Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta dan Komunitas Seni Sundaram, Pemanasan di Acara HUT Kabupaten Gianyar

 Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta dan Komunitas Seni Sundaram, Pemanasan di Acara HUT Kabupaten Gianyar

Sekaa Gong Legend Gong Kesuma Tirta dan Komunitas Seni Sundaram meriahkan HUT Kabupaten Gianyar/Foto: doc.hms Gianyar

MASYARAKAT khususnya pecinta seni gong kebyar telah memenuhi Open Stage Balai Budaya Gianyar sejak sore. Maklum, mereka memberikan support terhadap jagoannya yang tengah memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-254 Kabupaten Gianyar, Senin 14 April 2025.

Ribuan masyarakat yang didominasi anak-anak terpukau menyaksikan pementasan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring bersama Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh Sayan Ubud. Kedua sekaa gong ini tampil dengan penih semangat.

Pementasan ini menjadi ajang pemanasan sebelum pentas pada Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai perwakilan Duta Kabupaten Gianyar. “Penampilan kedua sekaa ini sangat kreatif dan menarik. Kami tunggu di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB),” ujar Putra, salah satu penonton.

Pentas Gong Kebyar Dewasa diawali dengan penampilan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta melalui Tabuh Raksata Raksita, tabuh ini dapat diartikan sebagai kebenaran yang dilindungi dan dijaga.

Baca Juga:  Singaraja Literary Festival 2024 Ditutup Pementasan Musikalisasi, Teater, Deklamasi Puisi, dan Musik

Karya ini mengandung pesan, bahwa seni perlu dilindungi dan dijaga, sesuai dengan semboyan Kabupaten Gianyar. Karya ini dibuat oleh Alm. I Ketut Dibya Guna yang tercipta tahun 1978 dan dipentaskan pertama kali di PKB 48 tahun silam.

Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta juga menampilkan Tari Baris Tamiang. Menurut Babad Bali, tari baris merupakan tarian pasukan perang. Tari Baris Tamiang salah satu contoh tari baris sakral yang dipentaskan pada saat upacara-upacara besar yang ada di wilayah Tampaksiring.

Penampilan terakhir dari Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta menampilkan, Tabuh Kreasi “Jagra Kasturi” yang diciptakan pada tahun 1974 oleh Alm. I Ketut Dibya Guna untuk misi kesenian ke Osaka Jepang.

Tak kalah menarik penampilan Komunitas Seni Sundaram yang mengawali dengan mementaskan Tabuh Lelambatan Cempaka Puyung. Karya ini terinspirasi dari keberadaan pohon cempaka, tempat berlangsungnya proses pelatihan garapan ini.

Baca Juga:  Rama Pamerkan 7 Karya ‘Harmony’ di ARTspace ARTOTEL Sanur

Pohon cempaka memiliki keunikan batangnya kosong di bagian tengah, namun tumbuh rimbun dan tetap berbunga harum sepanjang musim. Pohon cempaka dalam pandangan masyarakat juga dipercaya menjadi media penghubung antara alam nyata dan alam roh-roh leluhur.

Ketika Tabuh Lelambatan Cempaka Puyung dimainkan, seketika penonton diajak menikmati alunan gamelan melalui getaran kehidupan yang terlahir dari ruang hening menuju harmoni abadi.

Komunitas Seni Sundaram selanjutnya menampilkan Tari Kreasi Kebyar Dangklung, Kebyar Dangklung sendiri lahir dari semangat dan kekaguman akan eksistensi kesenian rakyat di tengah perkembangan jaman.

MC kemudian memaparkan, bahwa Kebyar Dangklung ini terinspirasi dari kesenian Angklung Kocok yang tumbuh dan lestari di Banjar Kutuh, Sayan Ubud yang telah hidup sejak tahun 1930-an.

Baca Juga: 

Komunitas Seni Sundaram lalu mempersembahkan Fragmentari Tuan Sayan, menceritakan persahabatan antara Colin Mcphee seorang composer asal Amerika dikenal warga sekitar dengan sebutan Tuan Sayan, menjalin persabatan dengan pemuda Bali berbakat bernama I Sampih.

Dimana kabar duka menyelimuti pertemuan mereka berdua, I Sampih mendapatkan musibah pada saat pulang ke Bongkasa, dimana sepeda motor dirampas dan jasadnya dibuang ke aliran sungai.

Karya fragmentari ini mengisahkan peristiwa, memori, dan penghormatan, terhadap I Sampih, Tuan Sayan, dan semangat seni yang menyatukan dua dunia. Karya itu dikemas sangat menarik, sehingga penonton terkesima dengan tokoh I Sampih. [B/*/darma]

Related post