Sekaa Palegongan Sekar Kumara Duta Denpasar Sajikan Pelagongan Klasik dan Kreasi Baru

 Sekaa Palegongan Sekar Kumara Duta Denpasar Sajikan Pelagongan Klasik dan Kreasi Baru

Duta Kota Denpasar Tari Klasik Legong Keraton Lasem/Foto: ist.

Kalau saja dapat menyaksikan utsawa (parade) Palegong Klasik Khas dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46 maka akan mengerti antara Legong Klasik dan Legong Kreasi. Saat itu, ada dua sekaa palegongan yang tampil di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Bali, Jumat (5/7).

Dua sekaa palegongan itu tampil mebarung antara Sekaa Palegongan Sekar Kumara, Banjar Abiannangka Kaja, Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur Duta Kota Denpasar dengan Sanggar Kuta Kumara Agung, Banjar Temacun, Desa Kuta, Duta Kabupaten Badung.

Kedua sekaa yang lebih banyak didukung penari dan penabuh anak-anak muda, menampilkan tabuh-tabuh serta tari legong yang sukses memukau penonton yang hadir. Tak jarang, riuh tepuk tangan hingga sorak sorai penonton mewarnai jalannya pementasan.

Sebagai Duta Kota Denpasar, Sekaa Palegongan Sekar Kumara membawakan 4 materi yang mempu menjagi perhatian para pengunjung PKB. Bermula dari Tari Kreasi Ratu Anom, lalu Tabuh Ngikal, Tabuh Klasik Gilak Ceng-Ceng dan Tari Klasik Legong Keraton Lasem.

Baca Juga:  Duta Kabupaten Gianyar Sajikan Garapan Seni 100% Otentik Rasa Desa Batuan

Dalam sajian Tari Kreasi Ratu Anom merupakan sebuah karya dengan konsep penyatuan karakter ksatria dengan sastra diumpamakan pohon muda yang dalam usahanya mengembangkan kehidupannya yang menitikberatkan pada air dan matahari.

Fenomena itu tidak lepas dari seorang pemimpin besar yang menguasai sastra yakni Cokorda Mantuk Ring Rana yang dimuliakan dengan sebutan Ratu Anom. Karya ini memberikan pengetahuan seni sastra yang dituangkan melalui gerak tari.

Duta Kota Denpasar tampilkan Tari Kreasi Ratu Anom/Foto: ist

Tabuh Ngikal, berasal dari Ngikal yang merupakan pola transisi dari bagian “pengawak” (bagian tengah isi) ke bagian penyuwud (akhir) yang terdapat pada lagu atau pupuh dalam gamelan gambang.

Pola permainan ini dimainkan dengan irama tiga per empat secara berulang ulang pada akhir sebuah lagu atau pupuh. Hal inilah yang ditransformasikan ke dalam pola permainan barungan gamelan palegongan.

Baca Juga:  Peradah dan STAHN Mpu Kuturan “Ngejot” ke Krama Hindu Desa Subaya

Sementara Tabuh Klasik Gilak Ceng-Ceng, identik sebagai sebuah tabuh petegak yang telah diwariskan secara turun-temurun dan biasanya dimainkan sebelum Tari Sang Hyang Dedari Legong Kraton Lasem mesolah atau mepajar.

Sebagai penampilan pamungkas, mempersembahkan Tari Klasik Legong Keraton Lasem. Tari ini menceritakan keinginan Raja Adipati Lasem untuk meminang Rangkesari yaitu seorang putri dari Kerajaan Daha.

Akan tetapi, perbuatan tidak terpuji dilakukan dengan menculik sang putri. Sang putri menolak pinangan dari Sang Adipati sebab ia telah terikat oleh Raden Panji dari Kahuripan. Mengetahui adiknya diculik, Raja Kediri yaitu kakak dari Putri Rangkesari menyatakan perang kepada Raja Adipati Lasem.

Sebelum berperang Adipati Lasem harus menghadapi serangan burung garuda, tetapi berhasil melarikan diri, dan akhirnya tewas dalam medan pertempuran ketika melawan Raja Daha.

Baca Juga:  Konservasi Lontar Ida Pedanda Putra Pemaron Sidemen

“Kami bersyukur diberikan kesempatan menjadi Duta Kota Denpasar pada PKB XLVI Tahun 2024, dan kita bersyukur bisa memberikan penampilan yang maksimal,” ujar Koordinator Sekaa Palegongan Sekar Kumara, I Wayan Joni Suparma.

Menurutnya, berbagai persiapan terus dilaksanakan guna mendukung optimalnya pementasan Sekaa Palegongan Sekar Kumara. Proses latihan dan pembinaan telah dilaksanakan sejak Bulan Januari dan hari in kita bersyukur pementasan berjalan lancar.

Saat itu, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi karena sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa. Jaya Negara mengaku bangga dengan Sekaa Palegongan Sekar Kumara yang telah mempertahankan seni klasik sebagai sebuah ciri khas. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post