Kesenian Cak Meriahkan Peringatan Hari Arak di GWK Cultural Park

 Kesenian Cak Meriahkan Peringatan Hari Arak di GWK Cultural Park

Kesenian Cak meriahkan peringatan Hari Arak di GWK Cultural Park/Foto: ist.

Cak, kesenian tradisional yang biasa dipertunjukkan secara massal meriahkan peringatan Hari Arak di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Senin 29 Januari 2024. Cak… cak… cak… suara itu begitu kuat yang mampu menggema di setiap ruang objek wisata di Jimbaran itu.

Apalagi karya seniman Bali Wayan Limbak bersama Walters Spies (seorang pelukis Jerman) di tahun 1930-an ini digarap ulang dengan memberi inovasi dan kreativitas, sungguh menarik. Naga bernafas Cina dan payung-payung yang menyerupai bunga begitu menawan.

Puluhan penari laki-laki menari dengan posisi duduk dengan menggerakan tangan. Pada saat irama musik dimainkan lewat vokal, para penari mengangkat dan menggerakkan kedua lenganya. Dengan kostum poleng, (kotak-kotak putih hitam) mereka menari lebih banyak dengan pola melingkar.

Perayaan Hari Arak Bali itu, sebagai bentuk GWK Cultural Park memberikan dukungan kepada pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan, dengan berkolaborasi bersama Asosiasi Tresnaning Arak Berem Bali memperingati Hari Arak Bali.

“Arak Bali sebagai minuman kearipan local yang dilandasi dengan terbitnya Pergub No. 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan Destilasi Khas Bali,” kata Operation Director GWK Cultural Park, Stefanus Yonathan Astayasa, disela-sela peringatan tersebut.

Wayan Koster, Gubernur Bali periode 2018 – 2023 bersama tokoh lainnya/Foto: ist.

GWK Cultural Park sebagai destinasi wisata yang mengakar pada budaya Bali, sehingga turut mendukung pelestarian warisan budaya. Terlebih kualitas arak Bali sekarang ini sudah bisa disandingkan dengan brand-brand internasional.

“Kami membantu pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti pada event Bali Countdown 2024 lalu. Selain sebagai penyedia venue untuk event-event internasional, GWK juga memberi ruang pada pelestarian kearifan local,” ucap Stefanus Yonathan Astayasa.

Sedikitnya, ada 200 undangan yang khusus hadir. Mereka merupakan stakeholders dari seluruh lapisan. Tidak hanya pimpinan asosiasi, tetapi tampak juga para pimpinan dan perwakilan hotel bintang5 seperti The Apurva Kempinski, The Ritz Carlton Bali, dan The Westin.

Baca Juga:  Tari Barongsai Meliuk Lincah Memikat Pengguna Jasa Bandara Ngurah Rai

Bahkan properti serta bisnis unit lain dari kawasan Nusa Dua, Kuta, Ubud, hingga Kintamani selaku user dari produk-produk arak Bali juga hadir. Sejumlah unit koperasi dan perwakilan para petani lokalpun ikut dalam perayaan Hari Arak Bali yang ditetapkan oleh Wayan Koster, Gubernur Bali periode 2018 – 2023 itu.

Ini juga sebagai hari merayakan keberkahan yang didatangkan oleh arak kepada masyarakat Bali, khususnya para petani lokal. “Jumlah petani/perajin arak bali semula tercatat 1.472 saat ini telah mencapai 2.550 lebih pelaku usaha tersebar di seluruh Kabupaten di Bali,” ujar Koster.

Koster yang memperjuangkan Arak Bali agar dapat diterima dengan baik di pasar internasional, menunjuk GWK Cultural Park sebagai lokasi peringatan Hari Arak Bali. Minuman local ini diperkelankan kepada pengunjung luas dengan display minuman, sekaligus mengedukasi pengunjung yang tertarik pada arak Bali.

“GWK Cultural Park adalah satu destinasi wisata yang ikonik dan berdasar budaya Bali, sehingga menjadi lokasi yang tepat untuk peringatan ini. Hari Arak adalah momentum kita untuk memperingati keberkahan yang kita peroleh dari kearifan lokal berupa minuman tradisional yang mampu memberikan kontribusi bea cukai dengan jumlah mencapai trilyunan,” ulasnya. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post