Final “Old Fashioned Competition” di Solia Hotel Kuta. Sebuah Atraksi Seni yang Memikat
Percaya Old Fashioned Competition itu menarik? Kalau hanya mendengar dan membaca berita saja, mungkin tak akan percara. Tetapi, kalau datang dan menyaksikan secara langsang, pasti terpesona dibuatnya. Para bartender itu, mirip seorang seniman yang tampil penuh gaya dan ekpresi yang begitu memikat. Mereka, tak hanya piawai mengolah minuman yang enak, tetapi juga lihai menarik perhatian pengunjung, melalui aksi meracik minuman, gaya bicara dan gesture tubuhnya yang sangat khas. Mereka terkadang berteriak untuk membangkitkan semangatnya.
Itulah suasana, Maker’s Mark “Old Fashioned Competition” Final Round yang digelar di Solia Hotel Kuta, tepatnya di Jalan Sriwijaya No. 16 Legian, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Selasa 28 Pebruari 2023. Sebanyak 6 finalis mengadu kemampuan meracik minuman. Para bartender tersebut tak hanya menguji kemampuan dalam menciptakan kualitas minuman, tetapi juga menjadi sebuah atraksi seni yang mampu menghibur pengunjung. Pengunjung, diantaranya wisatawan mancanegara tampak asyik menyaksikan kompetisi sambil menikmati minuman.
Di Bali, tidak banyak yang mengetahui tentang Old Fashioned, bahkan masih asing untuk didengar. Ini merupakan klasik cocktail yang dibuat dengan teknik stirring. Memang, kompetisi ini tidak semenarik teknik flair, tetapi jauh dari itu. Old Fashioned menjadi ajang pembuktian bagi seorang bartender dalam membuat, klasik cocktail menjadi sebuah cocktail baru yang tetap berakar pada Old Fashion klasik. Para bartender ini juga diwajibkan untuk menjelaskan filosopi dari minuman yang telah dibuat, mirip sebuah ujian.
Salah seorang juri I Gusti Salit Made Ari Naryana atau lebih dikenal Arey Barker menjelaskan, Old Fashioned adalah ajang bagi bartender untuk pembuktian diri. Sebab, para bartender ini tak hanya dituntut lihai dalam mengolah rasa cocktail, tetapi juga memiliki knowledge (pengetahuan) dalam menjelaskan tentang minuman yang dibuat. Termasuk pula mampu menjelaskan tetang maker’s mark, lalu presentasi minuman yang dibuat. Termasuk pula cara berpakaian serta berbicara saat menatap mata tim juri. “Ini competition old fashion pertama di Bali dan di Indonesia yang menggunkan maker’s mark,” katanya.
Ajang Maker’s Mark, kali pertama di Bali itu menampilkan 6 finalis yang secara bergiliran menampilkan kepiawaian serta kemahiran dalam menciptakan minuman baru dengan rasa baru. Awalnya ada 23 peserta yang mengirimkan video terbaiknya. Semua video itu, lalu dikirim ke Singapura untuk memilih finalis. Dari 23 peserta, tersaring menjadi 10 video, dan diseleksi kembali menjadi 6 finalis. “Kami secara door to door mendatangi outlet masing-masing perserta untuk mencicipi minuman yang dibuat. Tentu saja menggunakan Maker’s Mark untuk membuat menuman itu,” ucap Beam Suntory Brand Ambasador ini.
Ajang ini sangat bergengsi, karena selain mendapatkan pengalaman dalam hal meracik minuman, mereka juga mendapatkan apresiasi. “Kami melihat kreativitas peserta cukup tinggi. All operation itu bukan salah satu minuman yang dibuat, saya dan Tomi yang seorang manajer Santori Produk membuat kompetisi all fashion yang jarang ada di Bali. Kami berharap orang bisa mengenal operation lagi lebih luas dan bisa menggunakan,” harap seorang project black head mixology ini yang saat itu didampingi juri Iyer Vishwanath (Country Manager) dan Kevin Tan (Trade Marketing Manager).
Menurut Arey Barker, bartender di Bali sangat kreatif mengeksekusi minumanya. Saat itu, para peserta diberikan membuat minuman dengan 3 dasar utama minuman, yaitu whiskey, sugar dan bitters. Semua peserta mengekskusi sangat baik, lalu menyajikan yang terbaik dan bagus. Karena memang kelebihan dari maker’s mark yang beda. “Tahun ini sukses di Bali, mudah-mudahan untuk tahun depan bisa menggelar ditingkat nasional. Kami sangat senang, karena menggelar lomba dalam waktu rentan 4 bulan. Saya rasa tahun depan se-Indonesia aja,” pungkasnya.
Dalam Old Fashioned Competition itu, untuk Champion diraih Pakalis Baylon Ericson Nani (Aperitif) yang mendapat hadiah Rp.10jt, 2nd Place 5jt : I Made Mahendra Yasa (The Social), 3rd Place 3jt : I Putu Aris Septiawan (the shady family), 4th Place 700rb : I Gede Wahyu Mahendra Prasetya (The Madawa Bali), 5th Place 700rb : I Made Deva Andhika Putra (Canna Bali), dan 6th Place 600rb : Gusti Putu Deva Diantara (The Lawn). Untuk Best Selling 10jt diberikan kepada Aperitif Bar, sementara Best Video 10jt diraih Komang Budayasa. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali