Subak Spirit Festival 2024: Kemeriahan Pesta Rakyat dan Panggung Gembira
Bagai bunga harum, perhelatan Subak Spirit Festival 2024 memikat setiap pengunjung untuk hadir, dan menikmati setiap sajian yang ada. Aneka kuliner yang menawarkan produk masyarakat setempat laris manis. Tipat santok, nasi bungkus beras merah, daluman, rujak hingga souvenir disukai pengunjung.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjajakan olah makanannya memang menggoda. Maka tak heran, pengunjung yang datang langsung duduk manis di warung-warung tradisional yang dikemas sedikit modern. Mereka bisa memilih manu yang disukai, baik makanan ataupun minuman.
“Subak Spirit Festival 2024 ini jmenekankan dukungan Bali terhadap program ketahanan pangan berkelanjutan, yang menjadi inti dari sistem Subak di Pulau Dewata. Festival hari kedua ini berbeda dengan hari pertama, digelar layaknya Pesta Rakyat dan panggung gembira,” kata Kurator Subak Spirit Festival, Dibal Ranuh, Minggu 10 November 2024.
Subak Spirit Festival diinisisiasi oleh Kementrian Kebudayaan Republik Indoneisa berlangsung dengan rangkaian kegiatan penuh makna, dari lokakarya kreatif, pertunjukan budaya, hingga kolaborasi artistik yang meriah. Hal itu, mempertegas komitmen Bali untuk menjaga warisan budaya sekaligus mendukung ketahanan pangan berkelanjutan dalam sistem Subak.
Sebut saja lokakarya membuat Pelakut, orang-orangan sawah tradisional dan Sunari, kerajinan daun kelapa berbentuk manusia itu menarik minat banyak peserta. Terutama, generasi muda dan masyarakat sekitar yang ingin lebih mengenal serta mendalami kearifan lokal. Aktivitas ini menghubungkan mereka dengan nilai-nilai leluhur yang terkandung dalam budaya Subak.
Sebelum itu, anak-anak muda mengikuti lomba menangkap belut. Lomba ini menjadi salah satu kontes yang paling seru, karena menghadirkan suasana penuh kegembiraan dan menghidupkan kembali keterampilan tradisional menangkap belut di sawah. Lomba ini menjadi tontonan menarik bagi pengunjung, terutama wisatawan mancanegara.
Para siswa dari sekolah-sekolah yang menampilkan tarian kreasi unik, seakan menghidupkan panggung budaya di alam hijau itu. Ada taei Siat Sipat yang disajikan SMA N 2 Amlapura dan Tari Kreasi dipentaskan siswa SMP N 4 Bebandem. Termasuk Tari Jatayu yang penuh makna, Tari Munggah Nini yang sakral, hingga Tari Kontemporer Sejak Padi Mengakar.
Sesuai namanya, Tari Sejak Padi Mengakar menggambarkan siklus padi sebagai sumber kehidupan di Bali yang menghibur seta mengedukasi. Selain itu, pertunjukan wayang dan tarian Joged Bumbung menambah kekayaan budaya yang memukau ketika ditampilkan kepada pengunjung.
Penampilan akustik dari Gede Robi (Navicula) yang tampil secara solo membuat pengunjung terpesona. Saat itu, Gede Robi membawakan Lagu Busur Hujan, Metamorfosa Kata, Balada Petani, Saat Dunia Semakin Cepat, Bali Berani Berhenti dan soundtrack Film Filosofi Kopi, Open Road.
Pengunjung semakin betah berada di sawah, ketika irama reggae Joni Agung & Double T mulai disajikan. Penampilan Joni Agung & Double T memukau dan semarak. Kedua musisi yang sangat dekat dengan budaya Bali ini memberikan sentuhan musikal yang membangkitkan rasa persatuan, sekaligus mengajak penonton untuk merenungkan pentingnya pelestarian dan ketahanan budaya.
Lokakarya fotografi dan videografi menarik perhatian besar, menunjukkan antusiasme masyarakat Bali dalam mendokumentasikan lanskap budaya mereka. Di bawah bimbingan para fotografer ternama seperti Tjandra Hutama, Gede Lila, dan Made Dana, lokakarya fotografi ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang ingin menangkap keindahan Subak dan lingkungannya.
Sementara itu, lokakarya video konten melalui ponsel oleh Echa Laksmi berhasil menarik 50 peserta yang belajar cara bercerita melalui video, menjadikan warisan Subak sebagai konten digital yang menarik.
“Subak Spirit Festival 2024 ini juga menekankan dukungan Bali terhadap program ketahanan pangan berkelanjutan, yang menjadi inti dari sistem Subak. Festival ini memperlihatkan pentingnya pendekatan pembangunan yang seimbang, yang mengutamakan pelestarian ekologi, kesinambungan budaya, dan ketahanan pangan.
Berakhirnya festival hari kedua ini, para peserta pulang dengan penuh inspirasi, keterampilan baru, serta rasa keterhubungan yang lebih dalam terhadap warisan pertanian Bali. “Subak Spirit Festival 2024 berhasil menjembatani generasi, tradisi, dan inovasi, menciptakan perayaan budaya hidup Bali yang akan terus dikenang,” tutup Dibal Ranuh [B/*/puspa].
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali