Kini, Tiga Mahasiswa PSR UPMI Bali Lulus Tanpa Skripsi: Garap Proyek Inovatif Desain Batik, Seni Lukis, dan Seni Patung

 Kini, Tiga Mahasiswa PSR UPMI Bali Lulus Tanpa Skripsi: Garap Proyek Inovatif Desain Batik, Seni Lukis, dan Seni Patung

Tiga Mahasiswa PSR UPMI Bali ujian TA diawali diplay karya desain batik, seni lukis, dan seni patung/Foto: ist

TIGA mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni Rupa (PSR), Fakultas Bahasa dan Seni Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, bikin kejutan. Mereka melakukan display (penyajian) karya di lantai I Gedung II Kampus UPMI Bali, pada Rabu, 2 Juli 2025.

Aksi mereka benar-benar menarik perhatian dosen dan mahasiswa yang sedang melintas. Ya.., itu karena mereka sedang mengikuti ujian Tugas Akhir (TA) melalui proyek inovatif. Dalam ujian itu, mereka menggarap proyek inovatif desain batik, seni lukis, dan seni patung.

“TA proyek inovatif seni rupa ini merupakan terobosan baru di Prodi PSR yang mulai diterapkan tahun akademik 2024/2025. Ini masih selaras dengan profil lulusan dan capaian pembelajaran lulusan (CPL) Prodi PSR,” kata Ketua Prodi PSR, FBS, UPMI Bali, Ni Putu Laras Purnamasari.

Ketiga mahasiswa itu, yakni Agus Nantika membuat proyek inovatif penciptaan seni lukis bertajuk “Efek Filter Negatif Sebagai Teknik Pewarnaan Seni Lukis Berbasis Teknologi”. Ermila Elvandiah menggarap TA proyek inovatif penciptaan karya seni batik berjudul, “Perancangan Produk Batik Khas Sumbawa Nusa Tenggara Barat”.

Baca Juga:  Pameran ‘Alutsista’: Bangga Terhadap TNI, Edukasi Pengunjung Living World Denpasar

Lalu, I Made Bagus Deva Jaya menggarap TA proyek inovatif penciptaan karya seni patung dengan judul, “Penerapan Teknik Cetak (Casting) Dalam Reproduksi Relif Cili”. Setelah menyajikan karya itu, mereka kemudian diuji oleh dosen penguji dan pembimbing di ruangan.

Setelah menyajikan karya ketiga mahasiswa itu diuji oleh dosen penguji dan pembimbing di ruangan/Foto: ist

Ketiga mahasiswa Prodi PSR ini dinyatakan lulus melalui jalur TA proyek inovatif seni rupa. Dengan begitu, UPMI Bali kembali meluluskan mahasiswa tanpa skripsi, setelah sebelumnya Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah meluluskan dua mahasiswa tanpa skripsi.

Laras Purnamasari menjelaskan, dalam perkuliahan mereka memang mendapatkan mata kuliah seni lukis, desain batik, dan seni patung. Ketiga mahasiswa yang mengambil TA proyek inovatif ini memang sudah punya karya dan sudah biasa berkarya.

Karena itu, Prodi hanya memfasilitasi saja. Meski membuat TA proyek inovatif seni rupa, mereka tetap membuat laporan tugas akhir yang menjelaskan deskripsi karya, proses kreatif penciptaan karya, kendala dan hambatan yang dihadapi selama proses penciptaan dan rencana selanjutnya.

Baca Juga:  UPMI Bali Jadikan Karya Sastra dan Jurnalistik sebagai Tugas Akhir: Ini Langkah Berani dan Maju

“Hanya saja, laporannya lebih sederhana. Sebelumnya, mereka juga tetap mengikuti seminar proposal untuk mendapatkan masukan dari penguji dan pembimbing,” papar Laras Purnamasari senang.

Agus Nantika mengaku, senang diberi kesempatan untuk mengerjakan TA nonskripsi berupa proyek inovatif seni rupa. Dirinya memang lemah dalam menulis skripsi. Namun, dia merasakan kenikmatan dalam melukis. “Saya menawarkan teknik melukis dengan efek filter negatif,” ucapnya.

Dekan FBS UPMI Bali, I Made Sujaya mengungkapkan, untuk tahun akademik 2024/2025, memang baru Prodi PBID dan PSR yang mahasiswanya berminat mengambil TA nonskripsi. “Mudah-mudahan mahasiswa prodi lainnya juga berminat sehingga ada keragaman TA,” paparnya.

Sujaya menjelaskan, TA nonskripsi berupa proyek inovatif atau lainnya merupakan pilihan. Mahasiswa yang memang berminat dan berbakat boleh mengambil TA nonskripsi itu dengan syarat-syarat tertentu. Bahkan, TA nonskripsi bisa dilakukan secara kolaboratif.

Baca Juga:  Pameran Seni Rupa di Teba Kangin Pemanis Menikmati Seni Sambil Mengenal Alat-alat Pertanian Tempo Dulu

Sujaya mencontohkan kolaborasi antara Prodi PBID dan PSR. Mahasiswa PBID membuat karya sastranya, mahasiswa PSR membuat ilustrasinya. Lalu mereka membuat laporan TA masing-masing sesuai bidang ilmu prodinya. Nanti saat ujian, karya mereka disajikan bersama-sama.

Bisa juga kolaborasi Prodi PBID dan Pendidikan Sendratasik. Mahasiswa PBID membuat naskah drama, mahasiswa Prodi Sendratasik menggarap pertunjukan dramanya. Ini akan menarik dan memantik gairah kreatif berkarya di kalangan mahasiswa.

“TA proyek karya sastra yang dibuat mahasiswa PBID, Kadek Windari berupa buku Kumpulan cerpen Bapak Berdiri di Ambang Pintu sebetulnya sudah berkolaborasi dengan mahasiswa Prodi PSR. Ilustrasi sampul dan isi buku itu digarap mahasiswa Prodi PSR. Hanya saja, dia sudah lebih dulu mengambil TA skripsi,” beber Sujaya. [B/aya]

Related post