Sport Tourism: ‘Kayon Run’ Menikmati dan Menghargai Keindahan Alam Bali
Pagi itu masih gelap. Padahal, jarum jam sudah menunjukan angka 6 (enam). Rupanya, langit tak mau bersahabat yang terus menumpahkan air membuat udara desa semakin dingin. Namun, orang-orang terus saja berdatangan, seakan mau melewatkan ajang yang dinanti-nantikan.
Dalam suasana masih gerimis, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno bersama CEO dari The Kayon Hotels and Resorts, I Wayan Sucitra kemudian naik ke atas panggung.
Orang-orang itu pun kemudian mendekat. Mereka yang merupakan pecinta olahraga lari ataupun pelari professional lalu berkumpul di belakang tanda start. Baik itu pelari laki-laki ataupun wanita, pemula ataupun professional yang telah bersiap.
Menparekraf, Sandiaga Uno kemudian mengibaskan bendera. Orang-orang itu pun kemudian berlari menembus ruang-ruang gerimis yang rupanya ikut berpacu. Ketika peserta terus melaju, Menparekraf, Sandiaga Uno bersama orang-orang hotel ikut berlari bersama.
Itulah semaraknya ‘Kayon Run’ ke-2 yang digelar diadakan oleh The Kayon Hotels and Resorts, Minggu 19 Mei 2024. Ajang yang berlangsung di depan kantor Perbekel Desa Bresela, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar itu diikuti lebih dari 600 peserta.
Di tengah-tengah para peserta lari itu, tampak beberapa Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang ikut menjajal kemampuan dalam ajang lari dengan tema “Run in the Nature” itu. Mereka begitu riang mengikuti ajang lari yang mampu menciptakan pengalaman tak terlupakan itu.
Rute yang menempuh jarak sepanjangan 10 Km itu memang eksotik. Selain melintas di jalan desa, para peserta juga k melintas di jalan-jalan subak. Bahkan, berlari di pematang sawah yang subur, dan hijau. Bahkan, pematang sawah yang digenangi air subak yang berlimpah.
Di sepanjang jalan subak itu, para peserta digoda dengan aktivitas binatang sawah, seperti capung, belalang dan lainnya. Sementara di jauhan, tampak birunya Gunung Batukaru yang menawan hati. Belum lagi aktivitas para petani dalam mengolah lahan sawahnya.
Para peserta benar-benar menikmati keindahan alam Desa Bresela yang masih asri itu. Gerimis itu tak mengurangi semangat para peserta. Bahkan, mereka tidak tampak capek. Justru senang dan riang menyaksikan alam desa dan persawahan yang memukau.
“Rute kami rancang untuk memberikan pengalaman yang menyegarkan dan mendekatkan para peserta dengan keindahan alam Bali yang masih alami. Kami sangat antusias menyelenggarakan Kayon Run dengan tema ‘Run in the Nature’ ini,” kata Sucitra.
Kayon Run dibuka untuk semua kalangan, baik pelari profesional maupun amatir yang ingin merasakan sensasi berlari di tengah alam yang indah. “Ajang ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga kesempatan untuk menikmati dan menghargai keindahan alam sekitar,” imbuhnya.
Kayon Run ini memiliki tujuan awal untuk memperkenalkan Bresela den sekitarnya sebagai tempat yang indah dan masih mempertahankan kearipan lokal. Ini juga untuk memperkenalkan The Kayon sebagai brand, hotel merek local bisa dikenal ditingkat nasional dan intenasional.
Kayon Run bisa saja dilakukan di tempat lain. “Misal saja target peserta yang tinggi, maka kita akan mencari tempat yang mampu menampung semua peserta. Maka Kayon Run itu bisa dilakukan di tempat lain, namun tetap mengangkat lari dengan lintas alam,” paparnya.
Hal tersebut untuk membedakan Kayon Run dengan ajang olah raha yang lain. Rute akan tetap menyatu dengan alam. Olaraga dapat, view dapat, sehingga acara ini menjadi branding serta menyambut request dari pelari-pelari yang perama kali ikut.
Sementara Ketua Panitia, Komang Arta Wirawan Sarba mengatakan, dari pengalaman tahun sebelumhya. Saat itu, banyak pelari yang ingin menambah rute lari karena lokasinya yang eksotik dan menwan, serta kesiapan panitia selaku penyelengara untuk lari jarak 10 kilometer.
Acara tahunan ini sengaja memilih bulan Mei yang mengeksplor keindahan alam Bresela, sehingga trek lari itu lebih banyak di sawah-sawah. Mereka lari melihat pemandangan pedesaan, sawah yang masih alami. Dalam perjalnan mereka diwarnasi dengan view gunung.
“Kayon Run kali ini memilih pelati tercepat 1, 2 dan 3 untuk karegori pria dan wanita memperebutkan total hadir 10 juta rupiah. “Ada pelari asing, karena mereka suka dengan pemandangan sawah Ubud. Itu yang membuat mereka menarik datang,” jelasnya.
Tujuan dari Kayon Run ini, salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) dari The Kayon Hotels and Resorts. “Ajang ini memang program sport owner yang digagas owner yang memang suka dengan kegiatan olahraga,” terang Komang Arta. [B/darma]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali