DKI Jakrata Tampil di PKB XLV Perkenalkan Budaya Betawi di Bali
Berbagai kesenian Betawi meriahkan PKB XLV./Foto: ist
Penampilan delegasi kesenian DKI Jakarta memberi warna berbeda perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV Tahun 2023. Duta seni yang menyajikan kesenian khas Betawi menabur berbagai keindahan dalam gerak tari, busana, musik hingga permainan property. Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali (Art Center), Provinsi Bali sebagai tempat penyajian kesnian nasional itu dibuat mempesona, juga menginspirasi.
Delegasi kesenian ini merupakan kolaborasi Sanggar Sampan Bujana Sentra dan Sanggar Widya Budaya menampilkan seni bertajuk “Betawi Dalam Bhinneka Tunggal Ika”. Dalam kebhinekaan itu, tak hanya kesenian khas Betawi, tetapi juga berbagai kesenian yang ada di Nusantara. Seni dari berbagai daerah itu, seakan menguatkan perbedaan itu indah.
Bagian pertama, para penampil terlebih dahulu menyajikan kekayaan Seni Betawi dengan menampilkan tari-tarian khas Betawi. Mulai dari Tari Medley Tari Lenggang Nyai dan
Kembang Kemayoran, Tari Ronggeng Blantek, Tari Ondel-ondel, hingga Tari Jali-jali. Pada bagian akhir dari sajian seni mengajak para tamu yang hadir untuk joget, ngibing dan menari bersama, sehingga menjadi lebih komunikatif.
Bagian kedua, bergambar Bhineka Tunggal Ika yang melambangkan tanah Betawi yang kini tidak hanya orang-orang Betawi asli saja, tetapi banyak para pendatang dari luar Betawi, seperti dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Irian, Papua serta kepulauan-kepulauan Indonesia lainnya. Pendatang itu tinggal, lahir dan dibesarkan di tanah Betawi ini.
Saat itu, juga ada sebuah permainan rakyat loncat bambu asli dari Maluku, yang dikemas dalam sebuah tari Gaba-gaba dan mengajak para tamu yang hadir juga bisa turut serta bermain dan belajar loncat bambu ini.

Kemudian, tampil kesenian khas Jawa Barat, yakni tari Merak. Para penari memperlihatkan keindahan sayap burung merak. Geraknya juga menggambarkan kegembiraan yang terbang kian kemari di alam bebas. Namun, yang paling menggoda, ketika Tari Jaipongan Bajidor Kahot itu hadir.
Tari ini merupakan sebuah tari kreasi yang gerak tarinya dikolaborasi dengan gerak Jaipongan dan tari Bali. Tari pergaulan ini disajikan begitu atraktif, sehingga sering ditarikan untuk menyambut tamu-tamu.
Bagian ketiga, kemudian ditutup dengan musik tradisional angklung ensemble. Seluruh penari tampil bermain angklung sambil bernyanyi membawakan lagu-lagu Betawi dan Bali. pada bagian tertentu, mengajak para tamu hadir untuk dapat belajar bermain angklung. Dalam sajian itu, ada dua pemandu dengan sebutan Cang dan Cing yang memandu acara dan menghidupkan suasana menjadi lebih menarik.
Tari ini memang dikemas dengan berinteraksi langsung dengan penonton untuk menghidupkan suasana. Hal ini juga tidak terlepas dari kebiasaan orang Betawi sendiri yang spontanitas. “Jadi tipe pembawaannya seperti itu. Lebih banyak melibatkan pengunjung,” ungkap Kabid Pemanfaatan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Rofiqoh Mustafah yang didampingi Kasubbag Umum dan Kepegawaian, Arista.
Kali ini mengangkat tema pagelaran tari Nusantara, lantaran Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia. Untuk merepresentasikan hal tersebut, sehingga menampilkan berbagai tarian Nusantara. “Kami tidak hanya menampilkan kesenian Betawi, tetapi juga kesenian dari luar Jakarta sebagai representasi Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya. [B/puspa]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali