Bali Fashion Network : Mendorong Tren Eco Fashion di Indonesia

Bali Fashion Network 2025 di ICC Mall Bali Galeria, Kuta/Foto: ist
Indah dan sangat cantik. Para model ini berjalan melenggak lenggok di atas catwalk memperagakan berbagai desain busana. Langkahnya yang tegas, seirama dengan musik yang memeriahkan acara itu, mengundang decak kagum para pengunjung.
Itulah acara Bali Fashion Network 2025 yang digeklar di International Conference Center Mall Bali Galeria, Kuta, Sabtu 2 November 2024. Sejak awal, ajang fashion ini mendapat sambutan hangat dari penonton yang kebanyakan dari para desainer, pengusaha tekstil dan pecinta fashion
Menarik dalam ajang itu, Lenzing Group, perusahaan internasional asal Austria yang dikenal dengan serat berkualitas dari bahan alami terbarukan, berkolaborasi dengan Paramatex dalam acara Bali Fashion Network menampilkan fashion berkelanjutan.
“Kerja sama ini bertujuan untuk mempromosikan tren eco fashion di Indonesia, memberikan alternatif bagi fast fashion yang kerap mengabaikan aspek keberlanjutan,” ungkap CEO Paramatex, Chris Rianto disela-sela acara itu.
Bali Fashion Network 2025 tak hanya promosi sebuah produk menarik, tetapi menjadi ajang untuk mengenal produk unggulan Lenzing, yakni Tencel, Serat yang Ramah Lingkungan.
“Lenzing yang sudah dikenal dengan serat Tencelnya, di acara Bali Fashion Network tahun ini memperkenalkan inovasi terbarunya yaitu Lenzing™️ Ecovero™️ Black Fibers,” ujar Chris Rianto senang.

Proses spindyeing pada serat LENZING™️ ECOVERO™️ hitam melibatkan pengintegrasian pigmen warna hitam langsung ke dalam serat.
“Hal ini mengurangi kebutuhan untuk langkah pewarnaan tambahan, sehingga menghemat hingga 50% energi dan air serta mengurangi jejak karbon hingga 60% dibandingkan dengan pewarnaan konvensional,” ungkapnya.
Selain untuk meningkatkan ketahanan warna, metode ini juga untuk mengurangi risiko kehilangan atau transfer warna saat dicuci, dan memastikan serat tetap hitam meskipun setelah banyak pencucian.
Dalam Bali Fashion Network kali ini, Lenzing juga membuka stan pameran dan turut menjadi pembicara di sesi diskusi tentang inovasi, memperkenalkan Tencel kepada berbagai pemangku kepentingan di sektor fashion.
“Kolaborasi antara Paramatex dan Lenzing mencerminkan visi bersama untuk menyediakan bahan berkualitas tinggi yang ramah lingkungan,” lanjut Chris Rianto menjelaskan.
Menurutnya, dengan menggunakan serat Lenzing, Paramatex mengimplementasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek bisnisnya. Kerja sama ini akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi pertumbuhan sektor fashion di Indonesia.
“Kolaborasi ini adalah langkah penting menuju industri fashion yang lebih bertanggung jawab, di mana inovasi berjalan seiring dengan tanggung jawab lingkungan,” tegas Chris Rianto.
Dengan menampilkan berbagai desain produk ramah itu, Chris Rianto berharap melalui Bali Fashion Network dapat membangun kesadaran tentang keberlanjutan.
Chris Rianto meyakini, Bali Fashion Network menjadi platform ideal untuk mengedukasi dan membangun kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan dalam fashion. Apalagi dengan komitmen kuat terhadap eco fashion.
Karena itu, kolaborasi antara Lenzing dan Paramatex diharapkan mendorong lebih banyak pelaku industri untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan, menciptakan masa depan fashion yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Melalui ajang Bali Fashion Network, Paramatex berperan sebagai penggerak perubahan dalam membangun industri fashion yang lebih cerah dan bertanggung jawab di Bali. Paramatex, supplier kain terkemuka berbasis di Bali, dikenal atas komitmennya pada bahan eco-friendly.
“Paramatex tidak hanya menyediakan kain, tetapi juga berperan sebagai penghubung strategis antara desainer, produsen, dan pelaku bisnis fashion lainnya,” tutup Chris Rianto. [B/*/puspa]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali