‘Chroma of Emotions’: Berkarya Seni Menuju Kesehatan Mental

 ‘Chroma of Emotions’: Berkarya Seni Menuju Kesehatan Mental

LucyDream Art gelar ‘Chroma of Emotions’ di Swarga Suites Bali Berawa/Foto: doc.balihbalihan.

Di jaman ini, masih ada yang melukis di alam terbuka. Biasanya, mereka mengungkapkan ide itu di dalam studio yang tenang, dan lengkap dengan alat dan sarana melukis. Kini, melukis ke alam bebas kembali dilakukan seniman, seperti yang ada di jaman tempo dulu.

Itu dilakukan oleh 20 pelukis dari berbagai kalangan. Mereka mengungkapkan ide dan menuangkan segala emosinya di alam Swarga Suites Bali Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu 11 Mei 2024.

Suasana siang di Pantai Berawa itu memang menyengat, namun ajang mengungkapan ide melalui goresan itu seakan melengkapi aktivitas sehari-hari yang ada di pantai itu. Mulai dari berjemur, berselancar, berkuda, anak-anak membuat patung pasir dan bermain layang-layang.

Alam pantai yang masih hijau, bersih terasa sangat tenang. Indahnya Bukit Jimbaran di kejauhan seakan menjadi benteng birunya samudra yang mengundang inspirasi. Baik dalam bentuk lukisan atau suasana melalui ungkapkan garis dan warna.

Baca Juga:  Maskot Desa Tibubeneng “Tari Wasundhari” Memikat Wisatawan di Pantai Berawa

Itulah acara bertajuk ‘Chroma of Emotions’ yang digelar oleh LucyDream Art (LDA) bekerjasama dengan Swarga Suites Bali Berawa. Acara ini untuk mengasah kesehatan mental anak-anak melalui seni. Selain berkompetisi, acara itu untuk kesehatan mental.

Aktivitas seni itu, tak hanya menghasilkan karya indah, tetapi mampu menjadi sebuah healing, menciptakan kesehatan mental. Kegiatan melukis itu menjadi medium ekspresif di dalam menciptakan kesehatan mental yang belakangan memang jarang dibahas.

Egy salah satu peserta mengaku, telah menuangkan pengalaman hidupnnya yang sempat sakit dan sembuh. Kedua hal berbeda itu, diungkapkan melalui media kanvas sebagai cara berbagi pengalaman. Ia juga menyalurkan emosinya melalui garis dan warna cerah dan redup.

Sedangkan I Ketut Satria Nugraha Ariawan megungkapkan, ide karyanya yang mengangkat kehidupan manusia dengan empat bekal, yaitu “suka, duka, lara, pati”. Ia mengikuti kompetisi ini untuk mendapatkan pemahaman dalam menjalani hidup.

Baca Juga:  Bingar Showcase! #Vol2 di Uncle Ben’s 23 Sebuah Ritual Unik

Komposisi warna, estetika, rasa semuanya ada di situ. Namun, hal itu tidak akan bisa sama karena dipengaruhi emosinya. “Kalau pun tak mendapat juara, tetapi saya berharap lukisan ini laku saat dilelang nanti. Saya belum pernah memiliki lukisan yang laku,” ungkapnya.

Pelukis dari berbagai kalangan mengikuti ‘Chroma of Emotions’ di Swarga Suites Bali Berawa/Foto: doc.balihbalihan.

Apalagi acara yang digelar LucyDream Art (LDA) bertajuk “Chroma of Emotions” bekerjasama dengan Swarga Suites Bali Berawa itu berfokus pada di daerah-daerah pelosok di Bali yang menargetkan anak-anak dan bertujuan mengasah kesehatan mental anak-anak melalui seni.

“Chroma of Emotions ini focus pada program sosial kami untuk mendukung kesejahteraan anak-anak di desa-desa terpencil melalui seni. Mengapa tidak membuat ini lebih umum dan dapat diakses oleh publik juga,” ujar Chief Operating Officer (COO) LucyDream Art, Sisie Wulandari Simon disela-sela acara.

