Konser Gamelan Kolaborasi ISI Denpasar dan Asosiasi Kotekan Prancis yang Harmoni

 Konser Gamelan Kolaborasi ISI Denpasar dan Asosiasi Kotekan Prancis yang Harmoni

Asosiasi Kotekan Prancis persembahkan garapan musik “Saya Kamu Kita” dan “Nadia La Nuit”/Foto: ist

Jangan kaget kalau menyaksikan orang asing piawai memainkan gamelan Bali. Itu memang menjadi impian para pecinta gamelan Bali. Komposer-komposer asing ini, bahkan telah menguasai teknik-teknik gamelan Bali yang beragam jenis itu.

Nah, paling manarik dari penampilannya, ketika mereka mampu memadukan gamelan Bali dengan alat musik mereka. Gamelan Bali dimainkan secara harmoni dengan alat musik modern. Ini, yang sangat mengesankan, sekaligus menjadi tantangan bagi para seniman local Bali.

Itulah gambaran konser musik gamelan yang disajikan oleh Program Studi Seni Karawitan dan Program Studi Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali saat berkolaborasi dengan Asosiasi Kotekan, Prancis di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Senin, 22 Juli 2024.

Konser bertajuk Nara-Bhuwana-Nada “Paraga Gita Samasta” itu dikemas dalam Program Bali-Bhuwana Kanti (Global-Bali Art Project Network) yang sangat menarik. Suara gamelan menjadi lebih enerjik dari biasanya. Itu karena menampilkan hal-hal baru sebagai pengembangannya.

Baca Juga:  Sesolahan Teater Angin, “Karma Ening” Sampaikan Pentingnya Air dalam Kehidupan

Hal itu tampak jelas, katika Asosiasi Kotekan yang didukung 18 musisi profesional itu memainkan gamelan gong kebyar yang dipadu dengan sejumlah instrumen Barat. Mulai dari biola, flute, klarinet bas, gitar elektrik, akordeon, keyboard, saksofon, trombon dan lainnya.

Kalau soal urusan gamelan Bali, Asosiasi Kotekan itu memiliki sejarah panjang. Sejarahnya, gamelan gong kebyar Bali yang dinamai Nusa Cordon dipesan oleh Jean-Pierre “Pawak” Goudard, seorang komposer Perancis, kepada Sidha Karya di Blahbatuh, Gianyar, 24 tahun lalu.

Gamelan tersebut, kemudian tiba di Prancis pada tanggal 6 April 2000. Bagi komposer Prancis seperti Jean-Pierre, gamelan Bali sangat inspiratif dan menawarkan ruang kerjasama antar musisi yang unik. Suaranya, cara memainkan serta simbol-simbol yang ada memang menarik.

Sejak itu, Jean-Pierre telah menciptakan 54 karya didasar atas gamelan gong kebyar dan dipengaruhi oleh genre blues, rock, jazz, chanson, dan musik kontemporer Barat. Gaya dan kreativitas dalam memadukan musik berbagai jenis itu memang ahlinya.

Baca Juga:  Peringatan Hari Tari Sedunia di Kota Denpasar Libatkan 2.145 Penari

“Kami sangat bangga, gamelan gong kebyar Bali telah menginspirasi sejumlah komposer Prancis untuk menciptakan karya-karya baru,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar, Prof. Dr. I Komang Sudirga disela-sela konser itu.

Hal yang membanggakan, komposer Prancis ini mampu memadukan unsur tradisional Bali dengan genre musik Barat seperti blues, rock, jazz, chanson, maupun musik kontemporer. Sebut saja garapan musik “Saya Kamu Kita” dan “Nadia La Nuit”.

Garapan ini memadukan gamelan gong kebyar dengan berbagai instrumen Barat seperti biola, flute, klarinet bas, gitar elektrik, akordeon, keyboard, saksofon, dan trombon. Di sisi lain, mahasiswa Program Studi Karawitan semester 7 menampilkan garapan tabuh berjudul Dang Mredangga.

Saat itu, ISI Denpasar dan Asosiasi Kotekan Prancis menandatangani kerjasama yang dilakukan Koordinator Program Studi Seni Karawitan I Nyoman Kariasa,S.Sn., M.Sn., Koordinator Program Studi Musik I Ketut Sumarjana, S.Sn., M.Sn., dan Koordinator Prodi Tari Gusti Ayu Ketut Suandewi, SST., M.Si dengan Ketua Asosiasi Kotekan Prancis, Jean-Pierre Goudard. [B/*]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post