Ketut Adi Candra dan Gusti Buda Pamerkan “Semaraloka: Dualitas Rupa, Manunggal Rasa” di Batu 8 Studio

 Ketut Adi Candra dan Gusti Buda Pamerkan “Semaraloka: Dualitas Rupa, Manunggal Rasa” di Batu 8 Studio

Perupa Gusti Buda/Foto: ist

Dua perupa asal Kabupaten Badung, Ketut Adi Candra dan Gusti Buda menggelar pameran bersama di Batu 8 Studio, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Pameran bersama kali ini, bertajuk “Semaraloka: Dualitas Rupa, Manunggal Rasa”.

Pameran rencananya dibuka oleh budayawan Putu Suasta pada Rabu, 12 September 2024 dan akan berlangsung selama dua minggu hingga 25 September 2024. Dua perupa ini masing-masing menampilan 10 lukisan yang digarap secara modern khusus untuk pameran di Batu 8 Studio.

“Lukisan ini, kami harap secara khusus untuk pameran Semaraloka yang telah kami persiapkan enam bulan. Saya sendiri mengangkat ide lukisan dua dunia, yaitu Sekala dan Niskala. Kalau Adi Candra menampilkan lebih pada rerajahan, tulisan aksata Bali,” ucap Gusti Buda.

Karya lukisan yang disajikan Gusti Buda dengan berbagai ukuran, mulai dari 120 x 120, 150 x 150 hingga ukuran 200 x 200 Cm. Berbeda dengan Ketut Adi Candra menampilkan karya lukisan berkuran terbesar 2 meter x 4 meter.

Baca Juga:  ARMA Fest 2024 Dibuka dengan Membunyikan ‘Kepuakan’, Sajikan Seni Pertunjukan Berpadu Kuliner

Semua lukisan Gusti Buda menyajikan karya judul yang sama, yakni panorama nirmyata yang tentu sesuai dengan tema dari pameram tersebut. “Saya mengangkat tema Sekala dan Niskala itu terinspirasi penomena alam yang terjadinya, seperti perusakan lingkungan,” jelasnya.

Di samping lingkungan alam yang rusak, karya-karya Gusti Buda juga menyoroti tentang lahan hijau yang sudah berubah wujud jadi hutan beton. Gunung, laut, lembah dan alam lainnya yang sudah dikuasai oleh manusia sebagai lahan bisnis.

Intinya, lanjut Dusti Buda, melalui karya seni ini dirinya mengingatkan semua orang tentang pergeseran dari lahan hijau yang kini banyak berubah menjadi hutan beton. Hal itu mungkinkarena perkembangan jaman, dan berdalih pariwisata.

Itu kayaknya susah behenti. “Nah, sebagai seniman saya berharap kedepannya ada upaya penataan isfrastruktur lebih baik, biar tidak kadung amburadul. Kalau sudah kacau, maka akan susah untuk di atur kembali. Ya…… begitulah dunia,” ucap Gusti Buda pasrah.

Baca Juga:  24-25 Februari, Pemkot Denpasar Gelar Parade Kesenian Palegongan

Karena itu, seniman dengan rambut panjang ini kemudian berharap melalui pameran ini kedepan agar lebih banyak orang-orang peduli terhadap alam dan lingkungan. Alam yang yang bersih dan indah, akan mampu menciptakan hidup yang sehat dan nyaman. [B/darma]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post