Seniman Drama Gong Arak Lembu Cemeng untuk Pelebon Anak Agung Gde Raka Payadnya
Seniman lawas yang tergabung dalam Paguyuban Peduli Drama Gong Lawas mengantar Lembu Cemeng yang disiapkan oleh Pangelingsir Puri Langon Ubud Cokorda Ngurah Suyadnya untuk Pelebon Anak Agung Gde Raka Payadnya, Rabu 14 Desember 2022. Lembu Cemeng dengan nuansa hitam ungu berornamen ukiran ini tiba di parkir sebelah barat Alun-alun Kota Gianyar sekitar pukul 12.00 Wita, lalu diarak menuju Puri Abianbase. Arak-arakan itu sangat menarik, karena rombongan seniman tersebut merias diri, seperti lakon pada drama gong.
Arak-arakan, rombongan seniman yang dikomandoi Anak Agung Gde Agung Kartika, pemeran Raja Buduh itu berjalan di tengah panas terik matahari. Mereka tampak bersemangat berjalan kaki sepanjang 1 kilometer ke arah selatan mengantarkan Lembu Cemeng ke Puri Abianbase. Gamelan gong suling yang mengiringi, tak hanya menawarkan melodi yang indah tetapi juga menarik perhatian masyarakat sekitar. Lembu Cemeng tersebut, nantinya akan digunakan dalam prosesi pelebon Anak Agung Gde Raka Payadnya, maestro drama gong itu.
Lembu berwarna hitam tersebut dibuat di Puri Langon Ubud. Proses pembuatannya relatif singkat, karena diameter lembu relatif sedang, yakni membutuhkan waktu tak lebih dari 10 hari. Lembu ini diarsiteki oleh Cokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah. Saat lembu rampung, lalu diangkut menggunakan truk. Setelah tiba di depan Kota Gianyar, langsung diturunkan dari atas truk, untuk diarak ke Puri Abianbase.
Cok Wah s mengatakan, lembu tersebut hanya membutuhkan waktu 10 hari, tetapi itu dibuat dengan konsisten. Walau demikian, dirinya mengaku telah melakukan persiapan sejak sebulan. “Lembu ini, saya persembahkan untuk prosesi pelebon mendiang Agung Gde Raka Payadnya, karena memiliki kedekatan emosional. Selain itu, ada juga keponakannya yang menikah ke Puri Abianbase. Mendiang memang tokoh luar biasa bidang seni. Para seniman juga bergabung memberi suport pada kegiatan ini,” ujarnya.
Seniman lawas Anak Agung Gde Agung Kartika yang juga pembina seni Drama Gong di Kabupaten Gianyar ini mengaku, merasa terpanggil untuk mengantar kepergian seorang tokoh legendaris perintis Drama Gong di Bali. “Beliau seorang legend untuk drama gong. Karena beliau lah drama gong terkenal, yang awalnya drama klasik menjadi drama gong,” paparnya.
Bagi para seniman tersebut, Agung Raka Payadnya merupakan guru besar seniman, khususnya seni drama gong. “Beliau adalah guru besar kami. Karena itu, sebagai persembahan khusus, pada Jumat 16 Desmber 2022 malam, kami akan pentaskan drama gong di Puri Abianbase. Ada sekitar 30 seniman akan dilibatkan, baik lawas maupun junior,” pungkas Anak Agung Gde Agung Kartik. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali