Labyrinth Collective Luncurkan ‘Recombination’ Mahakarya Julius Horsthuis Padukan Seni dan Sains

 Labyrinth Collective Luncurkan ‘Recombination’ Mahakarya Julius Horsthuis Padukan Seni dan Sains

Recombination, mahakarya Julius Horsthuis diputar di Labyrinth Dome, Nuanu Creative City/Foto: ist

RECOMBINATION, pertunjukan yang memadukan antara seni dan sains ini sangat beda. Penonton yang hanya duduk santai dan bisa rebahan, seakan terlibat di dalam tayangan itu. Masuk ke dalam lorong rumit, berliku-liku, hingga terbang jauh hingga luar angkasa.

Itulah mahakarya fulldome terbaru dari seniman fractal visioner Julius Horsthuis diluncurkan oleh Labyrinth Collective di Labyrinth Dome, Nuanu Creative City, Rabu 2 Juli 2025. Pada peluncuran ini memang sangat special, pata penonton disajikan menu dan makanan ringan.

Saat menyaksikan pertujukan ini, kita seakan diajak ke dunia lain. Ketika benda-benda itu bergerak, penonton seakan diajak larut. Terkadang terasa naik berada di ruang-ruang itu, terkadang pula terasa terbang, dan tiba-tiba ngeri seakan ditimpa benda itu.

“Recombination adalah perjalanan hipnotis ke dalam arsitektur tersembunyi semesta, memadukan presisi matematika dengan kedalaman emosional melalui visual fractal yang memukau dan soundtrack yang epic,” kata Julius usai penayangan Recombination itu.

Baca Juga:  Anak-anak dan Remaja Menari-nari Ketika Lomba Baleganjur di Festival Seni Budaya Badung

Pertunjukan yang revolusioner ini benar-benar mengajak penonton dalam perjalanan imersif melalui musik, ruang, dan matematika. Apalagi, ditampilkan dengan kejernihan yang memukau di dalam kubah.

Pertunjukan ini sekadar menjadi penonton pasif menjadi terlibat secara menyeluruh, mengeksplorasi bagaimana ruang, cerita, dan teknologi dapat mengubah cara kita menikmati seni serta menciptakan perspektif baru untuk menghargai apa yang sudah ada – alam, budaya, dan sesama manusia

“Fitur teknis dari dome itu sendiri — dilengkapi teknologi visual dan suara terbaik — ditambah dengan visi Labyrinth yang menggabungkan teknologi dan seni di tempat, seperti Nuanu, setiap detail dipikirkan secara matang dalam hal lingkungan, budaya, seni, dan identitas lokal,” paparnya.

Julius Horsthuis merupakan sosok terdepan di dunia seni digital imersif. Karyanya dikenal di sinematografi fractal, dan telah tampil di berbagai festival dan institusi global seperti TEDx, Art Basel, dan MUTEK. Ia telah berkolaborasi dengan Android Jones, Beeple, dan Max Cooper.

Baca Juga:  SAMANA Bali: Festival Keluarga Terbesar di Nuanu Creative City

Hal tersebut membuat keputusan untuk hadir dan menjadi bagian dari visi masa depan ini menjadi hal yang mudah. “Recombination akan tayang perdana pada 4 Juli 2025 di Labyrinth Dome, Nuanu Creative City,” sebut Julius dengan nada senang.

Direktur Labyrinth Collective, Rafael Jimenez memaparkan, pertunjukan ini akan diproyeksikan setiap akhir pekan, dari Jumat hingga Minggu, selama periode 3 bulan, dengan dua sesi per hari. Tiket tersedia mulai dari 118K melalui situs web: labyrinth.art.

Bisa jadi, ini adalah kesempatan langka untuk menyaksikan mahakarya yang telah menarik ratusan ribu penonton di seluruh dunia — dan kini untuk pertama kalinya hadir di Asia, dengan Indonesia sebagai negara pilihan sang seniman.

Recombination adalah perjalanan hipnotis ke dalam arsitektur tersembunyi semesta, memadukan presisi matematika dengan kedalaman emosional melalui visual fractal yang memukau dan soundtrack yang epik.

Baca Juga:  Nongkrong Inovatif Bersama Kreatifitas Anak Muda Kota Denpasar

Recombination adalah perjalanan hipnotis ke dalam arsitektur tersembunyi semesta, memadukan presisi matematika dengan kedalaman emosional melalui visual fractal yang memukau dan soundtrack yang epik.

Karya seni ini ditayangkan di seluruh permukaan kubah berdiameter 21 meter secara 360°, pengalaman ini akan membenamkan penonton dalam keajaiban, introspeksi, dan stimulasi indera.

Soundtrack disajikan dalam sistem suara surround 5.1, dikurasi oleh musisi kelas dunia untuk memperkuat kedalaman emosional perjalanan tamu. penonton yang hadir, dapat merasakan alunan musik mengelilingi, selaras sempurna dengan visual, untuk sebuah pengalaman multi-indrawi yang mendalam.

Ini menandai babak baru dalam misi Labyrinth Collective untuk menyatukan seni, teknologi, dan kesadaran. “Kami merasa terhormat menjadi tuan rumah debut Asia dari Recombination karya Julius Horsthuis,” ujar Rafael Jimenez, Direktur Labyrinth Collective.

Baca Juga:  ‘Larasati’: Single Terbaru KIS, Kisahkan Sosok Gadis Bali Cantik Berbalut Kebaya Bali

CEO of Nuanu Creative City, Lev Kroll mengatakan, Recombination mencerminkan apa yang sedang Nuanu lakukan – mencoba menghadirkan pemikir-pemikir terbaik, seniman, dan berbagai pengalaman ke Nuanu untuk menciptakan pengalaman yang unik bagi para tamu.

Pengalaman ini menggabungkan keindahan alam dan kekayaan budaya Bali dengan eksperimen yang berani – mulai dari arsitektur, teknologi, hingga cara kita mengalami sesuatu. Menampilkan karya ini di dalam Labyrinth Dome adalah bagian dari eksperimen yang jauh lebih besar. [B/ana]

Related post