BaliSpirit Festival Digelar 7–11 Mei: Fokus pada Gerakan Tubuh, Musik, dan Kesadaran Diri

 BaliSpirit Festival Digelar 7–11 Mei: Fokus pada Gerakan Tubuh, Musik, dan Kesadaran Diri

Workshop Kundalini Tantra Yoga bersama Master Ketut Arsana/Foto: darma

PAGI yang cerah, suasana The Ambengan Tenten, Kota Denpasar, Bali sangat berbeda dari biasanya. Orang-orang yang hadir, lebih banyak para penggiat yoga atau pecinta kegiatan spiritual. Itu karena Road to BaliSpirit Festival ke-16 berlangsung di The Ambengan Tenten.

“Ini acara Road to BaliSpirit Festival yang ke-16. Festival ini akan berlangsung di The Yoga Barn, Ubud selama lima hari, mulai 7–11 Mei 2025,” kata Co Founder BaliSpirit Festival, I Made Gunarta saat konferensi press di The Ambengan Tenten, Denpasar, Kamis 1 Mei 2025.

BaliSpirit Festival kali ini mengangkat tema “Follow Your Spirit” yang akan menyatukan orang-orang dari berbagai negara dalam kegiatan yang berfokus pada gerakan tubuh, musik, dan kesadaran diri. Acara dimulai beberapa kelas yoga gratis di tempat bekerja, juga bersantai itu.

Tokoh Spiritual Yoga, Ketut Arsana memberikan teknik Kundalini Tantra Yoga untuk relaksasi dan keseimbangan fisik, mental, dan emosional. Kegiatan ini mendapat apresiai dari penggiat ataupun pecinta yoga. Para peserta mengikuti pengenalan Tantra Yoga ini sejak pagi.

Baca Juga:  Parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-anak Kota Denpasar Serasa Pentas di Ajang PKB

“Saya ingin membuka ajaran tantra dari leluhur, dan di Bali banyak yang menggunakan tantra bairawa, dan banyak pula orang Suci menjalan kan tantra sebagai spiritual menuju moksa,” kata Ketut Arsana yang sejak tahun 1979 sudah mengajar yoga itu.

Para peserta tampak semangat mengikuti kelas ini. Masing-masing peserta lengkap dengan busana yoga serta dilengkapi matras tempat melakukan yoga. Para peserta kelas ini tampaknya sudah biasa melakukan kegiatan yoga, sehingga setiap gerak yang diberikan bisa dilakukan.

Bali begitu sangat menarik bagi melakukan kegiatan wellness. “Bali memiliki arti mencari kesejatian dalam diri melalui yoga, sehingga festival ini memberikan vibrasi positif yang memberi ketertarikan bagi banyak orang,” imbuh pria asal Ubud ini.

Sang guru menekankan pada pengenalan yoga, terutama pratek dalam pernafasan. Di sebutkan melakukan pernafasan perut sangat baik untuk memasukan oksigen ke tulang, kulit juga bagian tubuh lainnya. Ia juga sempat memperbaiki posisi leher para peserta yang dianggapnya salah.

Baca Juga:  Stuart Zender dan The 5th Dimensions Gelar Konser di Arma Museum Ubud

Bali mampu mengubah manusia satu per satu orang spiritual akan memberikan vibrasi pada ratusan orang kalau dia ikut dengan hatinya ke arah kebaikan baru dinunia akan memberikan ke kebahagiaan alamainya.

“Untuk menemukan Tuhan dalam diri mencari sumber kehidupan itulah yoga,” terang pria yang sempat memandu acara yoga di TVRI Bali itu.

Road to BaliSpirit Festival sesungguhnya dimulai pukul 07.45 Wita, diawali dengan Morning Flow Yoga bersama Coach Tao, pemeriksaan kesehatan oleh Bali Peduli, terapi akupunktur oleh Yohana, dan Bootcamp Muaythai bersama Coach Atep.

Bali menjadi pusat pariwisata kesehatan termasuk wellness, bahkan telah menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Bali Spirit Festival digelar yang mengedepankan kegiatan yoga dan kesehatan selalu ditunggu-tunggu oleh wisatawan terutama wisman asing.

Baca Juga:  “The Temprerance” Pentas Kolaborasi Aghumi Serangkaian Bali Spirit 2022

“Health tourism termasuk wellness menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk ke Bali. Bali Spirit Festival menjadi ajang yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan terutama mancanegara atau wisman,” kata Co Founder Bali Spirit Festival I Made Gunarta.

Festival ini akan dimeriahkan dengan 150 workshops dan 50 pertunjukan selama festival berlangsung. Khusus untuk malam hari, acara akan dilanjutkan dengan pertunjukan musik dari musisi lokal dan internasional.

Acara workshop akan diisi oleh Ketut Arsana – Kundalini Tantra Yoga (Indonesia), Alfred Kendrick – Body Mobility (AS), Dhwani Dinakara Bahar – Tarian Salsa Kuba (Indonesia), Heeki Park – Jivamukti Yoga (Jepang), Jose Luis Jimenez – Fly High Yoga (Spanyol) serta Ashton Szabo – Anatomi Yoga (AS).

Malam pertunjukan, akan menampilkan music dan tari, terdiri dari Afrosideral – Afro-Cuban Electronic (Kuba/Brasil), Catur Hariwijaya – Komposer multi-instrumentalis (Indonesia), Adam Alydrus (Sekala) – Indonesia, dan Dos Papis & Orchestra – Iran.

Baca Juga:  Peed Aya PKB Ke-47: Duta Buleleng Sajikan Akulturasi Budaya di Bali Utara

“BaliSpirit Festival bukan hanya mengejar kuantitas, tetapi kualitas yang menjadi targetnya. Buat kami yang lebih penting bagaimana memposisikan Bali, bukan hanya sebagai central of tourism, tetapi wellness dan edukasi,” tegas Gunarta.

BaliSpirit Festival yang sering menjadi model festival di luar negeri ini menampilkan Dharma Fair, yakni pasar yang menjual produk ramah lingkungan, makanan sehat, dan kerajinan lokal. Pasar ini diikiti oleh 50 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Bali dan luar Bali.

Sementara kegiatan edukasi lainnya, yaitu AYO! Bicara HIV & AIDS, sebuah edukasi kesehatan reproduksi untuk remaja di Bali dan Indonesia. Ada Bali ReGreen Project, program penanaman bambu di daerah dengan tanah yang non-produktif di Bali.

Wellness conference akan mempertemukan pelaku, pakar, akademisi dan stakeholders Wellness Tourism di Bali, serta forum pertukaran ilmu dan pengetahuan serta kolaborasi antara mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Bali dengan seniman dan musisi yang tampil di festival.

Baca Juga:  Aksi Regenerasi dan Superstar di Taman Ayun Barong Festival 2025

Gunarta memaparkan festival ini menarik antusias 2.000 hingga 3.000 pengunjung per hari. Pascapandemi antusias pengunjung kian tinggi, terutama pada 2023 lalu yang mencapai 2.505 orang. Jumlah ini naik dari 2 tahun terakhir sebelum pandemi.

Walau demikian, Gunarta menegaskan bukan hanya sekedar kuantitas yang dikejar, tetapi kualitas yang ditargetkan pada acara yang akan berlangsung di Ubud pada 7 hingga 11 Mei nanti.

“Buat kami yang lebih penting bagaimana memposisikan Bali bukan hanya sebagai central of tourism tapi wellness dan edukasi. Kami ingin Bali Spirit Festival bisa menjadi filter siapa yang akan datang dan siapa yang diundang,” tegasnya.

Pengunjung pada tahun sebelumnya, didominasi oleh wisatawan asung, terutama asal Australia dan Eropa. Ada pula asal Tiongkok yang membutktikan sudah mulai mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Baca Juga:  BaliSpirit Festival 2025: Merayakan Harmoni Jiwa, Musik, dan Budaya

Dari total kunjungan itu, sekitar 84 persen menginap selama 2 minggu di Bali, dan 20 persen menginap 4 minggu. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di Bali.

“Selama lebih dari 16 tahun, BaliSpirit Festival menjadi tempat bertemunya orang-orang dari seluruh dunia untuk berbagi pengalaman, budaya, dan gaya hidup yang lebih sadar dan sehat,” papar Gunarta bangga. [B/darma]

Related post