Selain berkompetisi, acara menuangkan emosi di atas kanvas itu untuk kesehatan mental. Acara ini, terbuka untuk umum, mencakup lomba melukis dan perbincangan mengenai terapi seni yang dipandu oleh Buana Alit dan I Gede Jaya Putra, serta talk show oleh Marshanda.

Baca Juga:  Rebranding Swarga Suites Bali Berawa Dimeriahkan Atraksi Seni

Chroma of Emotions diadakan dalam rangka mendukung program sosial LucyDream Art yang diberi nama ‘Seeds For a Child’ (Benih untuk Anak). “Banyak generasi yang mengalami kesulitan dalam berekspresi atau berbagi pikiran, kami berikan kesempatan itu,” ujarnya.

Acara ini akan memberikan pengalaman yang berbeda kepada peserta dan tamu dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Sebab, para peserta dan tamu dapat menjelajahi seni dan warna dengan cara yang lebih kreatif.

Acara ini menghadirkan artis Indonesia, Marshanda sebagai pembicara dalam salah satu rangkaian acara talk show. “Banyak orang memiliki perspektif mereka sendiri tentang kesehatan mental. Banyak di antara mereka juga malu atau merasa malu. Cara Marshanda membahas topik ini cukup unik,” jelas Sisie.

“Dia sendiri mengalami dan melaluinya dan seni telah menjadi bagian darinya. Kami ingin mendorong banyak generasi untuk lebih sadar tentang ini (kesehatan mental) dan menerima serta menghadapi semua hambatan yang Marshanda hadapi selama ini,” sambungnya.

Baca Juga:  Swarga Suites Bali Berawa Rayakan “Christmas Carol” Berbagi Kebahagiaan dan Kasih Natal

Marshanda tetap tegar, percaya diri, dan berbuat baik kepada orang lain. “Bagi saya dia (Marshanda) akan sangat cocok untuk berbagi sisi berbeda dari stigma kesehatan mental ini,” imbuhnya.

“Dihelatnya acara ini merupakan salah satu upaya LDA untuk mendukung keberlangsungan ‘Seeds For a Child’. LDA memiliki harapan yang besar untuk generasi masa depan kita. Melalui gerakan ini, kami dapat berbagi bahwa tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja,” imbuhnya.

Tetapi yang paling penting, mereka memahami bagaimana menghadapinya, seiring waktu mereka mampu berdiri tegak dengan mimpi, kegembiraan, dan kelimpahan yang mereka wujudkan!” jelasnya.

Selain itu, acara ini diselenggarakan untuk menampilkan bakat-bakat baru melalui kompetisi melukis langsung dan untuk mendorong banyak seniman baru. “Kami ingin para seniman, merasa bahwa LDA selalu ada dan terbuka untuk menyambut mereka ke dalam komunitas ini,” lanjutnya.

Baca Juga:  7 Dosen ISI Denpasar Pamerkan 43 Hasil Karya Program P2S di ARMA Ubud. Angkat Tema “Ngerupa Guet Toya”

Lukisan-lukisan yang dibuat pada kompetisi melukis langsung ini akan dilelang pada acara LDA pada Juni 2024. Lima lukisan terbaik akan dilelang dalam rangka mendukung seniman dan ‘Seeds For a Child.

“Selain itu, terdapat juga workshop terapi seni oleh Buana Alit dan I Gede Jaya Putra (dosen dari ISI Denpasar). Pada acara ini, disediakan juga sudut khusus untuk konseling gratis dari Yayasan Bisa,” tutupnya senang.

“Acara ini sangat positif yang memberikan ruang bagi para seniman local. Selain itu, acara ini juga sebagai bentuk peduli terhadap anak-anak, sehingga Swarga Suites Bali Berawa mendukungnya,” ungkap Asst. Marcom Manager Swarga Suites Bali Berawa, Tiana ramah.

Peduli terdadap seniman local sebagai bagian dari misi Swarga Suites Bali Berawa. “Karena itu, kami menyiapkan ruang bagi para seniman local untuk saling mengungkapkan emosinya melalui seni lukis,” ucapnya senang. (BTN/bud) [B/*puspa]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post