FSBJ III Diawali “Medeeng Anyar” dan “Teater Opera Musikal”
Pagelaran seni dalam ajang Festival Seni Bali Jani (FSBJ) III diawali dengan Medeeng Anyar (carnival dalam bentuk virtua) dan penyajian Teater Opera Musikal berjudul “Pusaka Rimba”. Setelah hajatan seni tahunan ini dibuka Gubernur Bali I Wayan Koster di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar Provinsi Bali, Sabtu 23 Oktober 2021, sajian seni virtual itu langsung memukau. Penggarapannya betul-betul apik, cerita yang diangkat mudah dicerna, lokasi syuting sangat menarik, kreativitas para pemain tinggi serta alunan musik sangat khas. Disetiap adegan, selalu menawarkan pesan untuk menjaga lingkungan, utamanya hutan.
Karya seni ini merupakan bentuk carnaval virtual yang menjadi salah satu agenda acara serangkaian Festival Seni Bali Jani III tahun 2021. Karya ini merupakan hasil dari kolaborasi seniman muda Bali yang merangkum berbagai unsur seni, seperti tari, musik, serta fashion yang dikemas dan diolah secara artistik dalam visual dengan penggunaan teknik-teknik sinematografi. Medeeng Anyar merupakan produksi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali di dukung Komunitas GumiArt, Palawara Musik dan komunitas seni lainnya.
Setelah virtual carnival, para penonton kemudian disajikan Teater Opera Musikal berjudul “Pusaka Rimba” sebagai acara pemungkas hari itu. Teater Opera Musikal dibawakan oleh Teater Kini Berseri berkolaborasi dengan sejumlah sanggar dan komunitas teater lainnya. Garapan ini disutradarai yang juga penulis naskah I Gede Benny Dipo Pratama, S.S. Sajian peran ini tak hanya menghibur, tetapi juga syarat pesan. Hutan mesti dijaga, karena memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Kisahnya, seorang pangeran dari kerajaan manusia yang mencari harta tersembunyi di dalam hutan.
Garapan Teater ini didukung oleh tata lampu dsri BTS Production memberi pesan menjaga lestari alam dan kelangsungan hidup manusia tetap terjaga dengab baik. Meski sejak awal pementasan terkesan hadirkan nuansa parodi, namun tak melenceng dari konsep yang mengangkat tema pelestarian hutan. Konsep garapan sangat menarik, adegan parodi terlalu mendominasi, sehingga kemasan yang menarik. Konsep kekaryaan sangat serius dan mengedukasi.
Adapun kisahnya, di sebuah Kerajaan Wanagapura, hiduplah seorang raja yang sedang mendekati akhir hayatnya. Sebelum tutup usia, Sang Raja memberikan surat wasiat kepada anaknya Sang Putra Mahkota yang bernama Pangeran Barayuga. Surat wasiat itu sebuah lontar yang ternyata telah diberikan turun-temurun oleh raja-raja sebelumnya. Lontar tersebut berisi aksara yang menyatakan, bahwa, Raja Wanagapura di masa lalu memiliki sebuah harta yang ingin ia wariskan kepada generasi raja raja berikutnya. Harta tersebut beliau kubur di hutan dibawah kaki gunung di dekat hutan rimba yang ada di sekitar kerajaan tersebut.
Tidak lama berselang, sang raja pun menghembuskan nafas terakhirnya. Pangeran pun bersumpah untuk bisa menemukan harta tersebut agar dapat memulihkan kondisi ekonomi kerajaan yang tengah dilanda krisis. Barayuga pun memerintahkan seluruh pasukan kerajaan untuk melakukan pencarian ke seluruh wilayah hutan dan menghalalkan segala cara untuk bisa menemukan harta tersembunyi tersebut, meskipun harus menebang ataupun membakar pepohonan.
FSBJ III mengangkat tema “Jenggala Sutra: Susastra Wana Kerthi” yang bermakna “Semesta Kreativitas Terkini: Harmoni Diri dan Bumi dalam Keluasan Penciptaan Baru”. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali
1 Comment
Monitorowanie telefonów komórkowych to bardzo skuteczny sposób, który pomoże Ci monitorować aktywność telefonów komórkowych Twoich dzieci lub pracowników.