutan yang dibawakan oleh enam gadis berparas cantic, mengawali acara yang telah berlangsung selama sebulan (1 sampai 27 Pebruari 2020 itu. Dua sulinggih kemudian melantunkan lagu bernuansa rohani yang dipadu dengan beberapa penari berbusana unik. Sajian seni itu dipadu dengan teknologi, sehingga latar belakang dari pementasan itu tampak dalam suasana yang sebenanrnya.
Setelah Wakil Gubernur (Wagub) Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau yang akrab disapa Cok Ace menutup secara resmi yang ditandai dengan pemukulan gong, Kamis (27/2), pentas seni dilanjutkan dengan penampilan Sendratari “Bhagawan Domya” (Sisya Utama) yang disajikan oleh Sanggar Seni Paripurna Bona, Gianyar pimpinan Made Sidia. Pementasan kolosal itu, tak hanya didarap secara apik dan indah, tetapi juga sarat pesan pendidikan, etika dan moral.
Masyarakat dari berbagai kalangan memadati Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, tempat digelarnya acara penutupan itu. mereka berasal dari kalanagn pelajar, mahasiswa, guru, pelaku sastra dan lainnya. Sebelum kegiatan ditutup, Wagub Cok Ace menyerahkan hadiah dari 17 ragam Wimbakara (lomba) yang digelar selama pelaksanaan ajang tersebut. Saat itu juga menyerahkan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada Ida Bagus Sunu Pidada, sastrawan dari Griya Pidada Klungkung.
Ida Bagus Sunu Pidada, sastrawan yang lahir pada 31 Desember 1933 belajar sastra sejak kecil dan sudah biasa mempelajari sastra kuno. Kegiatan sehari-harinya, nyurat (menulis) lontar dan menyalin isi lontar ke dalam buku, sehingga bisa diwarisi kepada generasi seperti sekarang ini. Ida Bagus Sunu Pidada belajar hingga di Puri Karangasem yang dibimbing oleh sastrawan yang bernama Anak Agung Gede Oka.
Hasil karyanya tersebar di masyarakat. Ia juga sering didapuk sebagai juri, baik ditingkat nasional, seperti di Surakarta, Yogyakarta, Malang, dan Kendari. Ia juga sebagai pembina Utsawa Dharma Gita yang tidak pernah bosan mengajari anak-anak yang akan tampil dalam lomba Utsawa Dharma Gita. Anak didiknya, banyak yang berhasil sebagai pemanang, baik ditingkat daerah Bali, bahkan nasional. Karena itu, ia diberikan penghargaan dari pemerintah Provinsi Bali, berupa Penghargaan Dharma Kusuma tingkat kabupaten dan tingkat provinsi.
Wagub Cok Ace mengatakan, Bulan Bahasa Bali terselenggara sesuai dengan Pergub No. 80 tahun 2018, tentang pelestarian Bahasa dan Aksara Bali. “Kami sangat senang melihat antosias masyarakat terlibat sebagai peserta dalam ajang Bulan Bahasa Bali 2020. Hal ini membuktikan banjar, desa adat, desa atau kelurahan, kecamatan dan kabupaten penuh semangat dalam melestarikan sastra Bali yang menjadi akar budaya Bali,” katanya dalam sambutannya.
Wagub Cok Ace menambahkan, walau Bali memiliki banyak lontar, tetapi masyarakatnya tidak bisa membaca susah juga. Karena itu, akar itu mesti dijaga agar tidak rusak, sehingga bisa mengajegkan Bahasa dan Aksara Bali. “Saya mengucapkan selamat kepada para peseta yang telah meraih prestasi. Semoga hal ini menjadi motivasi bagi anak-anak yang lain, sehingga mampu meningkatkan rasa cinta terhadap Aksara dan Sastra Bali,” harapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan “Kun” Adnyana mengatakan, masyarakat Bali sangat antusias dengan perhelatan Bulan Bahasa Bali merupakan yang kerdua ini. Semula hanya menargetkan 5.000 peserta, namuan setalah berlangsung peserta mencapai 5.500an peserta yang aktif. Para peserta itu terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti wimbakara (lomba), krialoka (workshop), maupun widyatula (diskusi).
“Dari kalangan milenial yang yang terlibat,” ucapnya.
Kaum millennial ini mengikuti lomba-lomba berbasis online. Bahkan, boleh dibilang pesertanya dua kali lipat dari pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun lalu. Jenis lomba itu adalah lomba vlog, komik online dan sebagainya. “Kami akan lebih menekankan lagi pada peserta prasara (pameran) untuk pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun depan. Jika saat ini, prasara masih berbasis pendidikan, tahun depan dikombinasi dengan industri kreatif berbasis bahasa, aksara dan sastra Bali, sehingga masyarakat bisa menikmati apa sih hilirisasi dari kerja perlindungan bahasa, aksara dan sastra Bali ini,” jelasnya. (B/AR)

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali