Perkuat Warisan Budaya dan Kearifan Lokal, Indonesia Bertutur Digelar di The Nusa Dua
Indonesia Bertutur, festival satu sangat menarik untuk memperkuat warisan budaya dan kearifan local Indonesia. Festival ini mengangkat peluang seni tradisi Bali dengan sentuhan teknologi untuk menyesesuaikan dengan perkengangan generasi saat ini. Di Bali, ajang kedua kalinya ini berlangsung dari 7-18 Agustus 2024 di tiga lokasi, seperti Batubulan, Ubud, dan The Nusa Dua.
Sebelumnya, festival ini berlangsung pada tahun 2022 di Borobudur, Yogyakarta, Jawa Tengah. Di tahun 2024 ini, Indonesia Bertutur yang berlangsung di Bali dengan melibatkan 900 seniman dengan 100 karya seni. Seniman itu, tak hanya dari Indonesia, tetapi dari 15 negara di kawasan Asia Tenggara, Amerika dan negara-negara di Eropa.
Di kawasan wisata The Nusa Dua, mega festival yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan berlangsung pada tanggal14-18 Agustus 2024.
“Kami sangat mengapresiasi inisiasi Kemendikbud Ristek yang telah mempercayakan gelaran ini di destinasi yang dikelola member InJourney. Kami percaya bahwa Indonesia Berutur 2024 akan semakin memperkuat posisi Bali sebagai destinasi utama budaya dan pariwisata,” kata Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJouney, Maya Watono, Rabu 7 Agustus 2024.
Festival di kawasan The Nusa Dua yang dikelola oleh ITDC member dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney. Mengusung tema “Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama”. Festival tahun ini, akan mewarnai semarak HUT ke-79 RI di Peninsula Island, The Nusa Dua.

Tema Subak menjadi panduan dan inspirasi bagi rangkaian kegiatan yang mencakup seni pertunjukan, seni rupa, film, hingga seni media. Filosofi Subak yang diusung sarat makna mendalam tentang keseimbangan hubungan antara manusia, pencipta, sesama, dan alam. Konsep ini sejalan dengan falsafah Tri Hita Karana yang dijalankan oleh masyarakat Hindu Bali.
Selain itu, sistem Subak juga telah diakui sebagai Warisan budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2012. “Kami berharap dukungan banyak pihak dapat melaksanakan gelaran serupa di aset kami untuk dapat mempererat hubungan antar masyarakat dan warisan budaya Indonesia yang berharga,” harap Maya Watono.
Sementara, Direktur Utama ITDC Ari Respati menyambut gembira kehadiran Indonesia Bertutur 2024 di Peninsula Island, The Nusa Dua. Acara ini, akan dapat memperkaya pemahaman tentang budaya Indonesia bagi wisatawan dan pengunjung di kawasan The Nusa Dua. “Disamping memberikan dampak positif bagi komunitas seni lokal dan industri pariwisata Bali,” ucapnya.
Sebanyak 100 karya seni melalui delapan program utama itu dirancang untuk memberikan pengalaman mendalam dan perspektif berbeda tentang kenyataan hidup saat ini dan di masa depan. Penyajian setiap materi tentu ditata dengan apik, sehingga tak hanya memberikan rasa senang, tetapi juga makna yang terkandung dalam setiap materi.
Sebut saja ANARTA, merupakan program seni pertunjukan kontemporer yang menghadirkan karya-karya produksi baru berukuran besar. Karya-karya yang ditampilkan merupakan hasil dari proses penciptaan berbasis riset tentang warisan cagar budaya dan warisan budaya tak benda dari wilayah masing-masing seniman.
Lalu, VIRAMA, sebuah pertunjukan musik yang merangkum dinamika hari ini dalam dunia musik nasional dan internasional yang dikenal oleh masyarakat dari berbagai lapisan dan daerah.
Selanjutnya KIRANAMAYA, sebuah festival cahaya merupakan program interaktif yang hadir dalam beragam tatanan 5 karya instalasi seni cahaya dari seniman Indonesia dan luar negeri. Karya ini menggunakan teknologi pencahayaan, interaktif dan arsitektural serta menampilkan karya dari 7 seniman projection mapping.
Indonesia Bertutur 2024 juga akan menyuguhkan berbagai kuliner yang menampilkan ragam bumbu dan cita rasa masakan nusantara. Pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan khas Indonesia sambil menjelajah beragam kerajinan seni karya pengrajin nusantara.
Festival ini terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya masuk. Acara akan dibuka setiap hari dari pukul. 10.00 – 22.00 WITA. Pengunjung dapat memindai QR Code untuk melakukan registrasi dan mengisi data diri untuk dapat memasuki area Peninsula Island,” terangnya.
“Kami berharap ini akan menarik perhatian wisatawan, memberikan dampak positif bagi industri pariwisata Bali, serta memperkuat posisi The Nusa Dua sebagai salah satu destinasi utama untuk event budaya dan pariwisata berskala nasional dan internasional,” tutup Ari. [B/*/darma]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali