Anak Agung Anom Putra Menari Baris Keliling Dunia
Anak Agung Anom Putra demikian namanya. Seniman tari kelahiran Ubud, Kabupaten Gianyar, 12 Desember 1964 ini memiliki kiprah dalam menjaga serta memperkenalkan kesenian Bali di dalam maupun luar negeri. Hidupnya, seakan diserahkan pada dunia seni itu, sehingga dalam membina, melestarikan dan mengembangkan seni budaya Bali tanpa kenal lelah dan putus asa. Karena itu, Pemerintah Provinsi Bali mengapresiasinya dengan memberikan tanda Penghargaan Adi Sewaka Nugraha serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 tahun 2022.
Semasa kecilnya, Anak Agung Anom Putra memiliki keinginan yang besar untuk menekuni dunia seni. Ia kemudian melakoni seni yang diekspresikan melalui gerak indah itu sejak usia 10 tahun, dengan menekuni Tari Baris. Kegigihan dan semangatnya dalam menekuni dunia seni tak lepas dari bimbingan para guru yang pernah menempanya, seperti Ketut Tutur, Made Jimat, A.A Gde Breset, hingga A.A Gede Mandera. Berkat didikan mereka, Anom tumbuh menjadi seorang penari baris yang memiliki karakter kuat. Karena kemahirannya dalam menari Baris maka ia lebih dikenal sebagai “Anom Baris”.
Suami dari Raden Ayu Sukmawati ini mengawali kiprah seninya sebagai seorang penari dengan tampil di Pura Dalem Petulu. Selanjutnya, mulai konsisten tampil bersama Sekaa Gunung Sari Peliatan, Ubud tampil di berbagai pementasan, seperti di Pura Desa Pengosekan, Pura Dalem Ubud, dan yang lainnya. Tak hanya ngayah, prestasi Anom Baris kemudisan mulai muncul dengan meraih Juara I Lomba Tari Baris dalam rangka Pesta Kesenian Bali (PKB) yang pertama, pada 1979.
Ayah empat orang putra ini dalam mengembangkan kesenimananya banyak dihabiskan di luar negeri. Puluhan negara telah ia kunjungi guna menampilkan kesenian tradisi Bali. Sebut saja saat menari bersama sang ayah A.A Raka Kompiang dan sang guru I Ketut Dibiaguna di New York, Amerika Serikat selama tiga bulan pada 1979, melaksanakan lawatan ke Amerika Serikat dan Kanada pada 1989, bersama sekaa gong Sadha Budaya Ubud melakukan lawatan ke Jerman, Swis, dan Finlandia tahun 1989, lalu ke Denmark pada 1994, Malaysia, dan puluhan negara lainnya di seluruh dunia.
Sejak tahun 1992 hingga kini, Anom Baris bersama banyak sekaa sudah lebih dari 20 kali melakukan pementasan di Jepang, dan sudah sekian kali melakukan kunjungan ke berbagai negara. Namun, pengalaman paling berkesan yang dirasakan Anom Baris ketika melakukan kunjungan di Negara Turki tahun 2010. Sebab, pementasan kesenian Bali di negara tersebut merupakan yang pertama kali dilaksanakan dan belum pernah dilakukan tim kesenian manapun asal Indonesia, sehingga hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri baginya.
Tak hanya berkarir di luar negeri, Anom Putra juga banyak menuangkan ide-idenya pada sekaa-sekaa kesenian di Bali. Terakhir, ia melatih calonarang dengan mengembalikan pakem-pakem klasik di Pura Dalem Bumbungan pada tahun 2021 lalu. Sebagai seorang seniman, Anom Putra tidak tinggal diam menghadapi situasi pandemi yang terjadi. Pada tahun 2020 Anom Putra memiliki inisiatif untuk membuat pertunjukan seni secara virtual. Saat itu, ia menjual habis tiket pertunjukannya di Jepang untuk menyaksikan pertunjukan virtual tersebut.
Hasil dari penjualan tiketnya, digunakan untuk membantu seniman-seniman tua yang dalam kondisi sakit dan membutuhkan bantuan. Selama kiprahnya di dunia seni, Anak Agung Anom Putra telah meraih banyak penghargaan. Salah satunya penghargaan Wija Kusuma dari Pemerintah Kabupaten Gianyar 2016. Tulisan ini dikutif dari Profil Penerima Adi Sewaka Nugraha Pemerintah Provinsi Bali Dinas Kebudayaan 2022. [B]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali