Parade Gong Kebyar Anak-anak PKB XLIII Kabupaten Badung Tampilkan Sangkara Bawa dan Jembrana Sajikan Cepaka Putih

 Parade Gong Kebyar Anak-anak PKB XLIII Kabupaten Badung Tampilkan Sangkara Bawa dan Jembrana Sajikan Cepaka Putih

Penampilan dua sekaa gong anak-anak ini sungguh memikat. Gaya dan teknik permainannya tergolong “wayah”. Rasa atau penjiwaan menjadi hal utama. Maka jangan heran, setiap gending yang dimainkan terkesan hidup hingga terasa dalam hati. Itulah penampilan Gong Kebyar Anak-anak SMP Negeri 1 Kuta, Kecamatan Kuta merupakan Duta Kabupaten Badung dan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Gargitha Panca Swara, Desa Banyu Biru, Kecamatan Negara sebagai Duta Kabupaten Jembrana pada Utsawa (Parade) Gong Kebyar Anak-anak PKB XLIII di Panggung Terbuka Arda Candra, Taman Budaya, Art Center Bali, melalui YouTube Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan TVRI, Minggu 27 Juni 2021.

Menyaksikan penampilan seniman cilik ini pasti senang dibuatnya. Apalagi mereka yang pecinta gamelan gong kebyar pasti menontonnya secara berulang-ulang. Jika tak menyaksikan secara langsung, orang mungkin mengira gending-gending itu dimainkan oleh para penabuh dewasa. Kotekan, nyerorot ataupun selangsih terdengar ngilis. Mereka tampak lihai dalam memainkan gamelan berlaras pelog itu. Masing-masing duta menampilakn tiga materi, yakni tari kebesaran daerahnya masing-masing (mascot), tabuh lelambatan kreasi dan tari kreasi baru. Masing-masing dua menyajikan materi secara bergiliran yang diawali dari Duta Kabupaten Badung.

Tari Sekar Jepun Bali

Duta Kabupaten Badung mengalai pertunjukannya dengan Tari Sekar Jepun. Tari yang didukung 9 penari wanita itu memaparkan kegunaan bunga jepun sebagai sarana persembahyangan bagi umat Hindu. Selain memiliki aroma yang harum, sekar jepun juga memiliki warna yang beragam, mulai dari putih, merah, ungu dan kuning, sehingga tak jarang para wisatawan menyelipkan bunga ini ditelinga mereka. Adanya sekuntum bunga jepun yang sangat harum dengan sari melekat pada mahkota mencerminkan menyatunya pemimpin di Kabupaten Badung dengan rakyatnya, sehingga Sekar Jepun ini dijadikan maskot Kabupaten Badung. Tari ditata Ida Ayu Wimba Ruspawati dan I Wayan Widia sebagai penata iringan.

Baca Juga:  Generasi Muda Ikuti Lomba Pidarta Basa Bali PKB XLIII

Penampilan berikutnya adalah Tabuh Pisan Pagongan Kreasi Baru “Sangkara Bawa”. Tabuh yang ditata oleh I Komang Trisandyasa Putra ini terinspirasi dari tradisi Tumpek Wariga yang jatuh setiap Saniscara Keliwon. Tumpek Wariga sering juga disebut Tumpek Uduh atau Pengarah merupakan hari suci bagi umat hindu untuk memperingati sebagai pemujaan terhadap Sang Hyang Sangkara, sebagai dewa tumbuh tumbuhan. Keyakinan manusia khususnya umat Hindu dengan bakti, menjaga dan meleatarikan tumbuhan itu digambarkan melalui nada-nada kedalam wahana gong kebyar.

Penampilan terakhir dari duta daerah keris ini, yakni Tari Kreasi Kekebyaran “Capung Mas”. Tari ini mengisahkan serangga (capung) unik dengan tubuh dan sayap berwarna keemasan. Selain memiliki keistimewaan warna, kehidupan capung mas sebagai salah satu sebagai hewan tercepat saat mengudara, menjalani kehidupan metamorfosis yang sangat singkat, hingga menjadi peran penting didalam ekosistem pertanian. Keindahan warna, kepakkan sayap, tajamnya sebuah pandangan dan kelincahan gerak geriknya mampu mendorong perhatian itu dieksplorasi ke dalam karya tari kreasi kekebyaran Capung Mas ini. Tari yang ditarikan secara berkelompoik ini ditata oleh I Made Nova Antara dan I Wayan Partana sebagai penata iringannya.

Duta Jembrana

Sementara Duta Kabupaten Jembrana mengawali penampilannya dengan Tabuh Kreasi Pepanggulan “Banyubiru”. Tabuh yang ditata Bayu Angga ini terinspirasi dari air laut berwarna biru. Komposisi ini mengedepankan intensitas musical tanpa melepas dari pakem-pakem yang ada, sehingga tabuh itu masih kental dengan seni tradisional yang kuat.

Berikutnya menyajikan Tari Cepaka Putih sebagai tari menyambut tamu atau undangan. Tari yang ditarikan oleh 7 orang penari putri itu menggambarkan keindahan bunga cepaka putih sebagai perlambang kesucian, kelembutan dan keharuman. Baunya yang semerbak itu mampu mengundang setiap yang orang. Tari kelompok ini diciptkan oleh Ni Kadek Ayu Artini dan Kadek Arya Parjana sebagai penata iringannya.

Baca Juga:  Dari Made Taro; "Halo Tuan"

Tari Lanjana

Penyajian terakhir, Duta Kabupaten Jembrana menampilkan Tari Kreasi “Lanjana”. Tari ini mengisahkan Sang Lanjana, seekor burung yang lincah, cepat dan terbang tinggi. Burung ini terbang diatas persawahan hijau yang indah. Sang Muun, seekor burung besar yang berbadan besar dan sombong mengganggu Sang Lanjana. Melihat kesombangan Sang Muun, lalu Sang Lanjana menantangnya untuk adu terbang. Setelah terbang, Sang Muun kalah dan jatuh. Tari ini ditatat Agus Onet dan penata iringan Kade Arya Parjana dan Adi Artika. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post

1 Comment

  • Obtener acceso a información secreta puede darle una ventaja comercial sobre sus competidores y, gracias a los avances tecnológicos, espiar ahora es más fácil que nunca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *