“Traces of Civilization Memories” S.O.S Beach Project
Jangan kaget kalau berkunjung ke Pantai Pangkung Tibah, Desa Pangkung Tibah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan menemukan sebuah karya seni yang unik dan menarik. Karya seni instalasi bertajuk “Traces of Civilization Memories” itu merupakan sebuah karya seni yang memanfaatkan bahan dari sampah kayu, sandal karet dan botol kaca yang dipungut di Pantai Pangkung Tibah setiap Minggu sore. “Karya ini bermakna mengenang kembali jejak pristiwa masa lalu yang sudah menjadi sejarah dikehidupan kita hari ini,” kata koordinator kegiatan, Oka Astawa, Sabtu 5 Meret 2022.
Sandal karet bekas dimaknai sebagai sebuah simbol jejak langkah manusia dimasa lalu dengan sejuta kenangan yang mengiringi perjalanan hidup, baik suka ataupun duka dalam malangkahkan kaki menapaki kehidupan di dunia. Sandal bekas sebagai penanda sebuah peradaban manusia menarik untuk dikulik lebih dalam, bagaimana para manusia memilih sandal kesukaannya, warna, bentuk dan harganya. Fungsi Sandal sebagai alas kaki untuk melindungi ketika manusia berjalan mengalami pergeseran.
Oka Astawa yang juga seorang perupa itu menegaskan, hari ini alas kaki tidak hanya sekedar sebagai pelindung, tetapi juga sebagai fashion baik dengan maksud melindungi kaki maupun memperindah penampilan kaki. Sandal hari ini umumnya menjadi suatu ekspresi atau ungkapan pribadi yang tidak selalu sama bagi setiap orang (gaya hidup). “Karya seni instalasi itu lahir dari art project melalui kegiatan Sunset on Sunday (S.O.S) Beach Project yang kami gagas dengan beberapa pemuda di desa saya yang memiliki kegelisahan dan keperdulian yang sama akan ecologi khususnya di pesisir pantai kami Pangkung Tibah,” katanya.
Sebelumnya, pemuda Desa Pangkung Tibah yang bergabung dalam S.O.S Beach Project” ini menggelar kegiatan bersih-bersih di kawasan Pantai Pangkung Tibah. Kegiatan membersihkan pantai dari sampah itu merupakan kegiatan awal dari program SOS Beach Project. “Kami memilah sampah karet dan botol kaca untuk dijadikan karya isntalasi,” ungkapnya.
Sampah plastik dipilah untuk mendukung bank sampah. Sementara sampah kayu diserahkan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk dijadikan kayu bakar. Kegiatan ini dimulai awal Januari 2022, yang melaksankan bersih-bersih secara reguler setiap Sabtu dan Minggu sore. Kegiatan ini baru fokus di Pantai Pangkung Tibah. “Semoga, kedepannya program ini akan berkesinambungan dengan melibatkan berbagai komunitas,” harapnya.
Sampah yang terkumpul banyak itu, lalu dibentuk menjadi karya istalasi tulisan SOS dan patung berbentuk manusia. “Tidak ada sumber pendanaan dari manapun. Project ini bersifat gotong-royong dari anggota dan para pemuda yang ikut terlibat yang memiliki kesadaran bersama akan pentingnya kebersihan ecologi di pesisir pantai,” beber pria asal Pangkung Tibah itu. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali